Find Us On Social Media :

Donald Trump Puji Serangan AS dan Sekutu ke Suriah, tapi Belum Ada Rencana Serangan Lanjutan

By Intisari Online, Minggu, 15 April 2018 | 08:30 WIB

Trump mengatakan bahwa dia memutuskan untuk mengambil tindakan karena dipicu oleh tindakan Bashar Al-Assad akhir pekan lalu yang dianggap sebagai "serangan signifikan terhadap bangsanya sendiri," dan "bukan tindakan seorang pria, melainkan kejahatan monster."

Trump mengatakan serangan yang dilakukan melalui koordinasi dengan Prancis dan Inggris, itu bertujuan untuk "mencegah produksi, penyebaran dan penggunaan senjata kimia."

Baca juga: AS Serang Suriah karena Gunakan Senjata Kimia: Ini 5 Senjata Kimia Paling Mematikan Sepanjang Sejarah

"Respon gabungan Amerika, Inggris dan Prancis terhadap kekejaman ini akan mengintegrasikan semua instrumen kekuatan nasional kita: militer, ekonomi dan diplomatik," kata Trump.

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia "mengizinkan pasukan bersenjata Inggris melakukan serangan terkoordinasi dan ditargetkan untuk menurunkan kemampuan senjata kimia rezim Suriah dan menghalangi penggunaannya."

Trump mengindikasikan serangan akan berlanjut sampai penggunaan senjata kimia rezim Suriah berakhir.

"Kami siap untuk mempertahankan serangan ini sampai rezim Suriah menghentikan penggunaan senjata kimia yang dilarang," kata Trump.

Dua pejabat AS mengatakan serangan dapat berlanjut sampai lewat malam ini, dengan seorang pejabat senior pemerintah mengatakan "ini belum berakhir."

Pejabat administrasi senior berkata, "Apa yang Anda lihat malam ini bukanlah akhir dari respons AS. Mereka telah membangun banyak fleksibilitas ke dalam rencana untuk memungkinkan serangan lebih lanjut."

Seorang pejabat AS mengatakan kekhawatiran besar adalah seberapa besar kemampuan Rusia saat ini dibandingkan dengan tahun lalu.

Sumber itu mengatakan Rusia 'secara signifikan mengalami peningkatan’ dalam hal kemampuan anti-bom dan anti-pesawat.

Baca juga: Mayoritas Serangan Rudal AS ke Suriah Berhasil Ditangkis, Trump Bisa Makin Kalap Nih