Bukan Nuklir dan Lebih Kuat dari 10 Bom Atom, Ini Senjata Paling Mematikan Korea Utara

Tatik Ariyani

Penulis

Pasukan Korea Selatan di zona demiliterisasi waktu itu, telah mendengar ledakan dan aktivitas bawah tanah selama lebih dari setahun.

Intisari-Online.com - Pada 15 November 1974, sepasukan tentara Korea Selatan ditempatkan di dekat Korangpo-ri, di zona demiliterisasi Korea.

Mereka kemudian melihat uap naik dari permukaan bumi di dekat tempat mereka berkemah.

Salah satu prajurit Korea Selatan dengan mata tajam memerhatikan gelombang panas naik dari tanah dan mendekat untuk menyelidikinya.

Ketika dia mendengar suara-suara dari lubang kecil, dia mengaitkan bayonet ke senapannya dan memeriksa.

Baca Juga : Kaisar Bokassa, Kaisar asal Afrika yang Punya Tahta Seberat 2.000 Kg

Dia lalu menembakkan senapannya ke dalam lubang, tapi apa yang terjadi?

Sebuah tembakan peluru Korea Utara terbang ke arahnya dari terowongan.

Pasukan Korea Selatan di zona demiliterisasi waktu itu, telah mendengar ledakan dan aktivitas bawah tanah selama lebih dari setahun, dan melihat peralatan penggalian berat bergerak di sisi perbatasan Korea Utara.

Namun, ini adalah terowongan pertama yang ditemukan.

Baca Juga : Hendropriyono Sebut Kudeta Tak akan Berhasil Tanpa Dukungan Militer: Ini Kudeta Militer Paling Kejam dalam Sejarah

Lima hari kemudian, Komando PBB mengirim Cdr Angkatan Laut AS. Robert M. Ballinger dan Mayor Marinir Anthony Nastri untuk memeriksa terowongan.

Karena protokol mengharuskan mereka tetap tidak bersenjata, mereka dikawal oleh pasukan yang dipimpin oleh Mayor Laut Korea Kim Hah-chul.

Ketiga perwira itu adalah veteran Perang Vietnam.

"Bob menurunkan dirinya lebih dulu ke dalam lubang, diikuti oleh Tony. Kurang dari satu menit kemudian (pada pukul 1:20 siang), sebuah ledakan besar meledak yang menewaskan Bob seketika."

Baca Juga : Israel Sembunyikan Nuklir Saat Perang 6 Hari, Jika Diledakkan, Letusannya Menjangkau Kairo

"Tentara Korea Selatan dengan cepat menarik Tony keluar dari lubang."

Waktu itu mereka tidak pernah dapat menentukan jenis alat peledak yang tepat.

Entah itu jebakan, bahan peledak belaka, atau tambang yang dikendalikan oleh pemerintah.

Kemudian inspeksi mengungkapkan apa yang disebut Terowongan Pertama Agresi telah dibangun dari dinding beton, lampu listrik, area penyimpanan senjata dan akomodasi tidur.

Baca Juga : Berkat Teknologi Canggih Israel, Etiopia yang Gersang dan Sangat Miskin 'Disulap' Jadi Surga Pertanian nan Makmur!

Bahkan ada kereta api dengan gerobak yang terpasang.

Terowongan itu memiliki panjang lebih dari dua mil, sepertiganya berada di sisi perbatasan Korea Selatan, dan memiliki ruang yang cukup untuk dua ribu tentara untuk melewatinya per jam.

Menurut kertas putih pertahanan Korea Selatan , Kim Il-sung telah memerintahkan kampanye pembangunan terowongan dalam sebuah pertemuan pada tanggal 25 September 1971.

Dengan agak optimis, pembangunan terowongan itu dikatakan bisa lebih kuat dan efektif daripada sepuluh bom atom yang disatukan.

Baca Juga : Inilah Operation Badr, Serbuan Militer Mesir di Awal Bulan Puasa yang Sempat Membuat Pasukan Israel Kocar-Kacir

Terowongan-terowongan itu adalah cara paling ideal untuk menembus garis depan yang dibentengi oleh Korea Selatan.

Kampanye pembangunan terowongan seharusnya selesai pada tahun 1975.

Empat bulan setelah terowongan pertama ditemukan, sebuah terowongan yang jauh lebih besar ditemukan tiga belas mil di utara Cheorwon, di pusat zona demiliterisasi.

Terowongan Ketiga ditemukan pada 1978 , hanya 27 mil di utara Seoul, dalam jarak beberapa mil dari "desa gencatan senjata" Panmunjom dan American Camp Kitty Hawk.

Baca Juga : 'Kiamat' Bisa Terjadi Sekarang, Ini 3 Prediksi Alasan Mengapa Israel Akan Memulai Perang Nuklir

Terowongan Ketiga ini, yang dalamnya 240 kaki dan menembus empat ratus meter melewati zona demiliterisasi.

Korea Utara awalnya membantah bertanggung jawab atas terowongan itu, yang melanggar gencatan senjata yang ditandatangani pada tahun 1953, kemudian mengklaim itu digali untuk penambangan batu bara.

Hari ini Terowongan Ketiga telah menjadi objek wisata yang populer.

Jadi, bukan nuklir senjata mematikan Korea Utara, melainkan jaringan-jaringan terowongannya.

Baca Juga : Kisah Dua Pria asal Jepang yang Diculik Korea Utara pada Tahun 1970-an Namun Disebut Enggan Pulang ke Negara Asalnya

Artikel Terkait