Find Us On Social Media :

Mengaku Aktivis AIDS, Seorang Miliarder Rekrut Banyak Gadis di Bawah Umur dan Dieksploitasi Secara Seksual

By Nieko Octavi Septiana, Kamis, 11 Juli 2019 | 09:30 WIB

Ilustrasi

Meski Araoz tak tahu nama wanita yang dulu membawanya pada Epstein, nama pelayannya serta sekretaris Epstein ia juga akan melaporkannya.

Araoz menyatakan bahwa dia membutuhkan nama-nama tersebut untuk mendaftarkan ketiga wanita tersebut sebagai terdakwa bersama Epstein dalam keluhannya.

Menurut pengaduan, perekrut awal muncul di luar sekolah selama dua minggu, menawarkan untuk membelikan Araoz makanan dan membuatnya perlahan-lahan membuka tentang keluarganya dan kematian ayahnya dua tahun lalu terkait AIDS.

"Perekrut kemudian memberi tahu Araoz bahwa Epstein merasa sedih tentang kehilangan ayahnya dan berkata bahwa dia ingin membantunya.

Baca Juga: Kisah Tragis Junko Furuta, Gadis Paling Cantik yang Disiksa dan Diperkosa Secara Brutal Karena Menolak Cinta Antek Yakuza

Perekrut mengatakan bahwa Epstein adalah "pria yang peduli," bahwa dia berkata Araoz "tidak akan menderita," dan bahwa dia ingin "berada di sana untuknya."

Epstein digambarkan sebagai 'pria baik' dengan banyak kekayaan oleh perekrut, yang juga mengatakan kepada Araoz 'Anda harus melihat rumahnya.'

Perekrut itu akhirnya bisa meyakinkan Araoz untuk datang menemui Epstein di rumahnya, yang menurut keluhan itu diisi dengan kamera pengintai.

Pada akhir kunjungan pertama, Epstein memberi Araoz 300 dolar (Rp 4,2 juta) uang tunai dan berkata, 'Ini ada sedikit hal untuk membantu Anda. Saya merawat orang-orang yang saya sayangi.'

Epstein juga mengatakan bahwa dirinya adalah 'seorang aktivis besar AIDS'.

Segalanya mulai perlahan-lahan berkembang menurut keluhan itu, Araoz menyatakan dia terus mengunjungi pengusaha miliarder itu karena rumahnya begitu dekat dengan sekolahnya.