Find Us On Social Media :

Kesaksian Generasi Terakhir Penganut Tradisi Kuping Panjang, Ungkap Alasan Anak-cucu Enggan Ikuti Jejaknya hingga Bujuk Rayu Mantri untuk Memotong Telinganya

By Khaerunisa, Senin, 10 Februari 2020 | 08:37 WIB

Tipung Ping (baju motif bunga merah) dan Kristina Yeq Lawing (baju biru) perempuan Dayak dengan cuping telinga panjang

Intisari-Online.com - Tradisi khas suku dayak ini telah banyak dikenal oleh masyarakat luas.

Keunikannya kerap mencuri perhatian.

Namun, kini sudah tak ada lagi generasi baru yang meneruskannya

Melansir Kompas.com (10/2), Tipung Ping (69) dan Kristina Yeq Lawing (71) adalah generasi terakhir perempuan dayak di Kampung Long Isun, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang masih mempertahankan tradisi kuping panjang.

Baca Juga: Tradisi Pelat Bibir Suku Mursi Afrika, Ketika para Wanita Meregangkan Bibirnya untuk Kecantikan dan Kepentingan Sosial

Tipung dan Kristina adalah generasi angkatan tahun 1950-an.

Setelah mereka, tidak ada lagi perempuan di kampungnya yang melakukan tradisi kuping panjang.

Perempuan dayak sendiri meyakini bahwa cuping telinga panjang adalah simbol kecantikan.

Semakin panjang kuping seorang perempuan dayak, maka ia akan semakin cantik.