Ilmuwan Ungkapkan Lockdown Virus Corona Mengubah Cara Bumi Bergerak, Bagaimana Bisa?

May N

Penulis

Denyut seismik setelah kebijakan lockdown dilakukan. Garis hijau tunjukkan denyut seismik setelah lockdown dan garis hitam tunjukkan denyut seismik saat libur Natal

Intisari-online.com -Pandemi global Covid-19 yang diciptakan oleh virus Corona jenis baru atau Sars-CoV-2 telah membuat banyak negara mengkarantina rakyatnya.

Mereka menyuruh warga untuk tetap di rumah dan tidak lakukan aktivitas bekerja atau sekolah seperti biasa.

Banyak toko tutup, industri kecil gulung tikar dan sebagian besar warga yang masih bekerja bekerja dari rumah.

Namun pandemi sakit pernapasan ini tidak hanya ciptakan hal itu saja.

Baca Juga: Demi Rawat Jasad Ayah dan Kakeknya, Kim Jong Un Minta Uang Sebesar Rp5,6 Miliar ke Rakyat Korut, 'Sungguh Ide yang Menggelikan'

Karena bumi seperti beristirahat, polusi udara menurun drastis, mengurangi emisi gas rumah kaca.

Hal ini karena tidak ada pesawat yang terbang, tidak ada kapal yang berlayar dan tidak ada kendaraan pribadi yang berlalu lalang di jalan.

Jalanan sepi dan polusi udara menurun.

Anda semua pun merasakan dampak ini tidak langsung, tangan Anda lebih bersih karena senantiasa cuci tangan.

Baca Juga: Kontras dengan Kehidupan Penduduknya yang Miskin dan Sering Kelaparan, Nyatanya Rumah Kim Jong Un Terlihat Bak Istana, Begini Penampakannya

Namun dampak dan pengaruh pandemi Covid-19 tidak berhenti di situ saja.

Sampai saat ini, ada penelitian yang baru dirilis tunjukkan jika wabah ini telah mengubah cara bumi bergerak.

Peneliti dari Royal Observatory, Belgia melaporkan penurunan denyut seismik bumi, yaitu dengung getaran di kerak bumi.

Tim percaya bahwa ini bisa menjadi akibat dari lockdown di kota-kota besar, yang menyebabkan jaringan transportasi dan aktivitas manusia ditutup.

Baca Juga: Awalnya Diimingi Uang Rp700 Ribu, Driver Ojol Ini Ditipu Usai Antarkan Penumpang dengan Jarak 230 Km Hanya Ditinggali Sendal, Namun Setelah Itu Justru Mendapat Berkah Ini

Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan seismometer untuk menganalisis pergerakan Bumi.

Analisis mereka menunjukkan jika denyut seismik di Brussels, Belgia, telah turun menjadi sepertiga nilai denyut seismik yang biasa sejak lockdown akibat virus Corona telah dilakukan.

Thomas Lecocq, pimpinan penelitian tersebut menyebut dalam twitternya: "Rata-rata denyut seismik saat ini 33% lebih rendah daripada sebelum pengukuran #StayHomeBelgium dilakukan."

Baca Juga: Laporkan 0 Kasus Baru dan 0 Kematian, Ini Cara Pemerintah Vietnam Lawan Virus Corona, Bisa Jadi Pelajaran Buat Indonesia

Hal yang sama juga ditemukan ilmuwan di California Institute of Technology, bahwa kondisi tersebut juga terjadi di Los Angeles, California.

Celeste Labedz, yang bekerja dalam studi tersebut mengungkapkan hasilnya lewat tweet.

Ia menulis: "ini adalah denyut seismik biasa dari stasiun Los Angeles bulan lalu; penurunannya sangat banyak."

Selanjutnya, peneliti berharap penurunan denyut seismik bumi ini dapat meningkatkan sensitifitas detektor terhadap gelombang alami.

Baca Juga: Sekarang Sampai Ancam Tembaki Warganya karena Ketakutan Hadapi Corona, Kim Jong-Un Ternyata Pernah Klaim Berhasil Ciptakan Obat Penyakit-penyakit Mematikan Seperti SARS dan AIDS

Thomas mengatakan, "ada kesempatan besar ini dapat menuntun ke pengukuran yang lebih baik."

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait