Find Us On Social Media :

Kepanikan Virus Corona Belum Mereda, Ilmuwan Geger Karena Temukan Virus Misterius Baru: Gennya Sama Sekali Tidak Dikenal Oleh Ilmuwan

By May N, Rabu, 12 Februari 2020 | 14:40 WIB

 

Intisari-online.com - Hingga hari ini, Rabu (12/2/2020), jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona bertambah menjadi 1.112 orang.

Itu adalah angka global dengan 1.018 di antaranya meninggal di China.

Sementara di luar China, sudah 27 negara melaporkan positif virus corona dengan Jepang memegang kasus terbanyak dengan 163 kasus.

Secara total global, ada sebanyak 44.794 kasus.

Baca Juga: Buat Video Tutorial Sebarkan Virus Corona, Pria Ini Lakukan Hal Menjijikkan di Supermarket: Begini Penyebaran Virus Corona Menurut Para Ilmuwan

Mengerikan jika memikirkan bagaimana benda sekecil virus dapat membunuh ribuan bahkan jutaan orang.

Mengapa disebut benda? Karena virus sampai sekarang masih diperdebatkan termasuk organisme hidup atau tidak.

Perlu diketahui, virus tidak dapat hidup atau memperbanyak diri di luar inang yang ia infeksi.

Oleh sebab itu saat tubuh kita dimasuki virus berarti saat itulah virus mulai hidup dan berkembang biak.

Baca Juga: Bunuh Suami dan Anak Tiri kemudian Bakar Jasadnya, Aulia Kesuma Jadi Bulan-bulanan Keluarga Korban saat Sidang, Sempat Menangis Bilang Ingat Suami

Inang yang dapat diinfeksi virus berupa manusia, hewan, tumbuhan, bakteri, jamur, bahkan amoeba.

Dilansir dari Independent, selain ada virus Corona, ada lagi virus baru yang membuat para ilmuwan terkejut.

Kekagetan ilmuwan muncul karena virus tersebut sangat berbeda dengan virus lainnya.

Yaravirus, virus yang menyerang amoeba termasuk virus yang ukurannya lebih kecil dibandingkan virus lain yang menyerang amoeba.

Baca Juga: Kisah Fela, Wanita Asal Indonesia yang Jual Keperawanan dan Laku Rp19 Miliar: Begini Kisah di Balik Tren Menjual Keperawanan

Gen di virus tersebut hampir tidak dikenali sama sekali.

Penamaan Yaravirus

Yaravirus dinamai dari kata Yara, atau "dewa air" berdasarkan mitologi Brazil.

Yara berbentuk seperti putri duyung dan selalu menggoda pelaut untuk hidup di bawah laut bersamanya.

Baca Juga: 'Saya Tidak Ingin Mati, Saya Hanya Putus Asa', Kata Seorang Siswa sebelum Ajal Menjemput, Ternyata Gadis yang Takut Gemuk Ini Tertipu Pil Pelangsing

Virus ini pertama kali ditemukan di Brazil, dari amoeba di sebuah waduk.

Saat urutan DNA yaravirus diurutkan, ilmuwan temukan 90% gen tersebut tidak pernah ditemukan sebelumnya.

Mengutip sebuah publikasi terbuka dari bioRxiv, yang melaporkan penemuan Yaravirus, berukuran 80 nm dan rantai DNA yang belum lengkap.

Protein yang diterjemahkan dari rantai DNA yang telah ditemukan diprediksi hanya 74 protein, dengan jumlah komponen rantai DNA sebanyak 44,924 buah.

Baca Juga: Korban Meninggal Akibat Virus Corona Capai 1.112 Orang, Bagaimana Jenazah Korban Virus Corona Dimakamkan?

Dari 74 protein yang diterjemahkan dari rantai DNA tersebut, 68 protein masih belum pernah ditemukan para ilmuwan manapun.

Hanya ada 6 gen yang homolog dengan yang tersimpan di database ilmuwan.

Keenam gen tersebut antara lain exonuklease, enzim pengikat energi ATP, primer DNA dwifungsi/polimerase dan tiga protein (yang sifatnya masih dugaan).

Oleh sebab itu, masih sulit bagi ilmuwan untuk mendapatkan jenis virus yang masih satu keluarga dengan Yaravirus.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Beli Robot Pemadam Kebakaran Senilai Rp37,4, Apa Saja Kelebihannya?

Genom Yaravirus juga mengandung enam tipe tRNA yang tidak sama dengan kodon yang biasa digunakan dalam terjemahan rantai DNA untuk menciptakan protein.

Jonatas Abrahao, virologis di Universitas Minas Gerais di Brazil mengatakan jika hasil ini tunjukkan "masih banyak yang perlu dipelajari" tentang virus.

Beberapa gen Yaravirus terlihat seperti yang ada di virus raksasa, tapi masih belum jelas bagaimana keduanya berhubungan.

Abrahao bersama rekannya juga sekarang menginvestigasi fitur lain dari keberadaan virus novel.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap 3 Skenario Berakhirnya Wabah Virus Corona, Kabar Buruknya Virus Ini Disebut Tidak Akan Musnah

Ilmuwan lain menyebut jika penemuan tersebut menunjukkan "harta karun baru dari proses biokimia yang belum pernah dilihat".