Kapal Motor Lambelu Menjadi Saksi Perjuangan Hidup dan Mati Saat Seluruh Kapal Dilarang Bersandar ke Pelabuhan NTT, Suasana Mencekam Ketika Penumpang Pilih Meloncat dari Kapal!

May N

Penulis

Intisari-online.com -KM Lambelu dilarang bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Selasa (7/2/2020) karena tiga kru kapal milik Pelni diduga positif Covid-19.

Kapal tersebut tiba di perairan Maumere Kabupaten Sikka pada Senin (6/3/2020) sekitar pukul 02.30 Wita.

Mereka membawa 233 penumpang termasuk anak buah kapal (ABK) dari Tarakan, Kalimantan Timur.

Tiga orang yang terindikasi Covid-19 adalah satu petugas kantin dan dua orang ABK kapal.

Baca Juga: Usahanya Tak Jelas, Kim Jong-Un Ternyata Punya Kekayaan Rp70 Triliun Tapi Pengeluarannya Mencapai 112 Triliun, Mata-mata Ungkap Fakta Mengejutkan Sumber Kekayaanya

Mereka menjalani rapid test virus corona baru yang dilakukan saat kapal lego jangkar tak jauh dari Dermaga Lorens Say, Maumere, Kabupaten Sikka.

Setelah rapid test dilakukan, petugas medis langsung mengambil cairan tenggorokan tiga orang yang terindikasi Covid-19.

Rencananya spesimen akan dikirim ke Makassar karena kapal dan tiga orang tersebut akan kembali ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Melansir dari akun instagram @lambe_turah, tiba-tiba ada larangan berlabuh oleh Pemerintah Kabupaten Sikka.

Baca Juga: Temuan Gejala Corona Lagi, Rumah Sakit di Amerika Serikat Laporkan Gejala Baru Covid-19: Laporan Tidak Sesuai Gambaran Gejala Umum

Pasalnya di NTT memang belum ada kasus positif Corona sampai saat ini.

Keputusan pemda melarang kapal berlabuh hanya untuk memperkecil peluang masuknya virus Corona ke wilayah mereka.

Namun, larangan tersebut membuat para penumpang di KM Lambelu histeris dan panik.

Mereka berkumpul di dek kapal dan berteriak memohon agar pemerintah setempat mengizinkan KM Lambelu bersandar.

Baca Juga: Oleskan Masker Bayam dan Madu ke Wajah Selama 30 Menit Secara Rutin, Dapatkan Kulit Wajah Bebas Jerawat hingga Menjadi Cerah!

Kemudian, keadaan menjadi tidak terkendali saat lima penumpang yang menggunakan jaket pelampung melompat ke laut da berusaha berenang ke daratan.

Kepanikan penumpang terekam dalam video tersebut.

Melihat yang melompat semakin banyak, banyak penumpang di atas kapal segera berteriak histeris.

Kondisinya mencekam, bagaikan keluar dari kandang singa dan masuk ke mulut buaya.

Baca Juga: Mabuk Bersama 3 Wanita di Tengah Corona, Anggota DPRD Ini Bawa Mobil Ugal-ugalan dan Hampir Celakai Anggota TNI

Akhirnya, melihat lima penumpang melompat ke laut, Pemerintah Kabupaten Sikka mengizinkan KM Lambelu bersandar.

Namun ada syarat yang harus dipenuhi mereka.

Setelah tahu mereka diizinkan bersandar, lima penumpang yang lompat tersebut berenang kembali ke kapal.

Mereka pun selamat.

Baca Juga: Keberhasilan Asia Timur Bisa Dijadikan Acuan Melawan Coronavirus, Profesor ini Ungkap Tiga Rahasia Mereka

Selasa malam, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengizinkan kapal tersebut bersandar karena alasan kemanusiaan.

Keputusan itu diambil setelah Roberto dan Forkompida Sikka bernegosiasi dengan para penumpang di atas kapal.

"Keputusan ini sebagai pertimbangan kemanusiaan. Meskipun dalam kapal sudah ada yang teridentifikasi Covid-19. Sekarang kapal akan bersandar di pelabuhan," kata bupati, Selasa malam.

Roberto mengatakan awalnya Pemerintah Sikka telah meminta kapal dan para penumpang kembali ke Makassar.

Baca Juga: Meningitis Rengut Nyawa Glenn Fredly: Seorang Pria yang Selamat Dari Mengingitis Ungkap Tak Sadar Miliki Penyakit Ini Gejalannya Seperti Flu Biasa Tapi Bisa Membunuh dalam Beberapa Jam

Namun Dinas Perhuhungan Provinsi NTT melalui edarannya tetap mengizinkan KM Lamvelu bersandar di pelabuhan.

"Ini salahnya kan, kita sudah peringati dari awal. Surati jangan masuk karena di atas kapal itu ada orang positif Covid-19. Tetapi Pelni dan Dishub Provinsi anggap enteng ini," ungkap Roberto, Selasa (7/4/2020).

Berdasarkan hasil rapid test, tiga kru kapal terindikasi positif dari sampel 25 orang.

"Saat begini, mana dinas provinsi. Dia yang mengizinkan orang masuk, atau mau bunuh kita di sini?" sambungnya dengan nada kesal.

Baca Juga: Menyerang Glen Fredly, Inilah Beberapa Gejala Meningitis atau Radang Selaput Otak Anak yang Jarang Disadari

Setelah peristiwa loncatnya penumpang ke laut, akhirnya Pemka Sikka pun menyiapkan petugas medis serta ruang karantina massal di Gedung Sikka Convention Center dan rumah jabatan bupati.

Ruang karantina itu hanya digunakan warga yang berasal dari Sikka.

Penumpang perempuan asal Sikka sebanyak 40 orang akan dikarantina di rumah jabatan bupati.

Sedangkan 93 penumpang laki-laki asal Sikka akan dikarantina di Gedung Sikka Convention Center.

Baca Juga: Padahal Menikah Baru 3 Menit, Mempelai Wanita Buru-buru Gugat Cerai Karena Suaminya Lakukan Hal Konyol Ini

Menurut Roberto, ratusan warga Sikka tersebut akan dikarantina terpusat karena sebelumnya berada di daerah yang sudah terpapar virus corona.

Saat turun dari kapal para penumpang menjalani pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas medis setempat.

Sementara, penumpang dari Kabupaten Nagekeo, Ende, dan Flores Timur tetap di kapal menunggu dijemput pemkab masing-masing.

"Kapal kami sadarkan, para penumpang tidak boleh turun sebelum tim kesehatan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan rekomendasi," kata Roberto.

Baca Juga: Dikira Hanya Ruam Popok, Siapa Sangka Bayi Ini Idap Meningitis Seperti yang Diderita Glenn Fredly, dan Langsung Meninggal

Pemkab Nagekeo akan menjemput seluruh penumpang asal Nagekeo yang berada di KM Lambelu.

Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do dilansir dari Kompas.com, Rabu (8/4/2020) mengatakan pihaknya telah menyiapkan kendaraan untuk menjemput warga Nageko di KM Lambelu.

Petugas yang menjemput sudah berangkat pada Selasa malam. Yohanes mengatakan penjemputan warga akan dilakukan sesuai protokol Covid.

Setelah dijemput, para penumpang akan diarahkan ke Kota Mbay untuk pemeriksaan kesehatan dan suhu tubuh oleh tim medis.

Baca Juga: Diciduk Polisi saat Masih Pakai Setelan Jas dan Gaun Pengantin, Pasangan Ini Menikah dan Masuk Penjara di Hari yang Sama karena Langgar Aturan di Tengah Pandemi Covid-19

Ia menyebut pihaknya belum menyiapkan karantina karena APD untuk Satgas Covid-19 dan alat rapid test masih terbatas.

Pemeriksaaan thermo gun akan dilakukan saat penumpang tiba di Kota Mbay.

Setelah diperiksa, pemda akan mengimbau para penumpang melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Sementara itu Pemerintah Kabupaten Flores Timur telah mengirimkan 3 unit bus dan beberapa orang dari tim Satuan Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 untuk menjemput 22 penumpang yang masih tertahan di Maumere.

Baca Juga: Terlalu Menyukai Mobilnya yang Bekas dan Rusak, Pria Ini Dimakamkan Bersama Mobil Kesayangannya dalam Posisi Sedang Mengemudi

"Kami sudah mengutus beberapa anggota Satuan Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 ke Maumere untuk bersama Satgas Kabupaten Sikka melakukan pengamanan terhadap 22 penumpang asal Flores Timur," ujar Bupati Flores Timur, Anton Hadjon, dilansir dari Kompas.com Rabu siang.

Anton mengungkapkan, pemkab dan masyarakat Flotim tidak bisa menolak para penumpang KM Lambelu asal Flotim.

Anton juga mengucapkan terima kasih kepada para perantau asal Flores Timur yang memilih untuk tidak pulang ke daerah.

"Jika dilihat dari jumlahnya, saat ini sudah semakin menurun. Terima kasih untuk pengertian kita semua," ungkap Anton.

Baca Juga: Ini Cara Mencegah Penularan Meningitis, Khususnya pada Anak, Kunci Utamanya Tetap Sama dengan Pencegahan Corona

Pemerintah Kabupaten Ende, NTT, juga mengirim tim untuk menjemput para penumpang dari daerah itu yang masih tertahan di KM Lambelu di Pelabuhan Lorens Say Maumere.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Ende, Muna Fatma mengatakan jika tiba di Ende, pemerintah akan memberlakukan para warga yang pulang itu sesuai dengan protokoler yang berlaku.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait