Find Us On Social Media :

Tak Hanya Perang Dunia III, Jika AS Menyerang Serang Suriah Juga Bisa Memicu Perang Nuklir

By Agustinus Winardi, Jumat, 13 April 2018 | 18:15 WIB

Intisari-Online.com - Sejak Perang Dingin (Cold War) antara negara-negara Blok Barat dan Blok Timur berakhir, yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, baik Rusia maupun AS terus berusaha mencegah kambuhnya Perang Dingin.

Tapi sejak Presiden Donald Trump berkuasa di AS, kambuhnya Perang Dingin menjadi sulit dicegah mengingat Trump, yang sejatinya seorang pebisnis, ternyata terkesan ‘menginginkan perang’.

Ini bisa dilihat ketika Presiden Trump menyiapkan kekuatan militer dalam skala besar untuk menyerang Korut.

Padahal hanya karena Kim Jong-un, yang oleh para senator AS dijuluki ‘bocah gemuk yang nakal’, mengancam akan merudal nuklir AS, sebenarnya, Trump telah memencet tombol dimulainya  lagi Perang Dingin.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebenarnya menyadari jika bangkitnya Perang Dingin akan membuat Rusia tampak lemah.

Baca juga: Berkenalan dengan MiG-21 Fishbed, Jet Tempur Penebar Maut di Udara dan Momok Bagi Blok Barat di Era Perang Dingin

Pasalnya sejak Perang Dingin berakhir, Rusia telah kehilangan sekutu-sekutunya di Eropa Timur.

Oleh karena itu ketika AS bermaksud menyerang Korut, Putin memilih diam. Apalagi Korut ternyata ‘berani’ melawan AS tanpa bantuan China dan Rusia.

Rusia hanya mengancam akan  turun tangan jika eskalasi konflik Korut-AS sampai memasuki perbatasan Rusia-Korut.

Kenekatan Kim Jong Un yang berani berperang melawan AS tanpa bantuan Rusia dan China sesungguhnya ditertawakan oleh Putin.

Bahkan Korut  yang berencana meluncurkan rudal balistik untuk menyerang AS melewati wilayah udara Rusia, telah membuat Putin ‘merasa malas’ bersekutu dengan negara tetangganya itu.

Baca juga: Ancaman AS untuk Hancurkan Korut Bukan Gertak Sambal, karena Pernah Dilakukan saat Perang Korea

Dengan kondisi seperti itu maka Putin lebih suka bersekutu dengan Suriah dan Iran.

Terlebih lagi karena kedua negara itu merupakan pembeli potensial persenjataan canggih Rusia dari sejak era Perang Dingin.

Tapi AS dan sekutunya selalu berusaha keras mencegah bangkitnya Rusia menjadi ‘Uni Soviet dan sekutunya’ di Timur Tengah dan juga Eropa Timur.

Caranya selain akan menggempur Suriah, pasukan NATO serta AS juga telah menempatkan pasukan di negara-negara Eropa Timur, khususnya Ukraina.

Rusia sebenarnya telah menemukan medan Perang Dingin yang baru dan negara-negara sekutu perangnya jika sampai harus bentrok dengan militer AS serta sekutunya di Suriah.

Baca juga: AS Kirim Kapal Induk, Inilah Perbandingan Kekuatan Militer AS dan Rusia di Suriah

Saat ini selain telah menggelar persenjataan dan kekuatan militer di Suriah, Rusia juga menggunakan pangkalan udara Hamedan, Iran, untuk menempatkan jet-jet tempur canggih dan pesawat-pesawat pengebom nuklir seperti Tu-22 M3 dan Tu-95 MS.

Jadi untuk menghadapi serangan militer AS dan Inggris serta sekutunya di Suriah, Rusia telah memiliki sekutu dengan Suriah dan Iran.

Maka jika sampai peperangan antara Rusia dan AS beserta sekutunya masing-masing di Suriah meletus, Perang Dunia III pun telah dimulai.

Pasalnya peperangan di Suriah akan langsung mengaktifkan bentrok senjata antara pasukan Rusia dan NATO serta AS di Eropa Timur.

Yang paling dikhawatirkan dari bentrokan antara Rusia dan AS adalah jika kedua negara itu sampai menggunakan rudal-rudal nuklirnya.

Putin sesungguhnya sudah kerap mengancam AS jika Rusia sampai menggunakan rudal nuklirnya dijamin ‘tak ada satu pun mahluk di dunia ini yang bisa selamat’.

Oleh karena itu hingga kepemimpinan AS di bawah Presiden Barrack Obama, AS selalu berusaha keras  mencegah kambuhnya Perang Dingin menjadi perang terbuka karena akan memicu perang nuklir.

Baca juga: Benarkah Serangan Senjata Kimia di Suriah Bisa Picu Perang Dunia III?

Maka ketika Presiden Trump memperingatkan Rusia agar segera siaga melalui cuitan twitternya, terkait serangan militer AS di Suriah yang akan terjadi, telah membuat Putin marah.

Presiden Putin langsung balik  mengancam akan melawan setiap agresi militer AS dan sekutunya di Suriah secara optimal.

Jika perlu Rusia bahkan akan menggunakan rudal-rudal nuklirnya seperti rudal Satan-2 yang sangat mematikan.

Apalagi, seperti dilansir dari oleh dailymail.co.uk,  pemerintah Rusia ternyata  telah memperingatkan warganya untuk bersiap menghadapi perang nuklir terkait konflik di Suriah yang makin memanas.