Find Us On Social Media :

Literasi Membaca menghasilkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (2)

By None, Rabu, 11 Maret 2020 | 13:10 WIB

Ini yang terjadi pada tubuh bila setiap hari membaca buku.

Seseorang melibatkan pemikiran dan pengalamannya sendiri saat membaca teks. Selama kegiatan membaca itu, ia terus-menerus meninjau dan merevisi makna teks yang sedang dibaca dan diingatnya.

Ketika seseorang sedang membaca pengalaman orang berwisata ke antartika, ia merenungkan dan membandingkannya dengan pengalaman wisata alamnya sendiri, yang selama ini dianggapnya sudah cukup berat.

Sepanjang proses membaca ia semakin disadarkan bahwa ternyata dibandingkan dengan wisata antartika yang sdang dibacanya, pengalaman wisata alamnya sendiri belum apa-apa.

Bagaimana pula maksud "terlibat"? Kegiatan membaca itu dilakukan untuk mencapai tujuan.

Bila tujuan Anda membaca teks tertentu adalah untuk meningkatkan pengetahuan Anda dalam teknik merangkai bunga, maka saat Anda membaca teks tentang hal itu, ada motivasi yang tumbuh untuk mencoba dan mempraktikkan beberapa tips dalam materi yang dibacanya, ada afeksi menyangkut tema tersebut, rasa suka dan senang memandang rangkaian-rangkaian bunga yang ada dalam bacaan, sehingga juga mempengaruhi kenikmatannya membaca.

Pada akhirnya juga akan berpengaruh pada minat baca secara umum terhadap berbagai bacaan.

Dengan pemahaman literasi membaca yang seperti itu, jelaslah capaian kompetensi literasi "membaca" tidak berhenti pada dapat mengeja a-b-c-d dan menghafal, tetapi kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kemampuan itulah yang akan menghasilkan daya nalar untuk melakukan pemilihan teks sesuai konteks, memaknainya, memanfaatkan isi teks untuk kebutuhannya, dan seterusnya.

Kemampuan mengeja (mengucapkan) sudah dapat dikerjakan oleh komputer, misalnya dari "tools" komunikasi pada Google bacaan dapat didengarkan, atau diterjemahkan ke bahasa lain.

Untuk menggantikan ingatan kita saat lupa tentang data sesuatu, sudah biasa kita tanyakan juga kepada Google.

Kemajuan teknologi seperti ini seharusnya semakin menyadarkan kita, bahwa sebagai manusia kita sudah selayaknya memasang standar literasi membaca yang melampaui kemampuan mesin.

Artikel Selanjutnya: Perusahaan Piranti Lunak Asing Sulit Dapatkan SDM di Indonesia (3)

Artikel Sebelumnya: Berita Hoax dan Literasi Orang Indonesia (1)