Find Us On Social Media :

Sekarang Mantan Anggotanya Ngemis-ngemis Minta Kembali ke Indonesia, Dulu ISIS Bergelimang Harta, Kekayaannya Saja Bertambah Rp41 Miliar Setiap Hari

By Maymunah Nasution, Sabtu, 15 Februari 2020 | 12:50 WIB

WNI eks ISIS di kamp pengungsi Al-Hol, Suriah Timur.

Intisari-online.com - Gerakan ekstremis internasional dengan tujuan membangun kekhalifahan global dikenal dengan ISIS telah terpukul lagi untuk ketiga kalinya.

Tercatat dalam sejarah, sebelum kematian pemimpin ISIS yang mengklaim dirinya sebagai Khalifah Ibrahim, Abu Bakr al-Baghdadi pada 27 Oktober 2019 silam, dua pukulan lain terjadi pada tahun 2017 dan 2018.

Pukulan pada 2017 adalah saat ISIS harus kehilangan ibu kota de facto-nya, Raqqa di Suriah Utara dan kota bersejarahnya, Mosul, di Irak Utara.

Dengan ketiga kekalahan ini, daerah kekuasaan mereka satu per satu lepas dari genggaman, dan cita-cita ISIS untuk membangun kekhalifahan global pun hancur.

Baca Juga: Tangani Virus Corona dengan Hukum Militer, Kim Jong-Un Asingkan Penderita ke Peternakan, Bahkan Ada yang Dieksekusi Mati

Tentang kekhalifahan global ini diuraikan oleh Dr KH Ma’ruf Amin yang kini menjadi Wakil Presiden Indonesia dalam “Seminar Nasional Fenomena ISIS bagi NKRI dan Islam Rahmatan Lil’alamin”, 9 Agustus 2014 silam.

Ma’ruf Amin, menyatakan, para ulama dan pemimpin Islam banyak yang tidak setuju dengan cita-cita pendirian kekhalifahan Islam secara global.

Karena menurut mereka cita-cita tersebut saat ini tidaklah realistis dan juga tidak ada justifikasinya dalam ajaran Islam.

Saat ini umat Islam berada di setiap negara yang berbeda, yang masing-masing Negara mempunyai sejarah dan kebijakannya sendiri terkait umat Islam.

Baca Juga: Di Tengah Karantina Virus Corona, Begini Kisah WNI di Kapal Pesiar Jepang yang Bekerja di Lingkungan Penderita: 'Minta Tolak Angin hingga Mie Instan'