Find Us On Social Media :

Dianggap Dilakukan Orang Tua Baik dan Penyayang, 7 Kesalahan Pengasuhan Ini Justru Hancurkan Kepercayaan dan Harga Diri Anak

By Nieko Octavi Septiana, Sabtu, 7 September 2019 | 14:00 WIB

7 kesalahan pengasuhan yang menghancurkan kepercayaan dan harga diri anak

Intisari-Online.com - Setiap orang tua ingin anak-anak mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri.

Banyak orang tua ingin anak mereka tumbuh dengan baik, dan orang tua menganggap itu hal wajar yang dilakukan orang tua yang baik dan penyayang, tapi justru hal sebaliknya yang terjadi.

Beberapa pengasuhan juga alih-alih membuat anak menjadi 'sempurna', justru membuat mereka tumbuh dengan tidak percaya diri.

Bahkan bisa saja anak-anak menganggap harga diri mereka rendah.

Baca Juga: Studi: Ayah di Inggris Menghabiskan Paling Sedikit Waktu dalam Pengasuhan

Berikut adalah tujuh kesalahan pengasuhan yang menghancurkan kepercayaan diri anak-anak dilansir dari CNBC:

Membiarkan mereka lepas dari tanggung jawab

Anda mungkin berpikir pekerjaan rumah atau aktivitas-aktivitas lain akan membebani anak-anak Anda dan menambah tingkat stres mereka, tapi bukan berarti melarangnya dalam melakukan sesuatu.

Membiarkan anak melakukan tugas yang sesuai dengan usia membantu mereka merasakan penguasaan dan pencapaian.

Jadi, Anda bisa memberi tahu anak Anda untuk membantu mencuci pakaian atau membuang sampah, tanggung jawab adalah kesempatan bagi anak-anak untuk melihat diri mereka mampu dan kompeten.

Baca Juga: Kurang Percaya Diri Memang Bikin Frustasi, Tapi Anda Bisa Mengatasinya dengan 11 Kiat Psikologis Ini

Mencegah mereka melakukan kesalahan

Sulit untuk menyaksikan anak Anda gagal, ditolak atau mengacaukan sesuatu.

Ketika ini terjadi, begitu banyak orangtua yang bergegas menyelamatkan anak-anak sebelum mereka jatuh.

Tetapi mencegah mereka dari membuat kesalahan justru akan merampas kesempatan mereka untuk belajar bagaimana bangkit kembali.

Biarkan anak Anda sesekali gagal ketika mengerjakan tugas sekolah atau gagal dalam suatu kompetisi, kesalahan bisa menjadi guru terbesar dalam hidup.

Masing-masing adalah kesempatan bagi mereka untuk membangun kekuatan mental yang mereka butuhkan untuk menjadi lebih baik di waktu berikutnya.

Baca Juga: 7 Langkah Mudah Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Bentuk Tubuh Anda Sendiri

Melindungi anak dari emosi mereka

Sangat menggoda untuk menghibur anak-anak Anda ketika mereka sedih atau menenangkan mereka ketika mereka sedang marah.

Tetapi bagaimana kita bereaksi terhadap emosi anak-anak kita memiliki dampak besar pada perkembangan kecerdasan emosi dan harga diri mereka.

Bantu anak-anak Anda mengidentifikasi apa yang memicu emosi mereka dan mengajari mereka cara mengatur diri sendiri.

Berikan mereka sesuatu yang membantu menjelaskan perasaan mereka sehingga mereka akan lebih mudah berurusan dengan emosi-emosi itu dengan cara yang sesuai secara sosial di masa depan.

Baca Juga: Ini 7 Hal yang Tidak Akan Pernah Dilakukan oleh Orang yang Percaya Diri

Menciptakan mentalitas korban

Mengatakan hal-hal seperti “kami tidak mampu membeli sepatu baru seperti anak-anak lain karena kami berasal dari latar belakang yang buruk” menguatkan kepada anak Anda bahwa sebagian besar keadaan kehidupan di luar kendali mereka.

Alih-alih membiarkan anak-anak membesar-besarkan kemalangan mereka, dorong mereka untuk mengambil tindakan positif (misalnya mengajari menabung atau membuat suatu hal kecil-kecilan dan menghasilkan uang).

Anak-anak yang mengenali pilihan mereka dalam hidup merasa lebih percaya diri dalam kemampuan mereka untuk menciptakan masa depan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri.

Menjadi terlalu protektif

Menjaga anak dari segala hal mungkin dianggap hal terbaik, tetapi membuat mereka terisolasi dari tantangan menghambat perkembangan mereka.

Lihat diri Anda sebagai panduan, bukan sebagai pelindung.

Baca Juga: Percaya Diri Awal Sebuah Kesuksesan

Biarkan anak-anak Anda mengalami kehidupan, bahkan ketika menakutkan untuk dilepaskan.

Anda akan memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan pada kemampuan mereka untuk menghadapi apa pun yang terjadi dalam hidup mereka.

Mengharapkan kesempurnaan

Harapan yang tinggi itu sehat, tetapi terlalu banyak berharap memiliki konsekuensinya.

Ketika anak-anak memandang harapan terlalu tinggi, mereka mungkin tidak akan repot mencoba atau mereka mungkin merasa seolah-olah mereka tidak akan pernah berhasil.

Sebaliknya, berikan harapan yang jelas untuk jangka panjang dan tetapkan tonggak di sepanjang jalan.

Contoh kecilnya, ketika orang tua ingin anak bisa kuliah dijadikan sebagai harapan jangka panjang.

Baca Juga: Ini Tips Atasi Perilaku Anak yang Kerap Memukul, Salah Satunya dengan Mengabaikan

Untuk mewujudkan harapan jangka panjang, buat harapan jangka pendek sebagai tonggak mencapai harapan jangka panjang, misalnya dengan mengasah minat anak atau disiplin dalam mengerjakan tugas.

Menghukum, bukannya mendisiplinkan

Anak-anak perlu belajar bahwa beberapa tindakan mengarah pada konsekuensi serius.

Tetapi ada perbedaan besar antara disiplin dan hukuman.

Anak-anak yang disiplin berpikir, “Saya membuat pilihan yang buruk.” Anak-anak yang dihukum berpikir, “Saya orang jahat.”

Dengan kata lain, disiplin memberi anak Anda kepercayaan diri bahwa mereka dapat membuat pilihan yang lebih cerdas, lebih sehat di masa depan, sementara hukuman membuat mereka berpikir mereka tidak mampu melakukan yang lebih baik.