Berpacu Dengan Waktu, Pemerintah China Bangun 2 Rumah Sakit Khusus untuk Penderita Infeksi Virus Corona, Diselesaikan Hanya Enam Hari!

May N

Penulis

Dikejar waktu yang sangat singkat, pemerintah China bangun 2 rumah sakit untuk pasien virus Corona hanya dalam waktu 6 hari

Intisari-online.com -China sedang berpacu dengan waktu untuk menanggulangi virus corona.

Dengan jumlah kematian sudah mencapai angka 56 dan tercatat sudah ada 2000 pasien di China saja, negara tersebut harus bertindak cepat dalam menanggulangi krisis kesehatan ini.

Selain mengunci kota Wuhan dan 18 kota lain, China juga mulai menghimbau semua masyarakatnya untuk tetap berdiam diri di rumah.

Rumah sakit di Wuhan telah dibanjiri oleh pasien virus Corona.

Baca Juga: 6 Tanda Anda Terlalu Banyak Minum Kopi, Hati-hati Terhadap Efek Negatifnya Juga Ya! Termasuk Dapat Buat Kecanduan Meski Menaikkan Metabolisme Tubuh

Setelah sebelumnya pasien dikirim tanpa henti tanpa adanya penyediaan karantina di rumah sakit tersebut, kini pemerintah China mulai mengajukan langkah tanggap darurat.

Kini, media pemerintah China mengatakan jika ada rumah sakit baru untuk 1000 manusia, dikutip dari Mirror.

Rumah sakit tersebut dibangun khusus untuk para pasien virus corona.

Langkah ini sudah pernah dilakukan China saat hadapi virus SARS tahun 2003 silam.

Baca Juga: Rumah Sakit Kewalahan Hingga Banyak Mayat Bergelimpangan, Beginilah Pemandangan 'Neraka' Akibat Corona Virus, Pasien yang Mengalami Hal Ini Bahkan Ditolak Rumah Sakit

Rumah sakit yang selanjutnya akan berada di Wuhan tersebut menggunakan bangunan lawas.

Suplai bahan dan peralatan kesehatan akan dibawakan dari rumah sakit sebelahnya.

Situs seluas 25000 meter persegi tersebut sudah mulai dikerjakan dan fotonya telah dipublikasikan dari media pemerintah China.

Baca Juga: Berprestasi dan Digadang Bakal Jadi Menteri yang Sukses di Era Jokowi, Sosok Menteri Ini Justru Blak-Blakan Pasrah dan Sebut Tidak Ada Solusi Untuk BPJS Kesehatan

Menyusul rumah sakit yang pertama, rumah sakit kedua juga akan dibangun dan berkapasitas 1300 manusia.

Pembangunan yang terpacu dengan waktu yang sangat singkat tersebut direncanakan selesai dalam waktu 6 hari saja.

Rencana ini satu hari lebih cepat dari pembangunan rumah sakit SARS tahun 2003 yang selesai hanya dalam waktu 7 hari.

Baca Juga: Angka Kematian Mencapai 56 dan Pasien Virus Corona Capai 2000, Beijing Konfirmasi Penggunaan Obat anti-HIV di Tiga Rumah Sakit Ini, Sementara Ketiga Negara Adidaya Ini Mulai Amankan Penduduk Mereka

Demi melancarkan rencana tersebut, teknisi dan insinyur akan dibawa dari seluruh dunia untuk bahu-membahu melengkapi konstruksi.

Pembangunan rumah sakit SARS telah memecahkan rekor dunia untuk pembangunan rumah sakit tercepat.

Rumah sakit tersebut memiliki ruang X-ray, ruang CT-scan, ICU dan laboratorium.

Baca Juga: Bak Kiamat Sudah Dekat, Setahun Virus Corona Bisa Musnahkan 65 Juta Manusia di Dunia, Ternyata Kecerobohan China Ini Jadi Biang Keladinya

Masing-masing juga dilengkapi dengan kamar kecil.

Virus Corona telah menyebar di Thailand, Vietnam. Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Nepal dan Amerika Serikat.

Minggu (26/1/2020) dilansir dari CNN Kanada mengkonfirmasi pasien 1 virus Corona negara mereka.

Ada isu penularan dapat dipercepat saat ratusan juta penduduk China bepergian saat liburan Tahun Baru China.

Baca Juga: Terlalu Malas, Tukang Pos Ini Sembunyikan 24.000 Surat Tak Terkirim di Rumahnya, Dia Justru Mengaku Telah 'Menimbun' Surat Sejak 2003: 'Terlalu Merepotkan untuk Mengirimnya'

Walau begitu, sudah banyak yang membatalkan rencana mereka.

Bandara di seluruh dunia telah meningkatkan penjagaan dan pemindaian untuk penumpang dari China.

Namun, pihak kesehatan dan ahli hanya menanyakan efektivitas dari pemindaian tersebut.

Minggu kemarin , WHO telah melakukan rapat dan umumkan merebaknya virus Corona sebagai gawat darurat kesehatan global.

Baca Juga: Tolong Wanita Tuna Netra yang Rambut Gembelnya Sudah Jadi Sarang Tikus dan Ulat, Ardian Ternyata Mantan Residivis yang Sering Keluar Masuk Penjara

Seorang spesialis penyakit infeksi di Imperial College, London pada Sabtu (25/1/2020) menyatakan bahwa epidemi ini "menunjukkan ancaman kesehatan global yang jelas dan sedang berlangsung".

Ia juga menambahkan untuk saat ini apakah masih mungkin menahan epidemi tersebut di China.

Artikel Terkait