Penulis
Intisari-online.com -Vebby Angelique Angkuw (39) mengaku tak bisa banyak berkata-kata untuk menilai perbuatan Weimpy Sulendra, pengemudi taksi online yang rela mengantar jenazah bayinya pada Senin (17/2/2020) malam.
Ia sangat berterima kasih karena pada malam ketika ia dirundung duka, jenazah bayi bernama Muhammad Raka harus menanti sekitar 1,5 jam untuk dibawa pulang dari Rumah Sakit Budhi Asih, Jakarta Timur.
Pasalnya, pesanan taksi online ditolak beberapa kali.
Para pengemudi taksi online itu enggan membawa Vebby, suami, dan bayinya setibanya di rumah sakit setelah mengetahui bahwa ada sesosok jenazah yang akan menumpangi mobilnya.
"Saya cuma bisa berterima kasih banyak. Saya cuma bisa berdoa, pengemudinya diberikan rezeki tujuh turunan oleh Tuhan. Tidak putus-putus. Banyak orderan terus," ungkap Vebby kepada Kompas.com, Selasa (25/2/2020) malam.
"Ya Tuhan, ini orang benar-benar baik banget. Benar-benar mulia sekali," imbuh dia.
Tak hanya rela mengantar jenazah bayi Raka, Weimpy pun menolak uang tip yang disodorkan suami Vebby sebagai ucapan terima kasih.
Sebaliknya, Weimpy malah menyelipkan uang "lembaran merah" sembari bersalaman, menyebutnya sebagai "titipan untuk membeli air mawar".
Kisah Vebby viral di media sosial belakangan ini, setelah ia unggah ke akun Facebook pribadinya.
Dalam kisahnya, ia melampirkan rasa syukur dan pujian bagi Weimpy yang seolah jadi pahlawannya malam itu, mengantar jenazah bayinya pulang ke rumah.
Sosok Weimpy, di mata Vebby, seakan membuktikan bahwa belum punah orang-orang baik nan tulus di Ibu Kota.
"Ini saya tulis biar semua orang tahu, berbagi itu enggak bikin kita miskin. Saya cuma bisa bilang begitu," tutur dia.
"Biar orang tahu, di Jakarta ini masih ada orang baik. Setahu saya di Jakarta yang terlalu keras, sudah punah orang baik," ucap Vebby terdengar menahan tangis.
Selain mengirimkan doa agar Weimpy diganjar rezeki atas uluran tangannya, Vebby juga berharap agar perusahaan tempat Weimpy bernaung sebagai taksi online, yakni Gojek, memberikan apresiasi khusus.
"Saya bikin postingan juga biar dia orderannya ada terus, biar dia dapat reward spesial dari Gojek, biar Gojek tahu," tutur ibu empat anak itu.
Bayi Raka lahir prematur dan didiagnosis mengalami kelainan ritme jantung yang membuatnya mesti rutin diperiksa ke dokter.
Selang 1,5 bulan setelah kelahirannya pada tahun baru 2020, Raka mengembuskan napas terakhir setelah sesak napas di rumah.
Masalah kemudian muncul ketika hendak membawa pulang jenazah Raka.
"Bayi saya selesai diurus di ruang jenazah sebelum pukul 18.30. Saat itu, saya ditanya oleh petugas jenazah, 'Bawa mobil atau tidak?'," ujar Vebby.
Rupanya, ia ke RS Budhi Asih bersama suaminya menggunakan taksi online dari rumah di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Petugas jenazah kemudian memberinya opsi, yakni menggunakan ambulans Pemprov DKI Jakarta atau ambulans swasta.
"Mereka bilang, ambulans DKI kemungkinan lama. Ambulans swasta mahal.
Sementara ambulans mereka sedang tidak stand by," kata Vebby.
"Dalam posisi kalut gitu, saya berpikir, kalau yang namanya lama itu pasti di atas dua jam. Kalau mahal di atas Rp 300.000. Sementara uang pegangan saya tinggal sekitar Rp 100.000," ia menambahkan.
Pilihan paling efisien akhirnya jatuh ke moda taksi online.
Namun, yang terjadi seperti yang telah dikisahkan. Ia dua kali ditolak, padahal yang ia inginkan hanya membawa jenazah anak kelimanya itu kembali ke rumah.
"Mereka (pengemudi taksi online) kan butuh waktu lama untuk datang.
"Begitu datang, petugas jenazah memberi surat jalan bahwa ini membawa jenazah.
"Pengemudi yang pertama seperti marah gitu, bilangnya order tidak sesuai dengan aplikasi. Sementara pengemudi kedua menolak begitu saja," Vebby bercerita.
(Vitorio Mantalean)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Doa Ibu untuk Sopir Taksi Online Mulia yang Bersedia Bawa Jenazah Bayinya..."