Tingkah Bung Karno Bikin Fatmawati Terkejut Bukan Kepalang, Hendak Diajak Curhat Justru Wanita Tersebut Malah 'Ditembak' dengan Pernyataan Cinta

May N

Penulis

Intisari-online.com -Fatmawati, salah satu istri Soekarno, bertemu dengan sosok Presiden pertama RI tersebut pada tahun 1938 silam.

Saat itu, orangtuanya, Hassan Din dan Siti Chadijah, berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno di Anggut, Bengkulu.

Kala itu Fatmawati mengenakan baju kurung merah hati dan kerudung kuning dengan hiasan bordir.

Ia kelihatan cantik sekali. Sukarno pun langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Baca Juga: Nekat Gelar Resepsi, Pernikahan yang Hanya Berlangsung Beberapa Jam ini Langsung Jadi Pusat Penyebaran Virus Corona Sampai 37 Tamu Undangan Kena Petaka Positif Covid-19

Fatmawati yang seumuran dengan Ratna Djuami, anak angkat Sukarno, ingin melanjutkan sekolah di RK Volkshool, Bengkulu.

Hassan Din pun menitipkan putrinya itu ke Sukarno.

Maka sejak itu Fatmawati tinggal sekamar dengan Ratna.

Oleh Sukarno, Fatmawati diperlakukan sama dengan Ratna.

Baca Juga: Berhasil Sembuh dari Corona, Pria Ini Ceritakan Sedihnya Menyaksikan Dua Orang yang Bersamanya Perlahan Meninggal Karena Virus Tersebut

Keduanya dibelikan sepeda oleh Sukarno agar bisa bersama-sama ke sekolah, begitu juga dengan perlengkapan lainnya.

Seiring watku, Fatmawati semakin akrab dengan keluarga barunya itu, lebih-lebih dengan Si Bung Besar.

Hingga suatu hari, Fatmawati mendapat kabar bahwa ada seorang pemuda hendak melamarnya.

Menanggapi hal itu, Hassan Din menyarankan Fatmawati agar meminta nasihat Sukarno.

Baca Juga: 'Tak Ada yang Pantas Dapatkan Kematian Semengerikan Ini', Kisah Sebuah Desa Indah yang Diselimuti 'Awan Hitam Corona' dengan Pemakaman yang Bisu

Maklum Sukarno akrab dengan orangtua pemudi tersebut, yang merupakan seorang Wedana di Bengkulu.

“Pak, Fat ingin minta pendapat Bapak serta pandangan Bapak tentang seorang pemuda yang ingin meminangku. Bagaimanakah sifat dan tingkah laku pemuda itu sehari-hari?” kata Fat seperti terungkap dalam buku Fatmawati, Catatan Kecil Bersama Bung Karno.

Sukarno lantas terdiam. Ia menundukkan kepala di atas meja selama beberapa menit.

Fatmawati yang bingung atas reaksi itu memberanikan diri bertanya, apakah Bung Karno sedang sakit.

Baca Juga: Resmi Positif Covid-19, Pangeran Charles Langsung Isolasi Dirinya di Daerah ini, Sementara Bagaimana Dengan Sang Ratu Inggris?

Sukarno lalu mengangkat kepala, matanya berkaca-kaca.

“Begini, Fat. Sebenarnya aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama aku bertemu denganmu, waktu kau pertama kali ke rumahku dahulu pertama kali.

"Saat itu kau terlalu muda untuk menerima pernyataan cintaku.

"Oleh sebab itu aku tidak mau mengutarakannya.

Baca Juga: Ramai dan Heboh Tentang Hantavirus, ini yang Perlu Anda Ketahui Tentang Penyebaran dan Gejala yang Ditimbulkan, Justru Tidak Menyebar Lewat Udara

"Nah baru sekarang inilah aku menyatakan cinta padamu, Fat.”

Sukarno kemudian bertanya, “Apakah kau cinta padaku?”

Tentu saja Fatmawati terkejut bukan alang kepalang.

Niatnya ingin minta nasihat, kok malah ditembak dengan pernyataan cinta.

Baca Juga: Menjelang Pencabutan Status Lockdown di Wuhan, Ilmuwan China Sebut Ada 26.000 Kasus Virus Corona Tak Terdeteksi di Daerah Tersebut

Dengan penuh keheranan, ia menjawab.

“Bagaimana Fat cinta pada Bapak?

"Bukankah Bapak mempunyai anak dan istri?”

Sukarno kemudian bercerita, selama 18 tahun menikah dnegan Inggit Garnasih, mereka tidak punya anak.

Baca Juga: Jangan Dibuat Khawatir Hadapi Corona dengan 4 Cara Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Anda, Salah Satunya Konsumsi Nabati

Istri pertamanya pun diceraikan dalam keadaan masih suci.

Ia juga kerap ditanya oleh sang ibunda kapan diberi cucu lelaki, sedangkan kakak perempuannya telah punya empat putra laki-laki.

Lepas dari itu, Fat sebenarnya mencintai Bung Karno.

Namun ia tak mau dipoligami.

Baca Juga: Mencuci Tangan Pakai Sabun Lebih Efektif Menangkal Corona, Ini Penjelasan Ahli tentang Bagaimana Kebiasaan Itu Dapat Membunuh Virus dan Bakteri

“Aku baru akan menyetujui apabila Bung Karno bercerai baik-baik dengan Ibu Inggit.

"Aku tidak dapat menerima poligami.

"Aku tidak akan dimadu,” ujarnya dalam buku Fatmawati Sukarno, The First Lady yang ditulis Arifin Suryo Nugroho.

Inggit pun setali tiga uang. Ia memilih bercerai daripada dimadu.

Baca Juga: Pilu, Ibunda Jokowi Meninggal di Tengah Pandemi Virus Corona dan Suasana Solo yang Tidak Kondusif, Tidak Boleh Ada yang Melayat

Akhirnya, Sukarno mengembalikan Inggit ke rumah orangtuanya di Bandung agar bisa menikahi Fatmawati.

Puisi Bung Karno untuk Fat

Perasaan Sukarno kepada Fat begitu bergelora.

Salah satunya terwujud dalam penggalan puisi romantis yang dipetik dari surat cinta Bung Karno berikut ini:

Baca Juga: Saat Perjuangan Petugas Medis Lawan Covid-19 Justru 'Dibalas' dengan Stigma Negatif, Ini Kata Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Fatma yang menyinarkan cahaya, terangi selalu jalan jiwaku supaya sampai di bahagia raja

Dalam surganya cinta kasihmu, dari ribuan dara di dunia, kumuliakan engkau sebagai dewiku

Kupuja dengan nyanyian mulia, kembang dan setanggi dupa hatiku, engkau menjadi terang di mataku,

Engkau yang akan memungkinkan aku, melanjutkan perjuanganku yang mahadahsyat

Baca Juga: Corona Terus Mewabah, Negara ini Sampai Ubah Gelanggang Es Menjadi Kamar Mayat Sementara Karena Jumlah Kematian Pasien Covid-19 yang Terus Bertambah

Pada 1943, Sukarno sudah kembali ke Jakarta dari pembuangan di Bengkulu. Rasa rindunya kepada Fatmawati terus membuncah.

Namun ia tak bisa pergi menemui pujaan hatinya karena pergerakan nasional sedang panas-panasnya.

Menjelang Juni 1943, Sukarno memutuskan untuk segera menikahi Fatmawati.

Bagaimana mungkin?

Baca Juga: Manfaat Buah Naga Merah Ini 9 Alasan Konsumsi Buah Tropis Berwarna Merah Cerah Menarik Ini, Salah Satunya Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Sukarno di Jakarta sementara Fatma di Bengkulu.

Akhirnya diputuskan bahwa akad nikah dilakukan secara perwakilan.

Nanti setelah kondisi memungkinkan barulah Fatmawati diantarkan ke Jakarta.

Menurut hukum agama, perkawinan dapat dilangsungkan, asal ada pengantin wanita dan wakil mempelai laki-laki.

Baca Juga: Mengenang Kisah Hidup Sujiatmi Ibunda Presiden Jokowi, Perempuan Tangguh yang Pandai Matematika, Menikah Muda hingga Menjadi Sosok Ibu yang Luar Biasa

Maka, Sukarno segera berkirim telegram kepada seorang kawan akrabnya di Bengkulu, Opseter Sardjono.

Melalui telegram, Sukarno meminta temannya itu untuk menjadi wakilnya.

Opseter mengunjungi rumah Fatmawati dan menunjukkan telegram dari Sukarno tersebut.

Orangtua Fatmawati menyetujui gagasan itu. Jadi pengantin wanita dan wakil Sukarno menghadap penghulu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 26 Maret 2020, Taurus Tenangkan Tubuh dan Pikiran dengan Minum Beberapa Gelas Air dan Scorpio Jadwalkan Pijat Bulanan

Pernikahan itu pun dilangsungkan dan keduanya akhirnya terikat tali perkawinan.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Maksud Hati Ingin Curhat eh Fatmawati Malah Ditembak Bung Karno dengan Pernyataan Cinta

Artikel Terkait