Find Us On Social Media :

Dianggap Bisa Picu Kekerasan, Film Joker Tuai Kontroversi, Faktanya Senyuman Joker Bisa Menyebabkan Depresi Semengerikan Ini

By Afif Khoirul M, Kamis, 3 Oktober 2019 | 16:45 WIB

Ilustrasi senyuman seperti Joker, ternyata bisa menyebabkan depresi.

Intisari-online.com - Film Joker sudah tayang di Bioskop Indonesia dan dunia.

Film ini berfokus pada perjalanan sosok Arthur Fleck, pria yang diabaikan masyarakat kemudian berubah menjadi penjahat yang sangat kejam.

Artur tumbuh sebagai seorang yang gagal, dan bekerja sebagai badut, namun dia hidup dibawah tekanan dan diperlakukan tak adil oleh lingkungan sekitar.

Arthur berubah menjadi Joker dengan pribadi baru dengan sifat yang jahat, serta berubah menjadi pembunuh.

Baca Juga: Asteroid Seukuran Rumah Akan Melintasi Bumi dengan Kecepatan Lebih dari 30.000 Km/Jam dalam Jarak Dekat, Berbahayakah?

Meski film ini disambut dengan suka cita, sebelumnya banyak kecaman karena film ini dinilai bisa memicu kekerasan.

Angkatan Darat AS dan Departemen Kepolisian Los Angeles, waspada dan berjaga-jaga saat pemutaran perdana film Joker.

Mereka juga melarang penonton bioskop datang memakai kostum.

Hal ini dilakukan karena pada 2012 silam, saat penayangan Batman The Dark Knight Rises di Colorado 12 orang meninggal setelah ditembak secara membabi buta oleh penonton.

Baca Juga: Asteroid Seukuran Rumah Akan Melintasi Bumi dengan Kecepatan Lebih dari 30.000 Km/Jam dalam Jarak Dekat, Berbahayakah?

Lantas, benarkan film Joker bisa memicu kekerasan?

Menurut penelusuran Intisari Online, nyatanya senyuman Joker ternyata bisa memicu seseorang untuk depresei.

Menukil Gizmodo, Profesor Makoto Natsume di Universitas Osaka mempraktikkan psikiatri dan juga mengajarkannya. 

Dia memperhatikan beberapa pasiennya, terutama pasien wanitanya, melakukan sesuatu yang benar-benar menyeramkan secara permanen, dengan tersenyum.

Baca Juga: Wah, Harga Esemka Bima Didiskon Hingga di Bawah Rp100 Juta, Ada Subsidi Khusus Jika Anda Penuhi Syarat Ini

Mereka melakukan ini tanpa goyah sejenak, dan mereka melakukannya sambil menggambarkan beberapa hal paling mengerikan yang pernah terjadi pada mereka.

Mereka tanpa sadar tersenyum dan hal ini ternyata tidak sadar bahwa mereka tersenyum.

Emosi yang tertuang seperti yang dilakukan Joker bahwa dia terus tersenyum namun tidak karena dirinya bahagia. Nyatanya adalah sebuah penindasan emosi.

Karena senyum tidak seharusnya berubah dengan emosi positif lebih daripada dengan emosi negatif  dapat menyebabkan mereka meluap pada waktu yang tidak tepat. 

Menurut Natsune mereka dapat depresi sangat dalam, isolasi sosial, keterasingan emosi, dan berujung pada penyakit mental, seperti yang terjadi pada Joker.

Baca Juga: 75 Hari Mendekam di Penjara Setelah Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Begini Kondisi Komedian Nunung, Sang Anak Ungkap Kesehariannya