Klakson dan Lampu Merah Kompak Menyala, Semua Warga Membisu, Inilah 3 Menit Penuh Kepiluan Mengenang para 'Martir' Virus Corona di China

May N

Penulis

Klakson dan lampu merah kompak menyala bersamaan, warga berkumpul di jalan dan membisu hormati mengenang para martir virus Corona

Intisari-online.com -Tidak terasa telah lima bulan berlalu sejak wabah virus Corona menyebar di China.

China menjadi negara yang pertama kali terkena dampak mengerikan dari virus Corona baru.

Kini, warga China telah umumkan hari Sabtu ini sebagai hari penghormatan para 'martir' virus Corona.

Martir, sebutan bagi mereka yang gugur di zona perang.

Baca Juga: Dianggap Konyol Karena Berlari di Samping Mobilnya, Nyatanya Ada Siksaan Tak Manusiawi yang Harus Pengawal Kim Jong Un Jalani Saat Latihan, Termasuk Pencucian Otak

Nyatanya, virus Corona telah ciptakan perang kemanusiaan yang terasa sangat nyata bagi rakyat China.

Oleh sebab itu, julukan martir pantas bagi mereka yang meninggal karena penyakit Covid-19.

Pada pukul 10:00 pagi waktu setempat (9:00 pagi WIB), rakyat berdiri dalam rangka mengenang 3300 warga yang telah meninggal.

Mereka berdiri dalam waktu tiga menit dalam upacara penghormatan yang khidmat.

Baca Juga: Hadapi Corona: Tidak Hanya Vitamin C, Ini 5 Nutrisi yang Bisa Bantu Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Melawan Virus Corona

Tidak hanya itu, mobil, kereta dan kapal membunyikan klakson mereka.

Sirene berdering dengan kencang dan semua warga membisu, mendoakan rekan dan kawan mereka yang telah lebih dahulu meninggal.

Seperti kita ketahui, kasus pertama virus Corona dideteksi di kota Wuhan, China, provinsi Hubei, akhir tahun silam.

Sejak saat itu virus tersebut telah menyapu seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari satu juta jiwa.

Baca Juga: BMKG Buktikan Bahwa Indonesia Sebenarnya Punya Modal Kuat untuk Hadapi Corona, Tapi Semuanya Seolah Jadi Sia-sia karena Hal Ini

Lebih dari 181 negara telah terkena virus Corona, dan 60 ribu jiwa melayang akibat penyakit yang ia sebabkan di tubuh manusia.

Di Wuhan, semua lampu merah secara kompak menyala pada pukul 10:00 tepat.

Semua mobil dan kendaraan berhenti kemudian menyalakan klakson mereka.

Pemerintah China menyebut acara ini sebagai cara membayar rasa hormat kepada para pekerja medis yang meninggal melawan virus Corona.

Baca Juga: Jadi Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Indonesia dengan 1.028 Kasus, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Punya Kabar Baik untuk Warganya, Apa Itu?

Tercatat total 14 petugas medis telah meninggal menyelesaikan tugas terakhir mereka sebagai penolong sesama umat manusia.

Salah satunya adalah Li Wenliang, dokter di Wuhan yang meninggal karena Covid-19.

Li Wenliang telah peringatkan semua orang, terutama pemerintah, untuk ingatkan orang lain tentang penyakit ini.

Seorang perawat mengatakan kepada AFP, "Aku merasakan duka yang sangat dalam mengingat rekan dan pasien yang telah meninggal.

Baca Juga: Tembus 1 Juta Kasus, Ini 5 Negara dengan Jumlah Kasus Positif Virus Corona Terbanyak di Dunia, China Tidak Masuk!

"Kuharap mereka beristirahat dengan tenang di surga."

Xi Jinping turut serta bersama anggota dewan pemerintah lainnya.

Ia terlihat mengenakan bunga putih yang tersemat di dadanya.

Sabtu ini dipilih menjadi hari berduka karena bertepatan dengan festival tahunan Qingming.

Baca Juga: Tak Hanya Demam dan Batuk, Pasien di Balikpapan Ini Juga Alami Gejala Baru Virus Corona, 'Saya Tidak Bisa Cium Bau Apa-apa'

Festival tersebut dilakukan para keluarga China untuk mengenang leluhur mereka.

China pertama kali umumkan ke WHO mengenai kasus pneumonia sejak 31 Desember silam.

Pada 18 Januari, jumlah kasus yang terkonfirmasi telah naik menjadi 60, tetapi ahli sebutkan angka yang benar mendekati 1700.

Dua hari kemudian, saat jutaan warga bersiap pergi rayakan hari raya Imlek, jumlah kasus meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari 200.

Baca Juga: Berbuntut Panjang, Resepsi Kompol Fachrul Tak Hanya Membuatnya Dicopot dari Jabatan, Jajaran Polri yang Hadir Juga Berpotensi Kena Getahnya Termasuk Sosok Petinggi Ini

Virus terdeteksi di Beijing, Shanghai dan Shenzhen.

Sejak saat itu, virus mulai menyebar dengan cepat ke Asia dan Eropa.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait