Menurut dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Budianto Komari, dalam penyuluhan kanker bagi masyarakat awam, pada 2009 di Jakarta, kanker nasofaring menempati urutan keempat terbanyak di antara semua jenis kanker.
Hasil pendataan di sejumlah RS rujukan memperlihatkan, ada rata-rata 100 kasus baru karsinoma nasofaring per tahun di RS Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, 70 kasus baru per tahun di RS Kanker Dharmais, 60 kasus baru penyakit itu setiap tahun di RS Hasan Sadikin Bandung.
"Angka kasus pada pria 2,18 kali lebih tinggi dibanding perempuan," ujarnya.
"Agar hasil terapi bisa optimal, deteksi dini sangat penting dilakukan," ujarnya.
Pada umumnya, gejala awal kanker nasofaring adalah telinga berdenging, rasa tidak nyaman, dan gangguan pendengaran satu sisi.
Gejala dini lainnya adalah berupa perdarahan ringan melalui hidung.
Pertumbuhan tumor ini juga dapat menyebabkan gangguan pada saraf otak.
Pada stadium lanjut kanker nasofaring, penyebaran sel-sel tumor ganas itu ditandai pembesaran atau benjolan padat pada leher.