Find Us On Social Media :

Wanita Ini Ketahuan Selingkuh Setelah Ponsel Dipasang GPS: Orang yang Pernah Selingkuh, Akan Kembali Selingkuh di Lain Waktu

By Tatik Ariyani, Selasa, 25 Juni 2019 | 20:15 WIB

Ilustrasi selingkuh

Intisari-Online.com - Seorang suami laporkan istri sahnya atas dugaan perzinahan dan poliandri di Polresta Bandar Lampung.

Dilansir dari Tribunnews.com, sang suami melaporkan istrinya dengan dugaan pemalsuan dokumen pernikahan sehingga bisa melakukan poliandri dengan nomor laporan LP/B/2275/VI/2019/LPG/Resta Balam 24 Juni 2019.

Kecurigaan sang suami berawal dari tahun 2016 sampai 2017 karena setiap berada di rumah, sang istri sembunyi-sembunyi memainkan ponselnya.

Bahkan, WhatsApp suaminya diblokir.

Sang suami kemudian berinisiatif memasang aplikasi alat pelacak atau GPS pada ponsel istrinya saat pamit tidak akan pulang dan memilih tidur di toko.

Baca Juga: Tumpahkan Minuman di Lantai, Seorang Remaja Berakhir Tragis Setelah Diserang Secara Brutal Selama Berjam-jam oleh Tiga Temannya

Dari situ, akhirnya ketahuan bahwa istrinya pergi bersama pria lain.

Sang suami pun langsung menggrebek istrinya, namun istrinya berdalih jika dia sudah menikah dengan pria tersebut sejak tahun 2017 di Jakarta.

Orang yang pernah selingkuh akan mengulangi perbuatannya

Menurut para pakar cinta di Kelas Cinta, orang yang sekali selingkuh akan selamanya tukang selingkuh.

Sebab, semua orang memiliki potensi untuk selingkuh walaupun tidak merasa demikian.

Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa si dia yang sudah berjanji tidak akan pernah selingkuh lagi tetap mengulang perbuatannya?

Baca Juga: Pamer Uang hingga Hampir Lempar Mangkuk, Arisan Ibu-Ibu Politisi di Warung Bakso Berujung Ricuh

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Nature Neuroscience, hal ini ada hubungannya dengan bagaimana tanggapan otak dan perasaan manusia terhadap tindakan berbohong.

Untuk mendeteksi hal ini, para peneliti di University College meminta para partisipan untuk membantu pasangan mereka menebak isi koin dalam gambar sebuah kaleng yang diburamkan.

Akan tetapi, bila tebakan pasangan tersebut melebihi jumlah koin yang ada, partisipan akan mendapatkan hadiah uang.

Alhasil, para partisipan pun berbohong dan melebih-lebihkan isi kaleng tersebut.

Para peneliti kemudian mengamati amygdala, bagian dari otak yang mengatur emosi, selama partisipan berbohong.

Baca Juga: Fakta Seputar Semut Charlie yang Tengah Viral di Media Sosial

Ternyata, semakin sering partisipan berbohong, reaksi amygdala semakin menurun yang berarti rasa penyesalan juga semakin berkurang.

Hal ini sama dengan ketika pasangan Anda berbohong mengenai ke mana dia pergi dan siapa yang dia temui.

Penulis studi tersebut dan peneliti dari Princeton Neuroscience Institute, Neil Garrett, mengatakan, mungkin pada saat pertama kali Anda selingkuh, Anda merasa tidak enak dan bersalah.

Namun, di kali berikutnya, rasa bersalah berkurang dan perselingkuhan menjadi lebih besar.

Tak hanya bikin retak hubungan, selingkuh juga bisa bikin organ intim pria patah

Tak hanya membuat sakit hati, tak hanya membuat retak hubungan, selingkuh juga bisa membuat organ intim patah.

Menurut Dr. Andrew Kramer dari Pusat Medis Universitas Maryland, AS, selingkuh, dan hubungan seks yang dilakukan di lingkungan yang tak biasa, boleh jadi meningkatkan risiko tersebut.

Baca Juga: Punya Berat Tak Ideal, Ini Rahasia Sehat Atlet Sumo, 'Dengusan' dan 'Ketukan' Jadi Menu Utama

Dari keterangan Kramer, responden lelaki yang mengalami organ intim patah itu umumnya melakukan hubungan seks di tempat yang tak umum, termasuk di toilet atau di tempat kerja.

Sebagian besar mereka melakukan itu bukan dengan pasangan resmi mereka. Dalam kondisi itu, mereka melakukan hubungan seks dengan tergesa-gesa dan dalam posisi yang tak umum.

“Semua faktor itu dapat membuat lelaki kurang bisa melindungi organ intimnya dari gerakan yang menyebabkan patah penis,” kata Kramer.

Patah organ intim merupakan luka yang terjadi saat penis ereksi. Sebenarnya tidak ada tulang di penis.

Jadi, patah di sini merujuk ke robeknya atau tercabiknya membran serabut yang disebut tunica albuginea. Membran ini mengelilingi jaringan spon yang berada di bagian tengah organ intim.

“Patahan” diikuti oleh pendarahan, pembengkakan, dan hilangnya ereksi.

Jika penelitian sebelumnya fokus kepada mekanisme fisiologis dari patahan, dan bagaimana mengatasi ini secara pembedahan, tak ada penelitian yang mencari tahu secara pasti apa yang lelaki lakukan sampai organ intimnya patah.

 

Penelitian Kramer ini mengamati 16 kasus patah organ intim yang “direparasi” di RS Universitas Maryland antara tahun 2004 dan 2011.

Separuh dari pasien itu memiliki affair. Kebanyakan mereka melakukan hubungan seks di tempat yang tak lazim, seperti kamar mandi kantor, mobil, atau tangga darurat.

Hanya tiga pasien yang melakukan ML dengan istri mereka di tempat tidur.

Hal lain yang harus diperhatikan, hubungan seks adalah mirip berolahraga, yang berisiko terluka.

“Oleh karena itu, jika Anda melakukan ‘akrobat seks’, melakukan hubungan seks dengan posisi yang tak umum atau aneh, berhati-hatilah. Jika tidak berhati-hati Anda bisa terkena patah organ intim,” nasihat Kramer yang menerbitkan penelitiannya itu di Journal of Sexual Medicine. (Kompas.com)