Dikarantina 2 Kali Lipat Lebih Lama dari Seharusnya, Inilah 'Hukuman' Bagi Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia yang 'Bandel' Tetap Pergi ke Kawasan Positif Corona Ini

Ade S

Penulis

Intisari-Online.com -Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan negara lain, tentu saja Kalimantan Barat patut meningkatkan kewaspadaannya.

Terlebih jika daerah tetangga yang berada di dekatnya sudah positif memiliki warga yang mengindap corona covid-19.

Oleh karena itu, wajar kiranya pemerintah setempat menerapkan sebuah larangan untuk warganya melintas ke wilayah Malaysia.

Hingga pada akhirnya sang gubernur memutuskan untuk menjadikan karantina sekaligus hukuman bagi warganya yang tetap membandel.

Baca Juga: Pemerintah Didesak Lebih Terbuka soal Informasi Wabah Virus Corona: Komunikasi Publik Pemerintah Mencegah Panik, Tapi Tak Melindungi

Itulah yang dilakukan olehGubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji.

Sutarmidji mengatakan warga Kalbar yang masih bepergian ke Serawak maka akan dikarantina selama 30 hari.

Hal itu tentu punya alasan karena sejauh ini di Serawak sudah ada beberapa kasus positif corona.

Ia meminta kepada warga Kalbar agar tetap waspada dan tidak melakukan perjalanan ke negara yang sudah terjangkit virus corona.

Baca Juga: Salat Jumat Dibatasi di Malaysia dan Dilarang di Iran serta Singapura, Paus Pimpin Doa Lewat Live Streaming, Ini Kasus-kasus Penyebaran Corona yang Terjadi Lewat Acara Keagamaan

"Sekali lagi saya minta untuk tidak ke negara terjangkit corona. Saya marah juga ada masyarakat Kalbar yang tetap ke luar," tulis Sutarmidji di status Facebook pada akun pribadinya Bang Midji, Jumat (13/3/2020).

Ia tegaskan mulai besok yang kembali dari luar termasuk Serawak akan dikarantina selama 30 hari.

Sebelumnya Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji juga membenarkan adanya empat warga Kabupaten Bengkayang yang saat ini sedang dikarantina di Ruang Isolasi RS Abdul Azis Singkawang.

Empat warga tersebut diketahui baru pulang dari kunjungan ke Korea Selatan.

Empat orang tersebut terdiri dari suami istri dan dua anaknya.

Saat ini Diskes sedang mengarantina mereka di Ruang Isolasi RSUD Abdul Azis Kota Singkawang.

Sutarmidji menyayangkan lambannya penanganan Pemkab Bengkayang terkait hal ini.

"Kasus Bengkayang sudah lama, saya yang menghubungi baru mereka bergerak dan saya yang minta ditangani baru ditangani," kata Sutarmidji, Kamis (5/3/2020).

Baca Juga: Kulit dan Darah Keturunan Afrika Dianggap Jadi Kunci Kenapa Orang-orang Kulit Hitam Ini Bangga Lantaran 'Kebal' Terhadap Virus Corona, Benarkah Demikian?

Menurutnya penanganan yang lambat maka akan mempengaruhi kinerja.

Penanganan lambat juga akan merugikan banyak pihak termasuk masyarakat luas khususnya di Kabupaten Bengkayang.

"Harusnya cepat dibawa orang sudah ribut baru dibawa. Setelah di WA saya langsung hubungi Kadiskes dan katanya RS Abdul Azis yang tidak merespon padahal Pemdanya yang responnya lama," katanya.

"Bengkayang ini kan ada kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Jagoi Babang. Seharusnya antisipasi dari awal. Ini setelah dihubungi baru begerak," ujar dia.

WNA China Dirujuk ke RSUD Soedarso

Dari Ketapang, pihak RSUD Agoesdjam Ketapang mengisolasi satu orang Warga Negara Asing (WNA) asal China lantaran menderita batuk dan demam.

Mr X ini datang ke rumah sakit pada Selasa (3/3/2020) sekitar pukul 22.30 WIB.

Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang merujuk warga China ini ke RSUD dr Soedarso Pontianak pada Rabu (4/4/2020).

Baca Juga: Karena Kekurangan Pasokan Medis, Para Dokter Harus Memilih Pasien Corona Mana yang Akan Diselamatkan Layaknya dalam Situasi Perang: 'Kami Tidak Ingin Mendiskriminasi'

"Pasien WNA itu memang benar dirujuk ke Pontianak bukan karena corona virus tapi karena mengingat pasien WNA dari negara China yang kita ketahui terjangkit corona. Jadi tentunya harus dapat pelayanan kesehatan lebih baik karena rumah sakit di Ketapang tidak standar untuk kasus ini," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang drg Basariah Rajagukguk, Rabu (4/3/2020).

Basariah menambahkan, rencananya pasien akan dirujuk ke Pontianak menggunakan mobil ambulans.

Ia juga menjelaskan nantinya para petugas medis yang mengantar juga akan sesuai prosedur alat pelindung diri. Hal ini sesuai dengan protap menangani orang yang sakit.

"Sekarang lagi disusun segala keperluan yang diperlukan. Rencananya hari ini dirujuk pakai ambulans semoga tidak ada halangan," lanjutnya.

Untuk kondisi pasien saat ini dikatakan Basariah sudah mulai normal. Demamnya juga sudah mulai menurun.

"Untuk status pasien, kita bukan rumah sakit rujukan yang dapat memastikan positif negatif. Namun kita tetap memberikan pelayanan terbaik sesuai protap saja," timpalnya.

Untuk itu Basariah mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya warga Ketapang agar tetap tenang dan jangan panik. Apalagi sampai memborong masker yang mengakibatkan harga masker menjadi mahal.

"Tetap jaga kondisi kesehatan kita. Makan makanan yang bergizi dan terus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Jika badan atau imunitas kita sehat maka tidak mudah untuk dimasuki virus," imbau Basariah.

Sementara itu hingga Rabu sore (4/3/2020), kondisi Mr X sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda pneumonia.

Baca Juga: Tak Tersentuh Corona, 7 Desa Tersembunyi Ini Benar-benar Luar Biasa, Termasuk yang Berada di Tengah Kawah Gunung Berapi

"Tadi malam kronologisnya kita kedatangan pasien dengan ciri-ciri ada batuk dan demam selama beberapa hari dan kebetulan WNA. Sesuai dengan prosedur tetap kita jalankan protap untuk isolasi dan kita tangani sesuai prosedur sudah dilakukan tindakan penunjang seperti rontgen," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Agoesdjam Ketapang dr Feria Kowira mendapingi Plt Direktur RSUD Agoesdjam Ketapang dr Herman kepada awak media di ruang direktur, Rabu (4/3/2020).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gubernur Sutarmidji Marah, Masih Ada Warganya Bepergian ke Serawak, Mereka Diancam Karantina 30 Hari.

Artikel Terkait