9 Obat Penurun Panas Tradisional yang Terlupakan, dari Bawang Merah hingga Kunyit, Yuk Intip dan Segera Buktikan Khasiatnya!

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Tahukah Anda 9 obat penurun demam tradisional yang telah terlupakan? Sebagai langkah pertolongan pertama, obat tradisional dapat diandalkan.

Intisari-Online.com - Tahukah Anda 9 obat penurun demam tradisional yang telah terlupakan?

Sebagai langkah pertolongan pertama, obat tradisional dapat diandalkan untuk mengatasi demam.

Banyak orangtua panik, bila mendapati suhu tubuh anaknya di atas rata-rata atau sering disebut demam.

Sebagai pertolongan pertama, umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia seperti golongan parasetamol, asam salisilat, ibuprofen, dan lain-lain.

Baca Juga: Ini 10 Manfaat Tanaman Obat Daun Saga, dari Turunkan Demam Hingga Bantu Atasi Gigitan Ular, Tapi Hati-hati Efek Sampingnya

Jarang sekali orangtua yang langsung teringat untuk memberikan obat-obatan tradisional.

Padahal, obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini, tak kalah ampuhnya sebagai pengusir demam.

Malah, obat-obatan tradisional memiliki kelebihan, yaitu toksitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia.

Jadi, relatif lebih aman, dan bahkan tidak ada efek sampingnya bila penggunaannya benar.

Baca Juga: 4 Obat Penurun Panas Alami, dari Bawang Merah hingga Kelapa Muda dan Bahannya Banyak Tersedia, Yuk Coba!

Soalnya, kandungan tanaman obat bersifat kompleks dan organis, sehingga dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak.

Selain itu, harganya pun lebih murah.

TIGA JENIS DEMAM

Namun, sebelum mengenal lebih jauh tentang tanaman obat penurun panas, perlu dipahami lebih dulu pengertian demam.

Baca Juga: Tewaskan 2.010 Orang, Ilmuwan Sebut Perokok Lebih Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasannya!

Demam pada anak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38 C.

Penyebabnya beragam yakni infeksi virus (seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan lain-lain), bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).

2. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

Baca Juga: Cara Nekat Ruslan Tangkap 2 Buaya Viral, Seekor Ayam Jadi Pancingan, Terguling saat Bajul Berontak, Pemilik Perahu Sampai Takut Saat Buaya Raksasa Menabrak Perahunya

3. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.

Nah, dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi sajalah yang memerlukan obat penurun panas.

Untuk mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan tradisional yang diminum, dapat juga diberikan baluran atau kompres untuk membantu.

Akan halnya demam fisiologis, tak diperlukan obat-obatan penurun panas karena umumnya jarang melebihi 38 C.

Baca Juga: Terungkap, TNI Gadungan yang Berhasil Perdaya Dosen Wanita Hingga Mengajaknya Berhubungan Intim dan Menguras Uangnya Profesi Aslinya Mengejutkan, Pantas Mudah Keluar Masuk Pangkalan Militer

Untuk menurunkan suhu tubuh, cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan berada dalam ruangan berventilasi baik atau berpendingin.

ANEKA OBAT TRADISIONAL PENURUN PANAS

Inilah beberapa pilihan obat penurun panas tradisional yang dapat dicoba.

Penting diperhatikan, dosis yang tercantum pada ramuan berikut adalah dosis untuk orang dewasa.

Baca Juga: Brexit Bikin Repot Para Pekerja Imigran Karena Harus 'Berjuang' Demi Dapatkan Visa, Sementara Pihak Pabrik Keluhkan Ini, Simak Bagaimana Syarat Bekerja di Inggris Setelah Brexit Diresmikan

Bila ingin diberikan kepada anak, bacalah aturan dosis bagi anak dan sesuaikan dengan tingkatan usianya. (Lihat boks: Dosis Aman untuk Anak.)

1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)

Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas.

Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya putih kekuningan, rasanya pahit.

Baca Juga: Videonya Viral, Pria Ini Hobi Pukuli Kucing Sampai Mati, Kepergok Ngamuk dan Hampir Pukuli Emak-emak, Saksi: Tiba-tiba Kucing Itu Dipukul dengan Sapu

Caranya:

Cuci bersih 10 g umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata.

Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.

2. Kunyit (Curcuma longa)

Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan).

Selain sebagai penurun panas, campuran ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya oranye.

Caranya:

Cuci bersih 10 g umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata.

Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis.

Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.

Baca Juga: Ditemukan Tumpukan Lidah Manusia dan Janin Berusia Puluhan Tahun dalam Toples di Rumah Mantan Profesor, Ternyata Ini yang Sebenarnya Terjadi

3. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Seluruh bagian tanamannya dapat digunakan. Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang dapat menurunkan panas.

Bahkan pada tahun 1991 pernah diadakan penelitian di Thailand bahwa 6 g sambiloto per hari sama efektifnya dengan parasetamol.

Caranya:

Rebus 10 g daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air.

Rebus hingga mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan 3 kali sehari.

Baca Juga: Pertaruhkan Nyawanya, Anggota TNI AU Ini Diam-diam Bohongi Keluarga Demi Selamatkan 238 Nyawa WNI di China: Saya Tidak Pernah Bilang Kalau Mau ke Wuhan

4. Pegagan (Centella asiatica L.)

Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun kaki kuda ini, tumbuh merayap menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas ginjal.

Memiliki kandungan triterpenoid, saponin, hydrocotyline dan vellarine. Bermanfaat untuk menurunkan panas, revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh.

Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan menimbulkan selera makan.

Caranya:

Rebus 1 genggam pegagan segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

Baca Juga: Pasangan Kanibal yang Viral Setelah Isi Kulkasnya Dibongka Polisi Dikabarkan 'Tewas' Dipenjara dalam Kondisi Mengerikan, Polisi Akhirnya Bongkar Misteri yang Selama Ini Disembunyikan

5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)

Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda.

Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah.

Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda.

Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain.

Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu. Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.

Caranya:

Cuci bersih 10 g rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.

Baca Juga: Organisasi Kesehatan Dunia WHO Khawatirkan Masa Depan Generasi Muda di Tengah Kondisi Kesehatan yang Memprihatinkan, Sebut Hal Ini yang Jadi 'Biang Kerok' Paling Berpengaruh

6. Bawang merah (Allium cepa L.)

Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.

Caranya:

Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa baru secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.

Baca Juga: Tagih Utang Sambil Teriak-teriak, Wanita di Bandung Pukul Rentenir dengan Tabung Gas hingga Pingsan Berlumuran Darah, Pelaku Ikutan Pingsan Setelahnya: Korban Mengalami Luka Sobek di Wajah

7. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)

Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih.

Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol. Daun kapuk mengandung flavonoida, saponin dan tanin.

Daun sirih mengandung flavonoida, saponin, polifenol dan minyak atsiri.

Caranya:

Cuci bersih daunnya, keringkan dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api agar lemas.

Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan pada perut dan kepala.

Baca Juga: Bangga! TNI AU Sukses Upgrade Pesawat Tempur F-16 Jadi Setara Pesawat Tempur Terbaru, Bisa Bawa Rudal Jarak Jauh hingga Dilengkapi Radar dan Avionic Terbaru

8. Meniran (Phyllanthus niruri L.)

Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh liar, daunnya berbentuk bulat tergolong daun majemuk bersirip genap. Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan.

Memiliki kandungan lignan, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, tanin, vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk menurunkan panas dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Caranya:

Rebus 1 genggam meniran segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

9. Air kelapa muda

Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium.

Pada saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Nah, untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul 9 Obat Tradisional Penurun Demam yang Terlupakan

Artikel Terkait