Golongan darah awalnya ditemukan oleh biologis Austria bernama Karl Landsteiner di tahun 1901, menamainya dengan A, B, AB dan O.
Penemuan tersebut membawa transfusi yang aman dengan kecocokan golongan darah di pasien yang memerlukan.
Dalam suatu populasi golongan darah bisa bervariasi, di Amerika 44 persen populasi memiliki golongan darah O, sedangkan 41 persennya adalah golongan darah A.
Di Wuhan, dengan populasi 11 juta jiwa, 32 persen adalah orang dengan golongan darah O sedangkan golongan darah A sebanyak 34 persen dari warga yang sehat.
Dari para pasien Covid-19 di Wuhan, 38 persen adalah golongan darah A dan 25 persen adalah golongan darah O.
Perbedaan golongan darah telah diteliti untuk penyakit infeksi lain termasuk virus Norwalk, hepatitis B dan SARS.
Gao sebutkan walaupun begitu, para warga tidak perlu panik.
"Jika Anda golongan darah A, bukan berarti Anda bisa terinfeksi 100 persen, dan jika Anda golongan darah O, bukan berarti Anda sangat aman juga dari penyakit ini."
Tetap jangan lupa cuci tangan dan ikuti petunjuk untuk hindari penyakit Covid-19.