Find Us On Social Media :

Diduga Sebagai 'Agen Penyebar Virus Corona,' Ternyata Hampir 900.000 Trenggiling Diperdagangkan di Asia Tenggara dalam 2 Dekade Terakhir: Ada Juga 100.000 Kura-kura

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 21 Februari 2020 | 14:41 WIB

 

Intisari-Online.com - Penyelidikan terhadap virus corona yang belakangan menjadi momok menakutkan di seluruh dunia terus dilakukan.

Sebelumnya, kelelawar dan ular dianggap sebagai agen penyebar wabah mematikan ini.

Namun menurut perkembangan terbaru, justru hewan lain lah yang disebut sebagai tersangka utamanya.

Yaitu hewan trenggiling yang menurut penelitian dinyatakan berpotensi sebagai agen virus yang telah memakan korban lebih dari 700 orang di seluruh dunia ini.

Baca Juga: Misteri Suku Perempuan Amazon Hidup Tanpa Pria Mereka Bisa Hamil dan Melahirkan Anak, Ternyata Caranya Untuk Hamil Mengejutkan dan Bikin Merinding

Hampir 900.000 trenggiling diyakini telah diperdagangkan di Asia Tenggara dalam dua dekade terakhir.

Hal itu dikatakan oleh pengawas satwa liar, Kamis (20 Februari), saat tengah menyoroti tantangan dalam menangani perdagangan gelap.

Dilansir Asia One, sebagai mamalia yang paling banyak diperdagangkan di dunia, trenggiling yang dicari yakni bagian tubuhnya.

Daging trenggiling sangat dihargai dalam pengobatan tradisional.

Baca Juga: Indonesia, China Serta 3 Negara Lainnya Dicabut AS dari Daftar Negara Berkembang, Ada Apa Sebenarnya?

Termasuk di negara-negara seperti China dan Vietnam di mana daging mereka dipandang sebagai makanan lezat.

Trenggiling yang dikenal sebagai hewan pemalu ini telah diburu selama bertahun-tahun terutama pada saat malam hari.

Dalam laporan baru, Pengawas Lalu Lintas memperkirakan bahwa sekitar 895.000 trenggiling telah diselundupkan antara 2000 dan 2019 di Asia Tenggara.

Baca Juga: Penyakit GERD Sedang Viral, Ini 5 Tips Cegah GERD, Salah Satunya Hindari Memakai Pakaian Ketat

Ia juga mencatat bahwa lebih dari 96.000 kg sisik makhluk itu disita di Malaysia, Singapura dan Vietnam antara 2017 dan 2019 saja.

"Tidak ada hari berlalu tanpa penyitaan satwa liar yang terjadi di Asia Tenggara, dan terlalu sering dalam volume besar," kata Kanithe Krishnasamy, direktur Lalu Lintas di wilayah tersebut.

Perdagangan Trenggiling

Baca Juga: Diprediksi Ilmuwan Bisa Perpanjang Usia Manusia hingga 400 Tahun, Begini Istimewanya Ikan yang Dapat Hidup di Luar Air Selama Bertahun-tahun Ini: Melebihi Rentang Usia Dewasa Mereka

Pada tahun 2016, trenggiling diberi tingkat perlindungan tertinggi oleh Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka.

Hal ini berarti bahwa semua perdagangan mamalia dilarang.

Sebelum itu, perdagangan diizinkan namun dalam kondisi yang ketat.

Namun kelompok-kelompok perlindungan mengatakan bisnis ilegal masih merajalela dan Lalu Lintas menyerukan hukum yang lebih kuat.

Bahka pihak berwenang juga terlah menutup pasar dan platform online yang menjual satwa liar yang dilindungi.

Baca Juga: Inilah Daftar 7 Makanan Berbahaya di Dunia, Siapa Sangka Dua di Antaranya Sering Kita Makan Selama Ini

Para peneliti yang menyelidiki asal mula wabah virus corona yang mematikan di Cina mengatakan bahwa hewan yang terancam punah itu mungkin menjadi penghubung penyebaran penyakit tersebut.

Para ilmuwan telah lama menduga bahwa virus itu, yang telah menewaskan lebih dari 2.100 orang dan menginfeksi 74.000, ditularkan dari hewan ke manusia di sebuah pasar di pusat kota Wuhan di Cina akhir tahun lalu.

Lalu lintas juga mengatakan pada hari Kamis bahwa sekitar 225.000 kg gading gajah Afrika, 100.000 kura-kura berhidung babi dan 45.000 burung penyanyi ditangkap di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Luar Biasa, Jadi Sasaran Maniak yang Tikam Lehernya Saat Salat Ashar Berjamaah, Muazin Ini Tetap Tersenyum: 'Aku Hanya Menyelamatkan Imam'