Find Us On Social Media :

Dihujani Serangan Virus Corona, Keluarga Ini Tak Punya Banyak Waktu Berduka saat Satu per Satu Nyawa Anggotanya Terancam, Semua Perjuangan Memilukan Tercatat dalam Buku Harian Gadis Ini

By Khaerunisa, Senin, 17 Februari 2020 | 14:21 WIB

 

Intisari-Online.com - Bak dihujani serangan bertubi-tubi, keluarga ini sampai tak punya banyak waktu untuk berduka.

Ketika salah seorang anggota keluarganya meninggal setelah terinfeksi virus corona, saat itu juga ada anggota keluarga lainnya yang tengah berjuang melawan virus mematikan ini.

Dilansir dari The Guardian (15/2/2020), Kisah perjuangan sebuah keluarga melawan virus corona di Wuhan, China, ditulis dalam sebuah buku harian.

Buku harian itu adalah milik Liu Mengdi (25) yang terus menguatkan diri melihat satu per satu anggota keluarganya tergolek lemah.

Baca Juga: Klaim Bebas Virus Corona, Korea Utara Terapkan Strategi Aneh untuk Menanggulangi Virus Mematikan Ini, Bikin Penduduk Sendiri Tidak Senang hingga Pekerja Asing Sengsara

Liu awalnya tidak mengira jika kondisi kota tempat keluarganya hidup akan berubah menjadi 'lautan darah'.

Ia sempat merasa optimis bahwa semua akan baik-baik saja.

Namun kematian sang kakek menggoyahkan keyakinannya.

'Hari ini adalah hari keenam dari karantina Wuhan. Saya pikir, keluarga saya, yang dicegah keluar, setidaknya akan aman," tulisnya pada 29 Januari dari Italia, tempatnya tengah menempuh pendidikan.

Baca Juga: 14 Hari Observasi Corona di Natuna, Banyak WNI dari Wuhan yang Terlibat Cinta Lokasi 'Gimana Enggak Cinlok, di Antara Kami Masih Banyak yang Jomblo'

"Tidak pernah terpikir olehku bahwa mereka tidak akan bisa lepas dari ini," sambungnya.

Ya, bukannya membaik, kondisi keluarga Liu di China justru makin parah.

Pada 2 Februari 2020, sang kakek meninggal dunia di usia 90 tahun, padahal selama ini menurut Liu kakeknya adalah sosok yang sehat.

"Jauh dari kesedihan, aku merasa tersesat dan marah," Ratap putus asa gadis 25 tahun ini.

Baca Juga: Tetangga Dibuat Heran karena Sosok Laki-laki Berusia 80 Tahun Ini Tak Pernah Kelihatan, Terungkap Sang Keponakan Diam-diam Menguburkannya di Pekarangan Rumah, Ternyata Begini Kondisi Mereka

Beberapa hari sebelum meninggal, sang kakek mengalami demam sepanjang malam bahkan hingga jatuh dari tempat tidurnya.

Bukan hanya pejuangan melawan virus corona saja, sulitnya mendapatkan bantuan juga semakin membuat situasi keluarga ini tak karuan.

Saat akan memanggil ambulans untuk sang kakek, ratapan putus asa keluar dari mulut kerabatnya.

"Jika dia benar-benar menderita virus corona, tidak ada yang bisa dilakukan,

"Pergi ke rumah sakit di mana tidak ada yang akan merawatnya bahkan mungkin akan lebih sulit," kata Liu menceritakan nasihat kerabatnya.

Baca Juga: Kerap Membuat Korbannya Meninggal, Ini Deretan Ular Berbisa dan Berbahaya di Indonesia, Bukan Hanya King Kobra serta Weling, Ada yang Warnanya Samar Seperti Tahan

Benar saja, ketika menghubungi komite lingkungan setempat yang ditugasi untuk menangani virus corona, keluarga Liu tak kunjung mendapat bantuan.

Mau tak mau gadis ini harus mencari cara lain.

Akhirnya memposting cerita keluarganya di media sosial Weibo menjadi langkah yang dipilihnya.

Di sana dia memohon bantuan. Selain itu, Liu juga menghubungi media lokal yang memberitakan akunnya.

Baca Juga: Berkaca Dari Virus Corona, Sosok Ini Tanpa Sengaja Temukan Cara Pencegahan Agar Epidemi Mengerikan Seperti Ini Bisa Dicegah

Barulah setelah 'kehebohan' yang dibuatnya di media sosial, rumah keluarganya didatangi petugas kesehatan.

Namun sayangnya sang kakek tak bisa bertahan dari serangan virus mematikan ini.

"Kakek benar-benar kuat. Kami tahu ia pasti sangat kesakitan, tetapi ia masih bersikers dan berpura-pura baik-baik saja,"

"Sebelum hasilnya kembali, dia tidak bisa bertahan lagi dan menutup matanya untuk yang terakhir kali," kata Liu.

Baca Juga: Kerap Membuat Korbannya Meninggal, Ini Deretan Ular Berbisa dan Berbahaya di Indonesia, Bukan Hanya King Kobra serta Weling, Ada yang Warnanya Samar Seperti Tahan

Serangan virus corona terhadap keluarga ini tak berhenti di situ.

Seolah virus ini tak mengijinkan Liu dan orang-orang terdekatnya berduka, justru giliran sang ayah yang berada di masa-masa kritis.

Sang ibu memberitahu LIu jika paru-paru ayahnya sudah berhenti bekerja setelah melewati perjuangan panjang untuk bisa masuk ke rumah sakit.

Ya, seperti sang kakek yang kesulitan mendapat perawatan dari tim medis, sang ayah pun demikian.

Baca Juga: Ketakutan Setengah Mati dengan Mantan yang Menguntit, Seorang Ibu Rela Tidur di Tempat Gelap dan Sempit Ini, Kenapa Sih Seseorang Bisa-bisanya Tak Mau 'Melepaskan' Mantan?

Sang ayah sempat ditolak dari rumah sakit karena sudha tak ada lagi tempat untuk menampung pasien. Bahkan ayah Liu dipulangkan, yang tak ayal membuat keluarga ketar-ketir jika akan ada anggota lainnya yang terinfeksi dan memperpanjang penderitaan.

Pria berusia 54 tahun tersebut kini ditopang oleh mesin yang memompa dan mengoksigenasi darahnya di unit perawatan intensif.

Bahkan, sang ibu diminta rumah sakit untuk menandatangani formulir yang menkonfirmasi keadaan kritisnya.

Baca Juga: Sudah Tewaskan 1.666 Orang, Ahli Sebut Plasma Darah Milik Pasien yang Sembuh Mampu Lawan Virus Corona

Meski berhasil membuat kakek dan ayahnya mendapatkan perawatan dengan meminta bantuan secara online, namun awal bulan ini akun WeChat milik Liu telah diblokir, yang dicurigainya karena ia memposting tentang virus corona.

"Aku bahkan tidak bisa meminta bantuan," tulisnya di buku harian.

Liu juga tidak bisa menghubungi ponsel ayahnya karena kemungkinan telah diambil dari sang ayah.

Kini Liu hanya bisa berharap bahwa ayahnya akan segera pulih dan memenuhi impiannya untuk mengajak sang ayah jalan-jalan ke Eropa.

Baca Juga: 2 Bulan Menanggung Kesedihan, Orangtua Balita Tanpa Kepala di Samarinda Ungkap Jeritan Hatinya pada Pengacara Kondang, Inginkan Teka-teki Kematian Anaknya Terbongkar