Find Us On Social Media :

Ironi di Tengah Pandemi Covid-19, Ketika Anjuran Mencuci Tangan Menjadi 'Tidak Masuk Akal' di Negara dengan Banyak Wilayahnya yang Hadapi Krisis Air

By Khaerunisa, Senin, 13 April 2020 | 13:56 WIB

(Ilustrasi) Mencuci tangan di tengah krisis air

Baca Juga: Meski Terlihat Konyol Karena Berlari di Samping Mobil Kim Jong Un yang Anti-Peluru, Nyatanya Para Pengawal Ini Berani Mati Demi Sang Diktator

Pada 31 Maret lalu, Kementerian Air India mendesak pemerintah negara bagian untuk menyebarkan pesan yang disetujui oleh para ahli dunia. Yaitu pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik berulang kali sepanjang hari.

UNICEF juga merekomendasikan cuci tangan selama pandemi COVID-19 setelah mengunjungi ruang publik atau menyentuh permukaan di luar rumah, batuk, bersin, menggunakan toilet, atau membuang sampah sebelum dan sesudah makan. Jumlah itu setidaknya 10 kali dalam satu hari.

Namun, menurut Nilanjana Bhowmick dalam tulisannya di National Geographic, bagi India dan banyak negara berkembang, pesan tersebut mengabaikan pertanyaan penting: bagaimana jika Anda tidak memiliki air bersih yang cukup?

Baca Juga: Sudah Mendekati Musim Panas, Benarkah Virus Corona Akan Segera Lenyap Pada Cuaca yang Panas, Ilmuwan Bocorkan Fakta Ini

Bhowmick menyampaikan, di pedesaan India, mencuci tangan adalah suatu kemewahan. Sebab, masing-masing keluarga yang mencuci tangan setidaknya 10 kali dalam satu hari bisa menghabiskan 80 liter air.

Tahun lalu, Chennai, kota terbesar keenam di India, kehabisan air selama musim kemarau yang berkepanjangan. NITI Aayog, sebuah lembaga think tank untuk pemerintah India merilis sebuah laporan krisis air yang sedang berlangsung di sana.

Setidaknya ada 82 persen rumah pedesaan atau 146 juta rumah yang tidak memiliki ledeng air.

Lalu, ada 60 persen rumah tangga di perkotaan yang juga tidak memilikinya.