Find Us On Social Media :

Cara Ekstrem Para Wanita Pejuang Anti-ISIS Rayakan Kelulusan dari Kamp Pelatihan, Gigit Hewan Liar Ini Hidup-hidup dengan Gigi-gigi Mereka Tunjukkan Keganasan

By Khaerunisa, Jumat, 14 Februari 2020 | 10:56 WIB

(ilustrasi) Pasukan Peshmerga wanita

Baca Juga: Hipertensi Kini Mengintai Anak Muda, Ketahui Cara Menanganinya, Salah Satunya dengan Memaksimalkan Manfaat Labu Siam untuk Hipertensi

Kemudian pada awal 2015, pasukan Kurdi yang didukung oleh serangan koalisi pimpinan-AS menggulingkan IS dari Kobane di perbatasan Turki setelah lebih dari empat bulan pertempuran.

Pada 2016, Pasukan Demokrat Suriah (SDF), aliansi pejuang Kurdi dan Arab, merebut kota Manbij dari ISIS.

Dan pada tahun 2017, mereka menyerbu ibukota Suriah ISIS 'de facto, Raqqa.

Baca Juga: Kini Kembali Meletus dengan Skala Kecil, Inilah Riwayat Letusan Gunung Merapi Sejak Tahun 1872, Pernah Berlangsung 120 Jam Tanpa Jeda hingga Memakan Ratusan Korban Jiwa

Terbentuknya Peshmerga: Berawal dari Penderitaan Korban Perang

Suku Kurdi yang hidup di perbatasan Irak-Turki sudah lama menjadi korban perang.

Semasa Irak dipimpin oleh mendiang Presiden Saddam Hussein, suku Kurdi kerap jadi sasaran operasi militer karena menginginkan negara merdeka.

Sebaliknya oleh militer Turki, pemukiman suku Kurdi juga kerap diserang karena banyak warga Kurdi yang melintasi perbatasan dan membangun pemukiman.

Ketika militan ISIS pada tahun 2014 mulai menunjukkan pengaruhnya di kawasan Suriah dan Irak, suku Kurdi juga menjadi sasaran serangan mengingat keyakinan agamanya dianggap dianggap berbeda.

Atas serangan-serangan militer yang selama ini dialaminya, suku Kurdi pun membentuk pasukan gerilya yang dinamakan Peshmerga untuk melakukan perlawanan dan anggotanya terdiri dari pria serta wanita yang umumnya cantik-cantik.