Find Us On Social Media :

Politik Malaysia Memanas, Mantan PM Mahathir Mohamad Sebut PM Baru Muhyiddin Yassin Pengkhianat, 'Saya dikhianati oleh Muhyidddin'

By Tatik Ariyani, Minggu, 1 Maret 2020 | 13:39 WIB

Mahathir Mohamad.

Intisari-Online.com - Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah resmi mengangkat Muhyiddin Yassin Perdana Menteri Malaysia kedelapan Malaysia.

Kepastian tersebut disampaikan oleh Kepala Rumah Tangga dan Keluarga Kerajaan, Ahmad Fadil Shamsuddin, Sabtu (29/2/2020).

Penunjukan Muhyiddin sebagai PM Malaysia tak lepas dari pertemuan Agong dengan seluruh parlemen Malaysia yang memegang mayoritas di lembaga legislatif.

"Karena itu, raja sudah memutuskan Muhyiddin sebagai PM Malaysia sejalan dengan Artikel 40(2)(a) dan 43(2)(a) Konstitusi Federal," jelas Fadil.

Baca Juga: Dari Duduk di Dalam Bangkai Paus hingga Sengaja Digigit Nyamuk Malaria, Inilah 5 Praktik Medis Zaman Dulu yang Mengerikan, Bikin Kita Bersyukur Hidup di Era Modern

Rencananya Muhyiddin akan dilantik sebagai perdana menteri pada Minggu (1/3/2020) besok di Istana Negara pukul 10.30 waktu setempat.

Hal itu membuat krisis politik Malaysia semakin memanas memasuki hari ketujuh.

Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad bahkan dengan terbuka menyerang mantan sekutu politiknya, Muhyiddin Yassin yang akan disumpah menjadi orang nomor satu negeri “Jiran” hari ini, Minggu (01/03/2020).

“Saya dikhianati oleh Muhyidddin. Dia telah menyusun rencana ini dan sekarang dia sukses.” kecam politisi berjuluk Dr. M itu, Minggu pagi (01/03/2020) seperti dilansir Malaysia Kini.

Baca Juga: Pelatih Tinju Ini Membiarkan Dirinya 'Mati', Demi Buktikan Pembunuhan Berencana yang Telah Dibuat Istrinya Sendiri Secara Keji

Mahathir melanjutkan kubu pecundang yang dipimpin Muhyiddin akan membentuk pemerintahan baru. “Ini sungguh aneh. Pemenang malah akan jadi oposisi.”

Politisi kawakan berusia 94 tahun itu juga menceritakan Muhyiddin melobinya untuk bergabung dengan koalisi barunya yang akan didukung kubu oposisi Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS).

Mahathir menolak ajakan tersebut karena dia tidak ingin bekerjasama dengan mantan kendaraan politiknya UMNO yang disebutnya korup dan dikuasai kleptokrat.

Baca Juga: Jadikan Darah Korban untuk Campuran Kue Sementara Dagingnya Dijadikan Sabun, Inilah Leonarda Cianciulli Pembunuh Sadis dari Italia

Saling Klaim Mayoritas

Diperlukan 112 kursi untuk mencapai mayoritas di parlemen Malaysia.

Untuk mencapai mayoritas di parlemen Malaysia, dibutuhkan 112 anggota parlemen yang mendukung.

Dalam perolehan kemenangan Mahathir sendiri, merujuk pada 113 anggota parlemen yang telah menandatangani pernyataan tertulis berisi dukungan terhadap Mahathir sebagai PM dari koalisi Pakatan Harapan.

Padahal, Raja Malaysia Sultan Abdullah telah mengangkat Muhyiddin sebagai PM ke-8 Malaysia kemarin sore.

Raja berpendapat Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) itu sebagai calon yang paling mungkin menguasai mayoritas 112 kursi.

Baca Juga: Dibiarkan Bergelatakan di Atas Tanah dan Membusuk, Mayat-mayat Penduduk Desa di Bali Ini Justru 'Timbulkan' Aroma Harum, Pohon Ini Penyebabnya!

Kubu Muhyiddin menyatakan mereka didukung 114 parlementarian.

Saling klaim ini tentunya membingungkan dan mengindikasikan ada segelintir parlementarian yang memberi dukungan ganda kepada kubu Mahathir dan Muhyiddin.

Mahathir menuturkan Raja menolak beraudiensi dengannya.

Langkah selanjutnya Pakatan Harapan akan mengajukan mosi tidak percaya kepada Muhyiddin ketika parlemen bersidang 9 Maret mendatang.

Jika mosi ini berhasil, pemerintahan Muhyiddin akan jatuh.

Baca Juga: Wanita yang Tabrak Wanita Hamil Saat Latihan Menyetir hingga Tewas Tak Ditahan, Mengapa?

Raja memiliki dua opsi memilih Mahathir kembali sebagai PM atau menggelar pemilu dini.

Kemelut politik Malaysia kelihatannya tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

Kontributor Singapura, Ericssen

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir: Muhyiddin Khianati Saya, si Pecundang Bentuk Pemerintahan"