Find Us On Social Media :

Ritual Kematian 'Mayat-mayat yang Diasapi' di Papua Nugini, Saat Mayat Leluhur Dibiarkan di Ruang Terbuka Agar 'Aroma Kematiannya' Tercium

By Afif Khoirul M, Kamis, 25 Juli 2019 | 18:00 WIB

Ritual menghirup aroma jenazah di Papua Nugini.

Menurut laporan BBC total ada 14 mayat yang tersusun di perancah bambu dalam posisi seperti meringkuk, atau duduk.

Empat mayat telah hancur, menjadi tumpukan tulang dan tengkorak, sedangkan beberapa diantaranya masih dalam posisi duduk.

Namun, ada cerita berbeda yang ditawarkan oleh penduduk sekitar, Loland seorang pendeta mengatakan pengawetan mayat ini dilakukan pada sebelum Perang Dunia I.

Anga menyerang kelompok misionaris yang tiba di kampung itu, kemudian ada seseorang yang ditembak mati oleh misionaris karena membela diri.

Baca Juga: Terpisah 24 Tahun Karena Perdagangan Manusia, Gadis Ini Bertemu Ibunya dengan 'Cara Sepele' Ini

Peristiwa itu memicu serangkaian pembunuhan dan balas dendam, hingga akhirnya misionaris menghadiahkan garam untuk membalsem mayat.

Namun praktik ini berlangsung selama satu generasi,dan selanjutnya misionaris berhasil mengubah orang Anga menjadi Kristen. Mereka menyebut, praktik Aseki terakhir pada tahun 1949.