Find Us On Social Media :

Diminta Bayar Rp1 Juta karena Anaknya Rusak Papan Tulis, Sukimin: Bingung Kalau Disuruh Ganti, Ijazah Kakaknya Saja Belum Dibayar

By Ade S, Sabtu, 10 Agustus 2019 | 08:15 WIB

Sukimin mengaku lega karena tidak harsu mengganti papan tulis dengan uang satu juta rupiah. Papan tulis di kelas 4 SDN Widorokandang rusak karena anak Sukimin bermain dengan penggaris saat jam istirahat.

Intisari-Online.com - Seorang warga Magetan, Jawa Timur, sempat merasa kebingungan ketika dirinya diminta mengganti sebuah papan tulis seharga Rp1 juta.

Papan tulis tersebut mengalami kerusakan setelah anaknya yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri Widorokandang disebut-sebut merusaknya saat bermain di kelas.

Namun, belakangan dikabarkan Sukimin (55), nama orang tua tersebut, tak jadi membayar uang ganti rugi.

Berikut ini kisahnya.

Baca Juga: Anak Kedua Dede Sunandar Idap Penyakit Langka Sindrom Williams, Organ Jantung Paling Terancam

Sukimin (55) warga Desa Widoro Kandang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, akhirnya bisa bernapas lega.

Orangtua siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Widorokandang itu akhirnya tak perlu membayar Rp 1 juta kepada pihak sekolah.

Sebelumnya, Sukimin disuruh mengganti papan tulis yang dirusak oleh anaknya saat bermain di kelas.

Namun, Dinas Pendidikan Magetan melarang penggantian tersebut. Saat ditemui di rumahnya, Sukimin mengatakan bahwa permasalahan tersebut telah dianggap selesai.

Baca Juga: Tim BNN Bongkar Peralatan Bengkel Berisi Ganja di SD, Sejumlah Guru Terpaksa Ucapkan Ini Kepada Murid

“Dipanggil ke sekolah, ke sini, Alhamdulillah masalahnya sudah selesai, saya tidak jadi mengganti sejuta,” ujar Sukimin, Jumat (9/8/2019).

Sukimin yang tidak bisa bekerja karena menderita asma akut sejak kecil, mengaku hanya bisa pasrah ketika pihak sekolah menyuruhnya mengganti papan tulis yang dirusak anaknya.

Dia hanya bisa berharap kepada salah satu anaknya yang bekerja di Jakarta, untuk mencari uang pengganti Rp 1 juta tersebut.

“Ya bingung kalau disuruh mengganti. Istri saya hanya buruh tani. Satu-satunya berharap pada anak saya yang ikut orang berjualan di Jakarta,” kata Sukimin.

Sukimin mengakui bahwa anaknya memang tergolong anak yang aktif dibandingkan dengan anak lainnya.

Dengan kondisi perekonomiannya yang serba pas-pasan, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan tingkah laku anaknya.

“Anaknya memang begitu. Kalau disuruh mengganti, wong kami hanya pas-pasan saja. Ijazah kakaknya itu saja belum bisa kami bayar,” ucap Sukimin.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Magetan Suwoto meminta kepala sekolah SD Widorokandang untuk mengambil sikap bijaksana terkait kasus ini.

Adapun, kerusakan papan tulis itu disebabkan siswa kelas 4 yang bermain pedang-pedangan di sekolah.

Baca Juga: Sekolah Disegel Ahli Waris, Ratusan Siswa SD di Bengkulu Terpaksa Belajar di Jalan, Bermodal Terpal dan Koran

Papan tulis tersebut retak, karena terkena penggaris yang digunakan bermain.

Suwoto mengatakan, Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan akan melakukan penggantian jika pihak sekolah memastikan kerusakan papan tulis cukup parah dan tidak bisa digunakan.

“Rusaknya sedikit saja. Kemarin sudah saya peritahkan kepala sekolah memanggil wali murid untuk disampaikan, itu tidak ada penggantian,” kata Suwoto.

Sebelumnya, Kepala Sekolah SD Widorokandang Warsi meminta ganti rugi Rp 1 juta kepada Sukimin, karena anaknya dituduh merusak papan tulis saat bermain.

Warsi beralasan, ganti rugi tersebut diminta agar kegiatan belajar mengajar tetap bisa dilaksanakan.

Selain itu, ganti rugi itu untuk memberikan pelajaran kepada siswa dan orangtua murid.

"Permintaan biaya ganti papan tulis kelas itu untuk memberikan efek jera kepada siswa bersangkutan dan siswa lain," kata Warsi.

 

(Sukoco)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Siswa SD yang Disuruh Ganti Papan Tulis Rp 1 Juta Berucap Alhamdulillah...".

Baca Juga: Kisah Naga Putra Wicaksana, Bocah Kelas 3 SD yang Mengemis dan Bersih-bersih Rumah Demi Bantu Ibunya yang Disabilitas