Beredar sebuah petisi di laman change.org yang dimulai pada 26/1/2020 dan telah ditandatangani 118.858 orang pada Rabu (29/1/2020) siang.
Dari mereka yang menyerukan kesehatan diprioritaskan di atas cuan pariwisata adalah Ian Ong, yang menulis: "Kami bukan pemakan tikus atau kelelawar dan tidak boleh dibuat untuk menanggung omong kosong mereka."
Fenomena ini disebut dengan Xenofobia atau ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing, yang mencuat menyerang penduduk China daratan dan kebiasaan makan mereka semenjak kasus pertama virus Corona 2019 (2019-nCoV) Desember lalu.
Warga China telah dilarang masuk ke Filipina, Papua Nugini, dan negara Asia lainnya.
Bahkan di Malaysia, ada seruan memblokir turis China dan media sosial memposting jika wabah ini adalah azab untuk kekejaman China terhadap populasi Muslim Uighur.
Di Jepang sementara itu, muncul permintaan maaf dari pihak turisme yang dipasang di toko setelah toko tersebut memasang tanda "Orang China tidak boleh masuk ke toko ini. Aku tidak ingin terjangkit virus."
Rabu (29/1/2020) Singapura telah memblokir masuknya turis yang telah mengunjungi provinsi Hubei selama 14 hari terakhir, atau pemegang paspor yang dari provinsi tersebut.
Malaysia juga telah menghentikan visa traveler China dari Hubei.