Advertorial

Ilmuwan Ini Biarkan Lengannya Digigit Ular Piton Besar hingga Berdarah, Ternyata Ini Tujuannya

Nieko Octavi Septiana
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Intisari-Online.com -Banyak hal yang harus dilakukan ilmuwan untuk mengungkap banyak hal.

Mulai dari menjelajah hutan lebat, berhari-hari melakukan percobaan di laboratorium, dan banyak hal lainnya.

Semua yang dilakukan mereka untuk mengetahui sesuatu yang baru dan memperdalamnya yang nantinya akan berguna bagi kehidupan manusia.

Demi memperoleh pengetahuan baru itu, mereka juga melakukan hal-hal berbahaya.

Baca Juga: Cara Lucu dan Konyol Ratu Elizabeth II Menghindari Obrolan dengan Pemimpin Diktator

Bahkan tak jarang percobaan yang mereka lakukan berisiko dan mengancam nyawa.

Seperti hal berbahaya yang dilakukan ilmuwan ini.

Melansir Mirror, Selasa (1/10/2019), seorang ilmuwan membiarkan lengannya digigit seekor ular piton besar.

Aksi itu didokumentasikan dalam rekaman.

Baca Juga: Di Dalam Penjara Suriah, Ketika Ribuan Tahanan Pejuang ISIS Merasa Tak Bersalah dan Layak Diadili

Dalam video, terlihat ilmuwan pria itu berteriak kesakitan saat ular piton sepanjang 2 meter menancapkan taring di lengannya.

Ilmuwan yang juga presenter TV Adam Thorn, dari Australia, membutuhkan jahitan di lengannya setelah bekas gigitan dari reptil mengeluarkan darah.

Dalam rekaman tersebut, yang direkam untuk serial TV baru, ular besar dapat dilihat diletakkan di atas meja kayu.

Baca Juga: Bikin Geger dan Panik, Ular Piton Sepanjang 5 Meter Ditemukan di Kantor Pegadaian Semarang

Segera setelah pembawa acara TV, yang mengenakan pelindung mendekati binatang itu, ular piton itu menggigitnya.

Seorang pria yang mengenakankaus biru akhirnya menarik ular itu ketika darah mulai keluar dari lengan ilmuwan.

Percobaan ini adalah bagian dari seri baru History Channel "Kings of Pain".

Ini mengikuti ahli biologi satwa liar Adam Thorn dan pawang hewan profesional Rob "Caveman" Alleva ketika mereka digigit dan disengat oleh beberapa hewan dan serangga paling berbahaya di dunia.

Baca Juga: Kasus Polisi Gerebek Istrinya Selingkuh dengan Dokter: Jika Terbukti Bersalah, Ini Pasal Perzinaan yang Dapat Menjerat Keduanya

Pada tahun 1983, Dr Justin O. Schmidt mulai membuat peringkat serangga menyengat, yang menyebabkan terciptanya indeks rasa sakit menyengat Schmidt.

Indeks itu mengukur rasa sakit relatif yang diderita oleh berbagai jenis sengatan.

Sekarang, Thorn dan Alleva menambahkan gigitan beracun ke indeks rasa sakit dan peringkat mereka pada skala 30 poin dengan kategori baru seperti intensitas, durasi dan kerusakan.

Baca Juga: Ri Sol Ju, Istri Kim Jong-Un yang Begitu Misterius, Menyukai Barang 'Branded' Mahal hingga Spekulasi Jumlah Anak yang Dilahirkannya

Seri ini menampilkan ilmuwan tersebutmelacak binatang di habitat alami mereka, menjebak mereka dan kemudian melaksanakan gigitan, diikuti oleh peringkat mereka dari hasil rasa sakit.

Ularpiton itutidak memiliki racun yang berbahaya bagi manusia, karena mereka membunuh mangsanya melalui kekuatannya.

"Sebaliknya, ular berbisa, membunuh mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan racun melalui taring atau gigi berlubang," menurut ReptileKnowledge.

Meskipun mereka tidak menyerang manusia secara alami, ular piton dapat menggigit dan mengerutkan mereka jika mereka merasa terancam atau salah mengira makanan.

Baca Juga: Kambing dan Bebek Ini Rewel Selalu Ingin Ikut Pemiliknya, Supardi: 'Kalau Telaten dan Sayang, Hewan Pasti Nurut'

Artikel Terkait