Penulis
Intisari-Online.com – Nama penyanyi dan public figure, Andien Aisyah, menjadi sorotan masyarakat Indonesia.
Hal ini terkait soal pola asuh terhadap anaknya.
Dilansir dari kompas.com pada Minggu (14/7/2019), belakangan keluarga Andien disorot karena kebiasaan baru mereka yang memplester mulut selama tidur.
Mereka melakukan hal ini untuk membiasakan diri bernapas dengan hidung selagi tidur.
Tak lama, kebiasaan baru keluarga Andien ini menjadi ramai dibicarakan. Mereka bertanya apakah kebiasaan ini benar? Atau malah membahayakan?
MetodeButeyko Breathing
Menutup mulut menggunakan plester bisa disebut dengan metodeButeyko Breathing.
Dikutip BolaStylo.com dariInnovative MedicineviaTribun Health, metode Buteyko Breathing bertujuan mengembalikan pernapasan ke posisi normal dan menghindari hiperventilasi kronis atau napas berlebihan.
Pernyataan tersebut sejalan dengan apa yang ditulis oleh seorang dokter gigi di California, sekaligus pengampu laman askthedentist.com, Mark Buhenne.
Menurut Mark, menggunakan plester mulut ketika tidur "memaksa" tubuh Anda menggunakan hidung untuk bernapas.
Sebab, seseorang memiliki kecenderungan untuk bernapas melalui mulut ketika ia tidur.
Bernapas dengan hidung inilah yang diketahui lebih bermanfaat bagi kesehatan dibandingkan jika Anda bernapas menggunakan mulut.
Dari sisi kesehatan gigi, bernapas menggunakan mulut bisa membuat mulut Anda kering dan menyebabkan bau mulut. Belum lagi risiko penyakit gusi atau gigi berlubang.
Bernapas dari hidung, bisa meminimalisir risiko ini.
Manusia memang memiliki dua cara untuk bernapas. Menggunakan mulut dan menggunakan hidung.
Namun, saat Anda bernapas menggunakan hidung, udara yang masuk ke dalam tubuh akan lebih bersih dibandingkan jika Anda bernapas menggunakan mulut.
Menurut Mark Courtney, seorang terapis pernapasan di American Lung’s Association, udara yang masuk ketika bernapas melalui hidung akan tersaring oleh bulu hidung.
Selain itu, udara juga lebih hangat dan lembap. Kualitas udara seperti inilah yang tidak bisa Anda dapatkan ketika bernapas melalui mulut.
Bernapas melalui hidung meningkatkan kemampuan otak
Selain mendapatkan kualitas udara yang lebih baik, bernapas melalui hidung alias nose breathing juga diketahui dapat meningkatkan kemampuan memori otak.
Dalam sebuah penelitian sebagaimana dimuat dalam The Journal of Neuroscience menjelaskan bagaimana pernapasan, khususnya bernapas dari hidung, berperan penting dalam kemampuan memori seseorang.
Dibandingkan dengan bernapas dari mulut, nose breathing dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengenali atau mengingat kembali sebuah memori.
Penelitian tersebut melibatkan 24 orang sehat yang berusia 19-25 tahun. Mereka kemudian melalui dua sesi yang berbeda untuk setiap pengetesan.
Pada sesi pertama, 12 peserta diminta mencium dan mengingat beberapa aroma dengan menggunakan pernapasan hidung.
Pada sesi ini mereka menggunakan plester mulut, agar benar-benar dapat bernapas dari hidung.
Sementara, sesi kedua 12 peserta lainnya diminta melakukan hal serupa, hanya saja kali ini dengan menggunakan pernapasan mulut.
Untuk memastikan mereka melakukannya, para peserta menggunakan penjepit di hidungnya.
Setelah jeda 1 jam, para peserta kemudian dipanggil lagi untuk diuji ulang mengenai aroma tersebut.
Hasilnya, mereka yang menggunakan pernapasan hidung dapat mengingat dengan lebih baik dan tepat setiap aroma yang dihirupnya, dibandingkan mereka yang bernapas menggunakan mulut.
Hal ini terjadi kemungkinan karena ketika bernapas melalui hidung, terdapat rangsangan pada saraf yang mengatur penciuman.
Proses itu kemudian akan mengaktifkan hippocampus di otak yang berperan dalam proses mengolah memori.
Jadi, apa tidur pakai plester mulut itu sehat?
Bernapas menggunakan hidung memang lebih baik dibandingkan menggunakan bernapas menggunakan mulut.
Namun, hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan secara gamblang bahwa tidur pakai plester mulut terbukti lebih baik.
Sangat sulit ditemukan penelitian yang membahas mengenai manfaat penggunaan plester mulut ketika tidur.
Salah satu yang berhasil ditemukan adalah penelitian pada tahun 2009.
Penelitian tersebut berusaha mencari hubungan antara penggunaan plester mulut saat tidur dan pengendalian gejala asma.
Namun, hasil riset menyatakan bahwa penggunaan plester mulut ketika tidur tidak berpengaruh terhadap pengendalian asma pada pengidapnya.
Meski bernapas dengan hidung lebih baik, bernapas menggunakan mulut juga tetap dibutuhkan.
Misalnya saja saat Anda melakukan aktivitas fisik.
Bahkan, sebagaimana dilansir dari laman berita online CNN Indonesia, Prof. Faisal Yunus, dosen pulmonologi dan kedokteran respiratori FKUI mengatakan bahwa menggunakan plester mulut adalah cara yang cukup ekstrem dalam melatih pernapasan hidung.
Orang dengan kondisi tertentu, seperti flu, polip hidung, sinusitis, dan rinitis alergi sebaiknya tidak menggunakan plester mulut ketika tidur.
Kondisi ini justru bisa berdampak fatal.
Itu sebabnya, jika Anda berniat mengikuti tren plester mulut ketika tidur, amat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis untuk memastikan bahwa kondisi Anda benar-benar dalam keadaan yang fit.
Ikuti pula saran dokter terkait penggunaan plester mulut. (Gloria Setyvani Putri)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Tidur dengan Mulut Diplester ala Andien Baik untuk Kesehatan, Asal...")