Find Us On Social Media :

Telusuri Jejak Bisnis Daging Anjing di Jateng : Sehari Sekitar 800 Ekor Anjing Dikonsumsi

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 6 Agustus 2019 | 06:30 WIB

Menelusuri Bisnis Daging Anjing di Jateng : Sehari Sekitar 800 Ekor Anjing Dikonsumsi

Intisari-Online.com - Di beberapa daerah di Jawa Tengah masih ditemukan warung yang menyajikan olahan daging anjing.

Warung-warung itu ada yang menyamarkan namanya menjadi "Sate Jamu, Tongseng Gukguk, Gule We**s Balap, Warung Gukguk" dan lain-lain.

Beberapa hari lalu viral Bupati Karanganyar, Juliyatmono meminta para pemilik olahan daging anjing menutup warungnya.

Hal itu menuai banyak pujian dari aktivis pecinta binatang.

Baca Juga: Saat Menggali Sumur, Warga Terkejut Bukan Air yang Keluar Melainkan Cairan Ini

Pemkab Karanganyar akan mengajak para pengusaha kuliner sate jamu atau olahan daging anjing berembuk sekaligus memberikan modal untuk beralih usaha.

Bupati menyatakan, mencegah jauh lebih penting, dan menyiapkan generasi jauh lebih penting.

Anjing bukan binatang ternak yang lazim dikonsumsi masyarakat dan tidak dikembangbiakkan.

Ia mengatakan, anjing dipelihara untuk hal tertentu, misalnya untuk bantu melacak, atau sebagai penjaga rumah.

Baca Juga: Galang Rambu Anarki, Putra Iwan Fals yang Wafat di Usia Belia dengan Meninggalkan Sebuah Proyek Superaneh

"Tapi kan harus dijaga kesehatannya. Karena penyakit yang diakibatkan oleh anjing itu mengkhawatirkan, apalagi kalau liar. Juga menyebabkan masyarakat tidak nyaman.

Apalagi dikonsumsi melalui warung terbuka, akhirnya juga disamarkan, sate jamu, sate wedus balap. Kami yakin mereka tidak punya izin usaha," kata Bupati Juliyatmono.