Find Us On Social Media :

Tingkat Kematian di Indonesia akibat Corona Kedua Tertinggi di Dunia Setelah Italia, Indonesia Alami Under Diagnosis?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 24 Maret 2020 | 14:27 WIB

Tingkat Kematian di Indonesia akibat Corona Kedua Tertinggi di Bawah Italia, Fatality Rate 2x Dunia

Intisari-Online.com - Tingkat kematian (fatality rate) akibat Virus Corona di Indonesia terbilang cukup tinggi.

Bahkan, tingkat kematian di Indonesia menduduki posisi kedua tertinggi di dunia per Minggu (22/3/2020).

Hal itu diketahui melalui tayangan channel YouTube Talk Show Tv One yang bersumber dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada Minggu, tercatat ada 294.110 kasus positif Virus Corona di dunia.

Baca Juga: Hasil Tes SKD CPNS 2019 Sudah Diumumkan, Tapi Tes SKB Ditunda, 'Jadwal Tergantung Wabah Virus Corona'

Kematian akibat Virus Corona di dunia sekitar 12.944 kasus, sehingga fatality rate-nyahanya sekitar 4,4 persen.

Namun, di beberapa negara tertentu, tingkat kematian bisa mencapai lebih dari empat persen, termasuk Indonesia.

Pada Minggu, tercatat ada 53.578 kasus positif Virus Corona di Italia.

Kematian akibat Virus Corona di Italia sekitar 4.827 kasus, sehingga fatality rate-nya sekitar 9,01 persen.

Baca Juga: Ujian Nasional 2020 Resmi Ditiadakan, Bagaimana Cara Tentukan Kelulusan Siswa?

Tingkat kematian di Italia bahkan lebih dari dua kali tingkat kematian Virus Corona di dunia.

Lalu disusul Indonesia pada Senin (24/3/2020), sudah tercatat ada 579 kasus.

Dari 579 kasus tersebut, sudah ada 49 orang meninggal sehingga fatality rate-nya sekitar 8,46 persen.

Tingkat kematian di Indonesia bahkan lebih tinggi di Iran, di mana negara tersebut sudah berkutat cukup lama dalam masalah Virus Corona dibanding Indonesia.

Baca Juga: Bukan Fatmawati, Dipangkuan Sosok Wanita Inilah Soekarno Habiskan Detik-detik Akhir Hayatnya dan Menghembuskan Napas Terakhir

Pada Minggu, tercatat ada 21.638 kasus positif Virus Corona di Iran,

Kematian akibat Virus Corona di Iran sekitar 1.685 kasus, sehingga fatality rate-nya sekitar 7,78 persen.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Istri Tercantik Bung Karno, Ini Rahasia Ratna Sari Dewi Tetap Awet Muda di Usia 80 Tahun

Selain itu, negara tetangga Indonesia yakni Filipina juga memili tingkat kematian yang cukup tinggi.

Dari 380 kasus per Minggu, sudah ada 25 meninggal sehingga tingkat kematiannya 6,58 persen.

Sehingga, tingkat kematian di Indonesia akibat Virus Corona per minggu berada di peringkat kedua tertinggi di dunia.

Tanggapan Ahli soal Tingkat Kematian yang Tinggi

Baca Juga: Jangan Bandel! Bukan Cuma Hajatan Saja, Ini Kriteria Kerumunan yang Bakal Dibubarkan Polisi!

Melansir Kompas.com pada Kamis (19/3/2020), Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH mengaku tak terkejut.

Panji menduga hal itu terjadi karena kemungkinan Indonesia mengalami under diagnosis atau tak terdeteksi.

Ia mengatakan, jika kasus bergejala ringan banyak ditemukan maka presentase kematian akan menurun.

Kemungkinan, orang-orang yang meninggal itu hanya menampakan gejala Covid-19 yang ringan.

Baca Juga: Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak, Seperti Inilah Kisah Bung Karno di Akhir Masa Kekuasaannya

"Jadi, ada kasus infeksi Covid-19 yang tidak terdeteksi atau terdiagnosis. Mungkin karena sakitnya ringan, mungkin karena RS atau dokternya belum aware kalau itu kemungkinan Covid-19, dan sebab lain."

"Sebagian di antara yang tidak terdiagnosis ini juga mungkin meninggal," ujar Panji saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/3/2020).

Menurut dia, angka kematian yang cukup banyak di Indonesia bukan karena virusnya sangat membahayakan.

Namun, cara mendeteksi atau menemukan penderita covid-19 kurang maksimal.

Baca Juga: 'Aku Masih Muda, Sehat, dan Rajin Olahraga, Enggak Tahu Bagaimana Virus Corona Ini Bisa Ada di Tubuh Aku'

"Jadi proporsi yang meninggal saya rasa enggak setinggi itu. Dengan kata lain, angka kematian tinggi mungkin bukan karena virusnya lebih ganas, tapi kitanya yang kurang 'ganas' mencari orang-orang yang sakit Covid-19," lanjutnya.

Menurut dia, saat ini tak ada angka yang benar-benar dapat dipastikan terkait Virus Corona.

Lalu, ia memprediksi bahwa covid-19 di Indonesia akan tetap meningkat bahkan bisa pesat.

Namun, menurutnya ada tiga faktor untuk menurunkan tingkat kematian covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Warisi Darah Soekarno Sang Proklamator Indonesia, Inilah Sosok Frederik Kiran yang Berparas Bule dan Mulai Beranjak Remaja

Pertama, dia mengungkapkan sebarapa banyak orang lansia yang terjangkit, jika memang banyak maka angka kematian bisa lebih banyak.

"Kalau lansia banyak yang sakit, ya angka kematian bisa tinggi," ungkap dia.

Kedua, seberapa cepat Indonesia bisa mendeteksi orang yang terkena Virus Corona.

Semakin cepat terdeteksi maka semakin kecil kemungkinan tingkat kematian yang tinggi.

Ketiga, faktor seberapa kemampuan sistem kesehatan Indonesia menangani Covid-19.

Baca Juga: PornHub: Malaysia Jadi Negara Asia dengan Kunjungan Terbanyak Selama Lockdwon karena Wabah Corona, Indonesia?

Misalnya, sebagian pasien membutuhkan alat-alat tertentu seperti ventilator maupun ruang ICU yang jumlahnya terbatas.

Jika mereka tidak mendapatkan hal itu, maka tingkat kematian bisa semakin besar. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Tingkat Kematian di Indonesia akibat Corona Kedua Tertinggi di Bawah Italia, Fatality Rate 2x Dunia