Find Us On Social Media :

Ditawari Bertemu Diktator Franco, Hitler Malah Pilih Cabut Empat Giginya, Kenapa?

By Ade Sulaeman, Jumat, 23 Maret 2018 | 15:00 WIB

Seusai perang, para pemimpin Barat menyesali politik mereka terhadap perang saudara Spanyol.

(Baca juga: Realita Bekerja di Kapal Pesiar: Saat Beban Kerja Tidak Semanis Gajinya!)

Presiden Roosevelt berpikir, seandainya semula AS mau berbuat sesuatu, maka boleh jadi dapat mencegah timbulnya kekuatan anti-demokrasi di Spanyol.

Begitu pula di Perancis, orang mulai berpendapat bahwa kerawanan mereka sendiri terhadap kekuatan fasis pun semakin meningkat.

Pasalnya Perancis langsung berbatasan dengan Jerman dan Italia di timur, dan sekarang ditambah Spanyol di selatan.

Sedangkan di London, Churchill pun hanya tercenung mengingat sikap negaranya yang tak begitu peduli dengan apa yang terjadi di Spanyol.

Sebaliknya, perang saudara Spanyol memberi keuntungan bagi beberapa negara lain yang sengaja campur tangan membantu salah satu pihak, sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Meraba situasi akhir 1930-an yang semakin memanas, Jerman, Italia, dan Soviet memanfaatkan perang saudara untuk pemanasan dan menguji-coba senjata maupun doktrin-doktrin perang baru yang mereka kembangkan.

Tak peduli siapa pun yang menjadi korbannya. Misalnya, dalam perang inilah untuk pertama kalinya bom bakar atau napalm digunakan.

Begtu pula Jerman lalu mengubah rancangan tank Mark I-nya, yang ternyata rentan terhadap meriam  37mm kendaraan lapis baja Soviet.

Selain itu tentu ada faktor ideologis dan kepentingan politik serta ekonomi yang menjadi latar belakang sikap masing-masing.

Moskwa misalnya, menerima imbalan berupa cadangan emas Spanyol yang kala itu bernilai 315 juta dolar.

Sementara Berlin memperoleh akses mempetroleh bijih besi dan magnesium dari Spanyol, yang amat penting buat produksi persenjataan Jerman dalam PD II.

(Baca juga: Dari Bertukar Istri Hingga Membunuh Anak, Inilah 10 Hal Mengerikan Dalam Kehidupan Seksual Orang Eskimo)