Find Us On Social Media :

Padahal Jumlah Kasus Corona Sudah Capai 60.500, Tapi Komandan Militer Iran Sebut Trump Lebih Berbahaya dari Virus Corona, Kok Bisa?

By Tatik Ariyani, Rabu, 8 April 2020 | 10:09 WIB

Jumlah kematian akibat virus corona di Iran capai 1.135 kasus.

Intisari-Online.com - Jumlah kasus Covid-19 di Iran sangat tinggi mencapai 60.500 kasus, dengan 3.739 korban meninggal dan 24.236 pasien sembuh menurut data dari Johns Hopkins University.

Ali Shamkhani seorang komandan militer senior Iran menyebut Presiden Donald Trump adalah ancaman yang lebih besar bagi Iran daripada virus corona.

Ia merujuk pada Amerika Serikat ( AS) yang memblokir upaya Teheran untuk mendapat pinjaman dana dari International Monetary Fund (IMF), dalam upaya menangani Covid-19.

Ali Shamkhani yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Minggu (5/4/2020) mengatakan, tekanan AS terhadap Teheran sama dengan "kejahatan terhadap kemanusiaan."

Baca Juga: Cek Kesehatan Gratis hingga Dapat 1 Kotak Penuh Makanan, Beginilah Perlakukan Pemerintah Korsel ke Warga Asing Selama Pandemi Virus Corona, 'Tinggal Lapor, 30 Menit Kemudian dapat Paket Makanan'

Demikian pernyataannya yang dikutip oleh kantor berita Tasnim.

Iran mengajukan pinjaman ke IMF sebesar 5 miliar dollar AS (sekitar Rp 80,68 triliun) pada Maret.

Ini adalah pengajuan pertama mereka sejak 1962 saat meminta dana dari badan keuangan yang berbasis di Washington DC dan diawasi oleh PBB tersebut.

IMF telah mengumumkan ada serangkaian dana pinjaman darurat untuk negara-negara termasuk India, Pakistan, dan Afghanistan, tapi tidak untuk Iran.

Shamkhani mengecam keputusan itu.

Baca Juga: Polisi Tertawa, Pria Ini Tanya Izin Temui Dua Istrinya Saat Jam Malam di Tengah Wabah Corona

Di Twitternya selain menuliskannya sebagai kejahatan terhadap manusia, dia juga menyebut Trump lebih berbahaya dari virus corona.

Dilansir dari Newsweek, dia merujuk pada dugaan langkah tersebut sebagai bukti "permusuhan sang presiden terhadap Iran".

Kemudian menurut Radio Farda, belum jelas apakah pengajuan pinjaman Iran telah diblokir atau belum diputuskan oleh IMF.

Baca Juga: Biasanya Bikin Onar dan Menebar Teror Ke Masyarakat, Perilaku Geng Narkoba Meksiko Berubah Total Semanjak Wabah Covid-19 Merek Justru Lakukan Aksi Kemanusiaan Ini

Iran telah di-blacklist oleh Financial Action Task Force, organisasi internasional anti-pencucian uang dan anti-terorisme.

Sebab Teheran dinilai telah lama mendanai, melatih, dan mengarahkan milisi dan kelompok teroris di seluruh Timur Tengah.

Ada kekhawatiran bahwa dana tambahan atau pelonggaran sanksi keuangan dapat memungkinkan rezim menyalurkan lebih banyak uang untuk operasi tersebut.

Meski demikian, Uni Eropa mengatakan akan mendukung pengajuan dana Iran ke IMF.

Uni Eropa telah mengambil pendekatan yang lebih diplomatis ke Iran dibandingkan Trump, dan tetap ambil bagian dalam Rencana Aksi Bersama Komprehensif.

Uni Eropa juga mengatakan akan mendukung permohonan pinjaman dana IMF dari Venezuela, meski tekanan AS meningkat pada rezim Presiden Nicolas Maduro dan dakwaan terhadap pemimpin itu.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Tanda Tubuh Kelebihan Gula, Waspadai Bila Anda Merasa Lelah Sepanjang Waktu

Iran telah berulang kali meminta Washington DC untuk mencabut sanksi terhadap Teheran, agar bisa menangani virus corona.

Para petinggi Negeri "Uncle Sam" menolaknya, menekankan ada celah jika mencabut sanksi itu.

Lalu Iran berpendapat, sanksi keuangan berarti hanya sedikit perusahaan yang mau mengambil risiko menjalin bisnis dengan Teheran, karena takut akan terjadi pelanggaran terhadap AS.

Para pejabat Iran pun turut mendukung China dalam perang kata-kata antara Washington DC dan Beijing, mengenai siapa yang bertanggung jawab atas wabah di AS.

AS saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi yakni 337.933, dengan 9.653 korban meninggal dan 17.582 pasien sembuh.

Aditya Jaya Iswara

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Komandan Militer Iran: Trump Lebih Berbahaya dari Virus Corona"