Find Us On Social Media :

Tragis, Nenek Buyut Raja Thailand yang Baru Saja Depak Selirnya Ini Tewas Tenggelam Bersama Putrinya, Namun Para Pelayan Hanya Berdiri Menonton Tanpa Menolongnya

By Tatik Ariyani, Sabtu, 26 Oktober 2019 | 12:30 WIB

Kisah Ratu Sunandha Kumariratana

Intisari-Online.com - Raja Thailand Vajiralongkorn menjadi sorotan karena mencabut gelar satu selirnya, Sineenat Wongvajirapakdi.

Status Sineenat dicopot karena dianggap "tak setia dan tak tahu berterima kasih pada Raja Thailand".

Dia mencoba untuk menyabotase penunjukan Ratu Suthida Vajiralongkorn na Ayudhya, dan mencoba ikut campur.

Selain itu, Sineenat juga menentang penunjukan Ratu Suthida sebagai permaisuri demi ambisi pribadi.

Raja Vajiralongkorn sendiri telah naik tahta tahun 2016 setelah kematian ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej.

Baca Juga: Baru Saja Depak Satu Selirnya, Ternyata Perjalanan Kehidupan Cinta Sang Raja 'Nyentik' Ini Sangatlah Rumit

Dia menerima tahta pada malam 1 Desember 2016, dengan penobatannya mulai dari 4-6 Mei 2019.

Raja Vajiralongkorn adalah raja kesepuluh dari dinasti Chakri. Pada usia 64, ia adalah raja Thailand tertua yang naik takhta.

Terlepas dari pencabutan gelar selir kerajaan oleh Raja Vajiralongkorn, nenek buyut raja Vajiralongkorn memiliki akhir hidup yang cukup tragis.

Ialah Ratu Thailand, Sunandha Kumariratana.

Ia adalah istri dari raja Maha Chulalongkorn yang berkuasa dari tahun 1868 hingga 1910.

Baca Juga: Dari Pakai 'Crop Top' Sampai Rayakan Ulang Tahun Anjingnya Secara Mewah Bersama Istrinya yang Hanya Kenakan Selembar Ini, Ini Deretan Perilaku Nyentrik Sang Raja yang Baru Saja Memecat Selirnya

Raja Maha Chulalongkorn adalah kakek Raja Bhumibol Adulyadej, sehingga ia juga merupakan kakek buyut dari Raja Vajiralongkorn.

Raja Maha Chulalongkorn memperistri Savang Vadhana dan memiliki anak bernama Mahidol Adulyadej.

Mahidol Adulyadej sendiri menikah dengan Srinagarindra dan memiliki anak bernama Raja Bhumibol Adulyadej, ayah Raja Vajiralongkorn.

Sementara Sunandha Kumariratana adalah istri pertama dari tiga istri Raja Chulalongkorn dari kerajaan di Thailand

Secara tidak langsung, Sunandha Kumariratana adalah nenek buyut dari raja Raja Vajiralongkorn.

Baca Juga: Tanda di Kulit pada Ibu yang Baru Saja Melahirkan Ini Mungkin Mengganggu, Namun Cara Alternatif Berikut Bisa Menghilangkannya

Meski dia adalah seorang ratu, dia mengalami kematian yang tragis dan tak ada seorang pun yang menolongnya.

Dia dikenal karena memperkenalkan beberapa reformasi progresif dalam kerajaannya, seperti menghapus perbudakan, seperti dilansir dari The Vintage News.

Saat kematiannya, Ratu Sunandha Kumariratana sudah memiliki satu anak perempuan dan sedang mengandung anak lagi.

Pada Mei 1880, ketika, Sunandha sedang dalam perjalanan ke kediaman musim panas Bang Pa-In yang berlimpah di keluarga kerajaan, di luar Bangkok.

Baca Juga: Pria ini Berhasil Pangkas Bobot Tubuhnya Sebanyak 34 Kg dalam 3 Bulan, Rahasianya?

Saat itu Sunandha baru berusia 19 tahun.

Dia ditemani oleh Putri Karnabhorn Bejraratana, yang bahkan usianya belum genap dua tahun, dan sekelompok penjaga dan pelayan.

Namun untuk mencapai istana diperlukan penyeberangan Sungai Chao Phraya, sungai terbesar di Thailand.

Permaisuri ratu dan sang putri dikawal ke perahu terpisah yang diseret oleh perahu yang lebih besar untuk membawa mereka melintasi sungai.

Baca Juga: Alexei Leonov, Orang Pertama yang Berjalan di Luar Angkasa Meninggal di Usia 85 Tahun

Nahasnya, kapal kerajaan terbalik dalam arus yang kuat dan Sunandha serta putrinya jatuh ke air.

Namun, anehnya tak satu pun dari rombongan kerajaan bergegas untuk membantu mereka.

Padahal, seharusnya mereka bertindak atau mendesak orang lain untuk membantu bangsawan kerajaan yang tenggelam.

Alhasil, Sunandha dan putrinya serta bayi yang dikandungnya tewas, sementara para pelayan hanya berdiri menyaksikan peristiwa nahas itu.

Baca Juga: Momen Memilukan Ketika Ayah dari 6 Anak Ini Mengikat Janji dengan Wanita Tercinta Beberapa Jam Sebelum Meninggal Karena Penyakit Mematikan Ini

Anda pasti bertanya, bagaimana mungkin para pelayan itu hanya menyaksikan ratu mereka tenggelam tanpa berbuat apapun?

Jawabannya adalah, karena mereka mematuhi hukum lama dan kaku di Thailand.

Hukum tersebut tidak mengizinkan orang biasa menyentuh anggota kerajaan.

Orang yang melanggar hukum tersebut bisa dihukum mati.

Baca Juga: Tragis, Wanita Ini Dibunuh Lalu Mayatnya Dicor di Samping Makam, Ternyata Ini Alasan Pelaku Membunuhnya

Menurut Misfit History, selain hukum, setiap maksud untuk membantu menyelamatkan hidup sang ratu bisa saja hilang seketika karena kepercayaan takhayul juga.

Diduga, menyelamatkan seseorang yang sedang tenggelam di sungai dikaitkan dengan kemalangan.

Jika seseorang menawarkan bantuan kepada orang itu berarti ikut campur dengan roh-roh yang hidup di air.

Baca Juga: Pria Ini Lakukan Upacara Pernikahan dan Pemakaman di Saat yang Bersamaan, Alasan di Baliknya Sungguh Menyedihkan

Setelah kejadian tersebut, Raja Chulalongkorn kemudian memenjarakan petugas yang tidak memberikan perintah untuk mencoba menyelamatkan.

Raja sangat berduka atas kematian istrinya, yang dikatakan orang yang paling dicintainya. Prosesi penguburan yang diatur untuk ratu mungkin pemakaman paling mahal dalam sejarah kerajaan di Asiatersebut.

Di halaman belakang istana, raja menempatkan peringatan untuk Sunandha Kumariratana dan anak-anak sebagai pengingat akan keadaan luar biasa yang mengakhiri hidup mereka terlalu cepat.