Find Us On Social Media :

Bikin Chernobyl Jadi Kota Mati, Unsur Nuklir Caesium 137 Terdeteksi di Perumahan Serpong, Ini Dampaknya Bagi Manusia

By Maymunah Nasution, Minggu, 16 Februari 2020 | 10:45 WIB

Foto-foto dampak bencana chernobyl

Intisari-online.com - Kawasan Serpong, Perumahan Batan Indah, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten rupanya telah tercemar oleh unsur radioaktif.

Ditemukan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), radiasi tersebut berasal dari serpihan Caesium 137 (CS 137).

Asal muasal serpihan CS 137 ada di Perumahan Batan Indah tersebut belum diketahui dan masih dilacak asalnya.

Menariknya, CS 137 adalah unsur radioaktif yang sama dengan unsur yang lepas saat reaktor nuklir Chernobyl meledak pada 26/4/1986 silam.

Baca Juga: (Foto) Inilah 6 Kejadian Mengerikan yang Pernah Tertangkap Oleh Kamera 'Drone', Termasuk Saat Seseorang Dipenggal dan Adanya 'Monster' di Perairan Papua

Bencana akibat kelalaian dalam pembuatan reaktor nuklir tersebut mengakibatkan Chernobyl, wilayah Ukraina yang saat itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet, tidak dapat ditinggali sampai sekarang.

Bencana ini diawali saat sebuah uji coba sistem dilakukan pada 26 April 1986 di reaktor nomor 4 Chernobyl yang terletak di kota Pripyat, tak jauh dari perbatasan dengan Belarus dan Sungai Dnieper.

Tiba-tiba, terjadi lonjakan daya dan saat prosedur darurat untuk mematikan reaktor dilakukan, terjadi gelombang daya yang lebih besar yang memicu pecahnya reaktor dan serangkaian ledakan.

Api yang dihasilkan ledakan reaktor itu mengirim debu radioaktif ke udara dan mengirimnya ke sebagian besar wilayah Uni Soviet dan Eropa.

Baca Juga: Calon Ratu Inggris Kate Middleton Beberkan Parahnya 'Morning Sickness' Membuatnya Rasakan Ini Saat Hamil dan Pengalamannya Dengan 'Hypnobirthing', Apa Itu?

Akibatnya, dari 1986-2000 atau selama 14 tahun, sebanyak 350.400 orang dievakuasi dan dipindahkan dari daerah-daerah yang paling terkontaminasi di Belarus, Rusia, dan Ukraina.

Sedikit berbeda, adanya CS 137 di Perumahan Batan Indah tersebut karena sengaja dibuang di sebuah tanah kosong berdekatan dengan lapangan voli, ditemukan pada 30 dan 31 Januari 2020.

Namun, apa itu CS 137?

CS 137 dijelaskan oleh Peneliti Limbah Radioaktif di BATAN Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto, adalah unsur radioaktif yang digunakan dalam industri dan juga rumah sakit.

Baca Juga: Tak Kalah Mematikan dari Skullbreaker Challenge, Inilah 6 Challenge Mematikan yang Wajib Anda Peringatkan kepada Anak-anak Anda!

Industri juga menggunakan unsur Cs 137 ini untuk dapat mengukur ketebalan kertas produksinya.

Sementara itu, dalam praktik medis, unsur Cs 137 ini menjadi salah satu unsur yang dipergunakan untuk terapi kanker.

Indra Gunawan, Kepala Biro Hukum, Kerjasama dan Komunikasi Publik Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebutkan dampak CS 137 bagi kesehatan pada dosis tertentu dapat sebabkan kanker, katarak, sebabkan infertilitas dan tergantung jenis paparan radiasinya.

Dilansir situs Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), peluruhan inti Cs 137 itu sendiri punya waktu yang relatif panjang ketimbang unsur radioaktif lainnya. Waktu ini disebut sebagai 'waktu paro/waktu paruh (half-life)'. Cs 137 punya waktu paro 30 tahun.

Baca Juga: Dendanya Capai Rp 5,8 Miliar, Penjual Masker di Indonesia 'Goreng' Harga Masker hingga Lebih Mahal dari Emas, Sementara di China Sanksi Denda Mengancam Para Penimbun

Zubaidah Alatas, Mukh Syaifudin, dan Siti Nurhayati dari BATA menjelaskan lewat penelitiannya, Cs 137 adalah salah satu radionuklida yang dihasilkan oleh percobaan senjata nuklir di atmosfer, bisa mengontaminasi manusia dan lingkungan, masuk ke tubuh baik lewat makanan maupun pernapasan.

Cs 137 adalah hasil fisi bahan bakar uranium atau plutonium di reaktor nuklir, sehingga kemampuan dalam menangani seseorang yang terkontaminasi radionuklida tersebut sangat diperlukan pada kecelakaan instalasi nuklir.

Meski waktu paruh peluruhan inti Cs 137 sampai 30 tahun, efektivitas waktu paruh di dalam tubuh hanya 100 hari, artinya 100 hari adalah waktu selama separuh aktivitas Cs 137 yang diterima tubuh dibuang.

Selain bocor saat Chernobyl, Cs 137 juga mencemari lingkungan saat reaktor nuklir Fukushima bocor akibat gempa pada 11/3/2011 silam.

Baca Juga: Viral! Gubernur Kalteng yang Pernah Jadi Suami Ussy Sulistiawaty Turunkan Paksa Pasien dari Ambulans di Tengah Jalan, Untuk Apa?

Hal yang dikhawatirkan selanjutnya adalah pencemaran air tanah.

Tim gabungan ini telah melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel air tanah dan tanah di lokasi ditemukannya objek radioaktif tersebut.

"Hasil lab Batan dari sampel tanah yang kami ambil sudah keluar. Hasilnya (air tanah) masih normal tidak ada kontaminasi (radioaktif). Itu tadinya yang kami takutkan," jelas Indra.

Selanjutnya, upaya pembersihan mulai dilakukan oleh tim teknis dari BATAN. Pengerukan tanah dan vegetasi di atasnya dalam proses dan diharapkan dapat segera selesai.

Baca Juga: Gejala Diabetes pada Anak Sama Seperti Orang Dewasa, Termasuk Haus dan Sering Buang Air Kecil, Tapi apa Penyebab Diabetes pada Anak?

"Luasan lokasi (tanah terkontaminasi) yang dikeruk, sekitar 10 kali 10 meter. Pengerukan akan dilakukan hingga ke lapisan (tanah) tertentu," kata Indra.

Menurut Indra, pembersihan lokasi yang terpapar radiasi nuklir tersebut, paling lama akan dilakukan hingga 20 hari.

Kendati demikian, Indra mengimbau agar masyarakat tetap tidak melewati garis batas area ditemukannya serpihan radioaktif tersebut.

Indra juga menepis isu terkait adanya kebocoran instalasi nuklir di kawasan nuklir Serpong.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 16 Februari 2020; Gemini Berolahraga untuk Kesehatan Jantung, Sagitarius Perhatikan Kesehatan Tulang Anda

"Kami informasikan itu (kebocoran nuklir) tidak ada. Selain itu, tidak ada paparan radiasi tinggi (dari Caesium 137) di komplek Batan. Jadi kami imbau masyarakat untuk bisa tetap beraktivitas seperti biasa," sambung Indra.