Find Us On Social Media :

Kesaksian Generasi Terakhir Penganut Tradisi Kuping Panjang, Ungkap Alasan Anak-cucu Enggan Ikuti Jejaknya hingga Bujuk Rayu Mantri untuk Memotong Telinganya

By Khaerunisa, Senin, 10 Februari 2020 | 08:37 WIB

Tipung Ping (baju motif bunga merah) dan Kristina Yeq Lawing (baju biru) perempuan Dayak dengan cuping telinga panjang

Baca Juga: Menengok Kembali Perjuangan Xanana Gusmao Merdekakan Timor Timur, Pria Yang Pernah Jadi Tahanan Politik Era Soeharto Tersebut Rupanya Dibebaskan Oleh Tokoh Penting Indonesia Ini!

"Saya suka bujuk cucu tapi mereka enggak mau bikin. Bilangnya, sudah modern," kata Kristina.

Di sisi lain, Kristina dan Tipung sendiri pernah dibujuk oleh seorang mantri untuk memotong telinga panjang mereka.

Hal itu diungkapkan demi alasan kesehatan dan memudahkan aktivitas.

Namun Kristina dan Tipung menolak bujukan mantri tersebut.

Mereka memilih untuk tetap mempertahankan tradisi cuping panjang yang sudah mereka lakukan sejak kecil.

Baca Juga: Sebut Dirinya Bodoh karena Selama Ini Hanya Makan Daging Hewan, Dengiz Sang Kanibal: Daging Manusia Membuatku Gembira

Telinga Sudah Dilubangi Sejak Usia 3 Tahun

Kristina menceritakan jika tradisi Kuping panjang bukan hanya untuk perempuan.

Laki-laki di suku Dayak juga memanjangkan cuping telinga mereka sebagai simbol kegagahan. "Maknanya sama. Laki-laki akan terlibat lebih gagah jika telinga panjang," kata Kristina.

Ia sendiri mulai melakukannya sejak usia 3 tahun.

Ia bercerita jika sang ibulah yang melubangi telinganya menggunakan kayu lalu diikat kain hitam.

Baca Juga: Bunuh Atasan Lalu Curi Senjata Markas untuk Tembaki Pengunjung Mal Hingga Tewaskan 25 Orang, Tentara yang Mengamuk Ini Sempat Unggah Pesan Kematian di Facebook

Setelah lukanya sembuh, lubang tekungan diberi satu anting.

Semakin bertambah usia, maka jumlah anting yang digunakan juga akan bertambah.