"Jika pemasok kami di Guangdong gagal memulihkan operasi penuh pada saat itu, kami mungkin harus mempertimbangkan sumber pasokan dari negara-negara Asia Tenggara untuk menebus kekurangan," kata Kwok.
Kendala lain disampaikannya terkait solusi tersebut.
Menurutnya, harga yang dikenakan oleh pemasok Asia Tenggara cukup mahal, enam kali lebih tinggi dari Guandong.
Seorang penduduk menceritakan pengalamannya terkait masalah yang ditimbulkan kekurangan peti mati ini.
Dia adalah Peter Pang, yang yang ibunya meninggal pada akhir bulan lalu.
Ia mengatakan tidak masalah untuk membeli peti mati di pemakaman, namun terjadi keterlambatan dalam prosedurnya.
"Tetapi kami menghadapi keterlambatan dalam prosedur melamar situs pemakaman untuk ibu kami karena pegawai negeri sipil bekerja dari rumah," katanya.
Ibu Pang, seorang penduduk desa di Wilayah Baru, memiliki hak untuk dimakamkan di Pemakaman Heung Shek di Tsuen Wan.
"Kami pergi ke Kantor Distrik Tsuen Wan pada 5 Februari untuk mengkonfirmasi identitas ibu kami sebagai penduduk asli, tetapi prosedur itu baru selesai pada 12 Februari," katanya.
"Prosedurnya bisa terjadi dalam dua atau tiga hari kerja ketika pemerintah bekerja secara normal," katanya.