Aktivis yang sering menyerukan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat tersebut meninggal di udara saat menumpang pesawat Garuda GA-974.
Menjadi aktivis yang menyerukan kebenaran adalah sebuah jalan panjang yang dilewati oleh Munir.
Ternyata hobi dan kebiasaan sejak kecil yang dilakukan oleh Munir Said Thalib inilah yang membentuk karakternya sebagai aktivis.
Munir adalah anak dari pasangan Said Thalib dan Jamilah yang tinggal di Batu, Malang, jawa Timur.
Baca Juga: Curhat Cak Munir tentang Maling yang Kembalikan Motornya Setelah Tahu Ia Pembela Rakyat Kecil
Munir memang dikenal anak yang aktif walaupun memiliki badan yang kecil dibanding kawan-kawan sebayanya.
Dilansir dari Film Dokumenter yang berjudul Kiri Hijau Kanan Merah, di dalamnya menceritakan kisah kehidupan Munir dari kecil hingga dewasa dan menjadi aktivis HAM.
Munir kecil masuk menjadi siswa di Sekolah Dasar (SD) Muhamadiyah Batu tahun 1967 silam.
Menurut Farida, guru Munir kala itu, Munir memang tak berbeda dengan murid yang lain.
Namun ia tergolong siswa yang cerdas di kelas tersebut.
Baca Juga: Aktivis Anti Kekerasan Munir Thalib Ternyata Ketularan Suka Musik Klasik Gara-gara si Kecil
Tak sampai disitu saja, Munir memiliki sifat yang kelak membentuknya menjadi sosok pemberani dan kuat.
Menurut Farida dalam film dokumenter Kiri Hijau Kanan Merah, pernah satu ketika Munir diganggu oleh kawan sekelasnya ketika ia sedang konsentrasi mengerjakan soal.
Kawannya tersebut sudah diperingati oleh Munir namun tetap nekat mengganggunya.
Walau berbadan kecil, ia tak segan menempeleng kawannya tersebut kata Farida, guru yang menjadi saksi mata kejadian tersebut.
Baca Juga: Terpidana Kasus Pembunuhan Aktivis Munir Jadi Anggota Partai Berkarya ‘Besutan’ Tommy Soeharto