Penulis
Intisari-Online.com – Sudah menjadi kewajiban seorang ibu memberikan makanan terbaik bagi anaknya, terutama yang baru lahir.
Dan makanan terbaik bagi anak yang baru lahir adalah ASI, yang harus diberikan minimal enam bulan hanya ASI saja.
Dalam keadaan apa pun, maka ibu harus tetap mengeluarkan ASI-nya agar ‘gudang’ ASI tetap berproduksi.
Demikian pula yang dilakukan oleh seorang ibu yang tetap memerah ASI-nya meski dia tengah mengikuti lomba marathon.
Baca Juga: Sedang Tren di Kalangan Ibu Muda, Kira-kira Berapa Lama ASI Perah Boleh Disimpan di Kulkas?
Ketika Molly Waitz berlari melintasi garis finish di ajang New York City Marathon Sunday, di New York, AS, Minggu (3/11/2019), dia tak hanya menggondol medali finisher.
Ibu satu anak ini pun berhasil mengumpulkan ratusan mililiter air susu ibu (ASI) yang dia pompa selama berlangsungnya lomba.
Ya, perempuan 27 tahun ini asal Cutchogue, New York ini memerah ASI-nya pada beberapa kesempatan selama berlangsungnya lomba yang menempuh jarak 42,195 kilometer tersebut.
"Sebelum ini saya tak pernah berpikir bisa mengikuti lari marathon, tapi nyatanya saya bisa menyelesaikannya, meskipun saya adalah seorang ibu 'full-timer' yang mengasuh anak."
"Sungguh ini luar biasa dan sulit dipercaya," kata dia seperti dikutip dari pemberitaan di laman Good Morning America.
Waitz diketahui melahirkan anak pertamanya, seorang putra yang diberi nama Bode, pada delapan bulan lalu.
Ajang marathon ini merupakan kali pertama bagi Waitz, di mana dia mewakili First Candle, sebuah lembaga amal.
Berdasarkan keterangan di laman First Candle, organisasi ini bertujuan membangkitkan kepedulian terhadap sindrom kematian bayi mendadak-Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
Mereka juga menyokong para keluarga yang memiliki pengalaman menyedihkan akibat SIDS.
Baca Juga: Hati-hati, Salah Simpan ASI Perah Bisa Bahaya Buat Bayi, Hindarilah 10 Kesalahan Ini!
Melalui badan amal itulah, Waitz mengetahui tentang Willow Breast Pump, perangkat pemompa ASI seharga 499 dollar AS, atau kira-kira Rp 7 juta.
Dengan alat tersebut, seorang ibu dimungkinkan untuk memompa ASI, namun tangan mereka bebas dan masih bisa melakukan aktivitas lain.
Willow lalu menyokong Waitz dengan memberinya sebuah alat cuma-cuma, dan perempuan itu lalu memutuskan untuk menjajalnya sambil berlari marathon.
Waitz menyimpan alat pemompa itu di balik sports bra, dan hasil ASI perahan ditampung pada kantung yang ada di dalam mesin pompa tersebut.
Uniknya, pompa ASI ini terkoneksi dengan aplikasi di ponsel melalui Bluetooth, hingga Waitz dapat mengetahui kapan kantung susu di dadanya penuh.
Saat sudah penuh, dia lalu mengganti kantung itu dengan yang baru, dan hasil perahan ASI dia simpan di dalam backpack yang menemaninya sepanjang lomba.
Waitz menyelesaikan lomba ini dengan catatan waktu enam jam 46 menit, berdasarkan hasil resmi panitia penyelenggara.
Sepanjang masa itu dia mengumpulkan 591 mililiter ASI.
"Saya memompa pertama kali antara kilometer 4-7, lalu saya melakukannya lagi saat berada di sekitar the Queensboro Bridge, yang ada di kilometer 25," kata dia.
"Saya memang agak melambat saat harus memerah ASI, meski sebenarnya hal itu tak perlu terjadi, sebab alat ini bisa digunakan bahkan dengan kondisi mata tertutup," sebut dia.
Waitz berharap, langkahnya ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak ibu menyusui lainnya, bahwa segala sesuatu adalah mungkin.
"Segala sesuatu mungkin jika kamu mau melakukannya," kata dia.
Kendati demikian, dia menegaskan, aksi ini dia lakukan karena benar-benar membutuhkan ASI dan bukan untuk mencari sensasi.
Dia lalu bercerita, bagaimana dia sudah harus berkumpul di sekitar garis start pada pukul 5.00 pagi, sementara start baru dilakukan pada pukul 11.00 siang.
Tak hanya itu, dia pun tak bisa kembali ke hotel pada hari Minggu itu, hingga pukul 18.00.
Artinya selama lebih dari 12 jam, Waitz memang berada di luar rumah.
"Saya ingin mengikuti lomba lari marathon, dan keperluan terbesar adalah mencari tahu bagaimana saya bisa tetap memerah ASI," sebut dia.
"Ada banyak stigma tentang bagaimana para ibu harus memberi asupan makanan buat anak mereka. Tapi bukan itu yang ingin saya sampaikan di sini," kata dia.
"Apa yang saya lakukan merupakan bentuk persembahan terbaik bagi setiap anak," tambahnya.
"Sebab, mereka hanya butuh orangtua yang bahagia dan dicintai. Apa pun yang kamu dapat berikan untuk anakmu, itu adalah yang terbaik untuk mereka," kata Waitz.
Bukan yang pertama Waitz pelaku pertama yang memompa ASI sambil berlari.
Sebelum dia, ada ibu super lainnya yang berhasil menghasilkan ASI untuk anak mereka, sambil tetap merampungkan lomba sejenis.
Tahun lalu, Sophie Power asal London, Inggris tertangkap kamera saat berhenti untuk menyusui putranya yang berusia tiga bulan.
Saat itu, Sophie tengah berupaya menyelesaikan lomba Trail Ultra Mont Blanc di Pegunungan Alpen, sejauh 170 kilometer.
Lalu, Staf Angkatan Udara AS Sersan Jaime Sloan, seorang ibu dari dua anak, tetap memerah ASI sambil menyelesaikan lomba Ironman 70,3 di Tempe, Arizona.
Dalam lomba itu dia harus berenang sejauh dua kilometer, bersepeda 90 kilometer, dan berlari 21 kilometer. Glori K. Wadrianto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perempuan Ini Ikut Lomba Lari Marathon Sambil Perah ASI, Kenapa Tidak?"
Baca Juga: Man Kaur, Perempuan 100 Tahun yang Berhasil Meraih Medali Emas Lomba Lari 100 Meter