Berlin Meradang, Kapal Pesanan 200 Ribu Masker dari China Justru Dibajak Amerika, 'Kami Siap Kerahkan Militer!'

May N

Penulis

pesan 200 ribu masker dari China, justru tidak segera sampai ke Berlin, membuat mereka murka dan siap kerahkan militer

Intisari-online.com -Setelah pandemi Covid-19 merambah hampir semua negara, permintaan masker pun meningkat.

Masker medis berupa masker bedah dan masker N95 adalah dua jenis masker yang saat ini sudah langka.

Sebagai bagian dari APD (alat pelindung diri), kedua masker tersebut memang diperlukan oleh dokter dan tenaga medis yang bekerja melawan pandemi virus Corona.

Dilaporkan melalui South China Morning Post, siapa sangka haya karena urusan masker kedua negara ini sampai hampir rebutan!

Baca Juga: Karena 'Amplop dari Tamu Undangan adalah Kunci Balik Modal', Tentang Kapolsek Kembangan yang Dipecat dan Mereka yang Pesta Pernikahannya Dibubarkan karena Wabah Corona

Di seluruh dunia, lebih dari 1,2 juta jiwa telah terinfeksi dengan Sars-CoV-2 dan angka kematian hampir mencapai 69 ribu umat.

Pemerintah kota Berlin telah sepakat meminta militer Jerman untuk mengamankan transportasi yang membawa masker bedah dan APD lain setelah konflik yang membuat mereka geram setengah mati.

Mereka sebelumnya telah memesan 200 ribu masker, tetapi kapal yang membawa masker tersebut menghilang.

Kini hilangnya pesanan 200 ribu masker tersebut sedang diusut oleh polisi Jerman.

Baca Juga: Kabur dari Rumah Sakit Setelah Positif Covid-19, Wanita Ini Malah Lakukan Hal Berbahaya yang Bisa Bikin para Polisi yang Menangkapnya Tertular Virus Corona

Pasukan militer Jerman, Bundeswehr, akhirnya ikut angkat bicara.

Melalui juru bicaranya, mereka mengkonfirmasi jika ada permintaan tersebut.

Permintaan dari pemerintah Berlin tersebut segera mereka pelajari setelah Menteri Kesehatan jerman Dilek Kalayci mengatakan pada Minggu (5/4/2020) bahwa Berlin sangat memerlukan bantuan Bundeswehr untuk membawakan suplai medis ke kota terbesar di Jerman.

Menteri Dalam Negeri Andreas Geisel sementara itu mengkritik Amerika sebagai pihak yang melakukan pembajakan kapal tersebut.

Baca Juga: Jangan Dilakukan Lagi, 7 Kebiasaan Sepele Saat Mandi Ini Ternyata Dapat Membahayakan Kesehatan Anda, Apa Saja?

Ia menghujat Amerika pada Jumat (2/4/2020), mengatakan jika 200 ribu masker FFP2 yang dibuat oleh perusahaan Amerika di China, 3M, telah disita di bandara Bangkok dengan 'metode Barat yang liar'.

Ia meneruskan, pengalih perhatian yag dilakukan Amerika merupakan "aksi pembajakan modern. Ini bukan cara yang benar dalam memperlakukan mitra".

Meski komentar tersebut kemudian ditarik kembali, pemerintah kota Berlin mengatakan mereka sedang menginvestigasi hilangnya masker tersebut.

Kritik yang sama muncul dari Perancis yang pemerintahnya menuduh oknum Amerika membayar harga lebih mahal untuk mengamankan pesanan masker yang sebelumnya telah dibayar Perancis.

Baca Juga: Kalau Kim Jong Un Digulingkan, Inilah Sosok Orang yang Akan Menggantikannya

Kedutaan Besar Amerika di Paris menampik tuduhan tersebut sebagai "hal yang sangat salah".

Kini, Kalayci sebagai Menteri Kesehatan Jerman mengatakan, "kami telah membuat permintaan resmi kepada Bundeswehr untuk bantuan mereka."

Hal tersebut dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian ke mana hilangnya pesanan mereka dari China tersebut.

"Aku telah membuat perjanjian dengan Menteri Pertahanan agar Bundeswehr mengambil alih transportasi dan terbangkan APD ke Berlin."

Baca Juga: Baru Datang dari Provinsi yang Kasus Virus Coronanya Tertinggi se-Indonesia, Eva Yolanda Malah Disambut Ribuan Orang di Kampung Halamannya

Bundeswehr sendiri telah terlibat dalam membantu membawakan suplai medis di seluruh Jerman dalam kondisi darurat.

Namun mereka belum pernah terlibat dalam misi transportasi ke atau dari luar negeri.

Secara umum, Bundeswehr tidak pernah membawa senjata apapun dalam misi mereka.

Pihak Jerman sendiri menekankan jika Bundeswehr enggan untuk terlibat dalam memindahkan material di rute yang dilewati oleh pesawat komersial.

Baca Juga: Kejam dan Suka Keluarkan Kebijakan Aneh, Rupanya Hati Kim Jong Un Takluk oleh Sosok Perempuan Korut yang Catik Ini

Pasalnya mereka tidak ingin berkompetisi dengan penerbangan komersial.

"Pilihan komersial dan sipil harus dipilih terlebih dahulu," ujar juru bicara Bundeswehr melansir dari South China Morning Post.

"Bundeswehr akan menahan diri selama mungkin dan akan bergerak saat tidak ada pilihan lain sebagai mode transportasi."

Jerman telah menghadapi krisis dengan lebih dari 95 ribu warga terinfeksi Covid-19 dan 1.447 warga meninggal dunia.

Baca Juga: Sama-sama Lockdown, Ini Bedanya Cara China dan Negara Lain Atasi Virus Corona, Kalau Tidak Lockdown? Cara Korea Selatan yang Paling Baik!

Sementara itu Walikota Berlin Michael Mueller yang telah mengkritik Amerika sebagai 'pihak tidak bertanggung jawab' pada Jumat, kemudian mengumumkan jika dua juta masker dan 300 ribu APD dari China telah sampai ke Berlin pada hari Minggu.

Mueller mendapat kritik keras dari pimpinan partai oposisi Jerman, yaitu partai Demokrat Kristen konservatif.

Burkhard Dregger menuduh Mueller telah 'dengan bebas menyebarkan informasi palsu ke publik' terkait keberadaan masker yang hilang.

"Pemerintah mencari kambing hitam dan berusaha menutupi ketidakmampuan mereka dalam menyediakan APD yang cukup bagi semua orang," ujar Dregger.

Baca Juga: Catat! Hari Ini Pelanggan Sudah Bisa Lakukan Klaim Token Listrik Gratis via WhatsApp

Jerman telah menyuarakan kepada siapa saja untuk menggunakan masker baru-baru ini.

Terutama setelah Badan Penanggulangan Penyakit Robert Koch Institute mengubah rekomendasi mereka untuk para warga menggunakan masker kain saat di publik.

Kepala Robert Koch Institute, Lothar Wieler menyebut, "masker dapat melindungi orang lain tetapi tidak melindungi pemakainya.

"Kita perlu memahami itu."

Baca Juga: Niat Jaga Jarak Buyar Gara-gara Antre di Kasir Minimarket? Coba Terobosan dari Alfamart Ini, Bisa Belanja dari Rumah

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait