Advertorial
Intisari-Online.com – Bung Karno banyak dikenal melalui pidato-pidatonya (baik lisan maupun tulisan) juga melalui cerita orang-orang terdekatnya.
Dalam rubrik Grafologi yang pernah ada di Majalah Intisari, penulisnya Deborah Dewi, membahas tulisan tangan Bung Karno, dalam judul Tulisan Soekarno yang Luar Biasa, di edisi Februari 2012.
Anggap saja kita tidak pernah membaca atau mendengar cerita tentang Bung Karno, dan hanya sebatas mengetahui bahwa dia adalah orang yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kita mencoba mengetahui kepribadiannya dalam analisis grafologi.
Dari empat contoh tulisan tangan Bung Karno yang ditulis pada situasi dan kondisi yang berbeda, ditemukan sebuah konsistensi pola.
Hal ini menandakan bahwa mantan orang nomor satu di Indonesia ini memiliki kepribadian yang cukup stabil. Konsistensi ketiga sinyal tersebut tidak berubah dari masa ke masa.
Baik ketika Bung Karno sedang menulis di bawah tekanan yang cukup hebat pada waktu menulis teks Proklamasi Bangsa Indonesia maupun ketika dia menulis hal-hal yang sifatnya umum.
Presiden dari masa Orde Lama ini bermimpi untuk merdeka meskipun secara logika hal tersebut terlihat sulit, mengingat dari segi kemampuan ekonomi maupun militer Indonesia pada waktu itu sangat jauh di bawah Belanda maupun Jepang.
Kombinasi Right Slant (pola kemiringan ke kanan pada tulisan) yang ditandari garis hijau serta High T-Bar (penulisan huruf T dengan garis yang di buat di atas huruf-huruf vokal a, e, i, o, dan u) yang ditandai lingkaran merah pada tulisan-tulisan beliau adalah salah satu jawaban di balik optimisme dan dorongan sosok Bung Karno untuk maju.
Namun, sebenarnya Bung Karno tidak selalu optimis.
Dalam tulisan tangannya juga terdapat sinyal Low T-Bar (penulisan huruf T dengan garis yang dibuat di bawah huruf-huruf vokal a, e, i, o, dan u) yang menandakan bahwa rasa percaya diri Bung Karno sesungguhnya tidak konsisten.
Kabar baiknya adalah respon emosi Bung Karno yang ditunjukkan oleh pola kemiringan tulisan tangannya tidak berubah.
Hal inilah yang tetap mendorong Bung Karno untuk berorientasi kepada masa depan, tujuan dan hasil meskipun terkadang dorongan tersebut didukung oleh rasa kepercayaan diri yang turun naik.
Salah satu pernyataan Bung Karno yang mencerminkan kombinasi sinyal grafologi adalah:
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.”
Dengan kata lain tidak perlu “malu dan takut” (High T-Bar) untuk “kemajuan” (Right Slant).
Baca Juga: Bukan dari Bung Karno, Ternyata dari Sinilah Istilah 'Jas Merah' Berasal