Find Us On Social Media :

Sudah Lockdown, Tapi Jumlah Kematian Akibat Virus Corona di Italia Lebih Tinggi dari China, Ada 793 Kematian dalam 1 Hari, Apa Penyebabnya?

By Mentari DP, Senin, 23 Maret 2020 | 09:15 WIB

Virus corona di Italia.

Intisari-Online.com - Secara mengejutkan Italia menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi di dunia akibat virus corona (Covid-19).

Bahkan jumlah itu mengalahkan China.

Dilaporkan jumlah kematian di Italia melonjak 793 orang menjadi 4.825 orang.

Badan Perlindungan Sipil menyebut, jumlah infeksi yang dilaporkan di Italia naik menjadi 53.578 kasus dari 47.021 kasus.

Baca Juga: Tetap Laksanakan Acara Pernikahan, Tamu Datang Pakai 4 Bus, Polisi: Seluruh Tamu Kami Semprot Disinfektan!

Hingga kini, ada 2.857 orang yang dalam perawatan intensif, naik dari 2.655 orang.

Sementara China dalam tiga hari ini melaporkan tidak ada pasien yang meninggal.

Total ada lebih dari 81.000 kasus di China, dengan 3.255 kasus kematian dan 6.013 orang masih menderita penyakit ini.

Apa yang membuat jumlah kematian di Italia lebih tinggi daripada China?

Baca Juga: Disebut Trump Bisa Obati Virus Corona, Banyak Orang Pesan Obat Malaria Ini: Ini Efek Mematikan dari Klorokuin

Pada hari di mana ketika korban pertama di Italia, Adriano Trevisan meninggal dunia i sebuah rumah sakit di Schiavonia, situasi di Italia masih normal seperti biasanya.

Saat itu, kafe-kafe dan bar penuh sesak, tempat-tempat wisata ramai pengunjung, dan kehidupan politik masih sedramatis biasanya.

Seria A tetap berjalan. Di hari itu, Napoli mengalahkan Brescia.

Sementara itu di Milan, Versace menyajikan koleksi gender campuran di Fashion Week.

Kemudian di Roma, lalu lintas masih macet, dan para turis masih melempar koin di Trevi Fountain.

Bahkan warga di selatan Italia, daerah yang lebih miskin dan sistem kesehatan yang lemah, masih terus bersosialisasi dengan tetangga, menikmati barbecue, atau keluar setiap hari untuk membeli makan atau rokok, sambil mengeluh "terkurung" oleh aturan karantina.

Ketika pengumuman lockdown diberlakukan dan anggota militer turun tangan, barulah warga mulai tinggal di rumah untuk karantina.

Masalahnya saat itu, kondisi sudah hampir berada mencapai titik puncak.

Baca Juga: Sebelum Dinyatakan Positif Virus Corona, Andrea Dian Didiagnosis Demam Berdarah: Ini Perbedaan Gejala Demam Berdarah dan Virus Corona

Misal di rumah sakit seperti di Brescia, para dokter, perawat, dan pastor yang memberi ritual, telah meninggal karena wabah virus corona.

Dan di saat yang sama, setiap hari ada saja kasus baru dan kematian.

Penyebab lain terjadi lonjakan kematian tinggi di Italia adalah karena Italia memiliki populasi tertua kedua di dunia.

Sekitar 23,3 persen orang Italia berusia di atas 65 tahun.

Padahal, virus corona diketahui lebih rentan mengancam orang tua atau orang-orang dengan kondisi kesehatan yang lemah.

Dalam hal ini, para lansia lebih rentan dan berisiko terkena virus karena sistem pernapasan yang lebih lemah.

Sementara, anak-anak lebih kebal karena mereka cenderung memiliki paru-paru yang masih baik.

Tapi anak-anak, remaja, dan dewasa muda bisa menjadi 'carrier' atau orang yang menyebarkan virus.

Baca Juga: Stres Saat Bekerja dari Rumah? Ini 3 Hal yang Sebaiknya Kita Lakukan