Advertorial
Intisari-Online.com -Dua pria asal Jepang yang dilaporkan telah diculik pihak Korea Utara pada 1970-an, kini disebut telah berkeluarga dan tinggal di Pyongyang.
Keduanya, yang telah menikah dan memiliki anak, disebut enggan kembali ke Jepang. Demikian kata seorang pejabat Jepang, Jumat (15/2/2019).
Salah satu pria Jepang itu, yang bernama Minoru Tanaka, dilaporkan hilang saat berusia 28 tahun setelah pergi ke Eropa pada 1970-an.
Pria lainnya, Tatsumitsu Kaneda, yang sempat bekerja bersama Tanaka di sebuah warung mi ramen di Kobe, juga dilaporkan hilang saat berusia 26 tahun.
Baca Juga : Di Namibia, Ibu yang Tinggalkan Bayinya Tidak Akan Terkena Sanksi Pidana Lagi, Tapi ....
Keduanya kini disebut telah berkeluarga dan tinggal di Korea Utara.
Keduanya disebut sudah tidak lagi berharap untuk kembali ke Jepang.
Demikian disampaikan seorang pejabat Jepang yang tak ingin diungkapkan identitasnya.
Walau demikian, pejabat Jepang itu belum pernah secara langsung bertemu dengan kedua warga negara Jepang tersebut.
Baca Juga : Ini 6 Solusi Rumahan untuk Membersihkan Dinding Arteri Pembuluh Darah
Pihak Kementerian Luar Negeri Jepang menolak untuk berkomentar.
Pemerintah Jepang secara resmi telah mendata 17 warga negaranya, termasuk Tanaka, sebagai korban penculikan oleh agen Korea Utara pada 1970-an hingga 1980-an.
Namun Tokyo mencurigai ada lebih banyak warganya yang hilang telah diambil paksa oleh agen Pyongyang.
Dari 17 warga negaranya itu, lima orang telah dipulangkan pada 2002 lalu. Sedangkan Korea Utara mengklaim, delapan warga Jepang yang sempat diculik telah meninggal.
Baca Juga : Mau Turun Berat Badan dengan Cepat? Coba Rutin Minum Jus Buah Ini!
Tanaka adalah satu dari empat warga Jepang yang sebelumnya dikatakan Korea Utara tidak pernah memasuki wilayah negaranya.
Sementara Kaneda adalah salah satu warga yang dicurigai pemerintah Jepang telah diculik.
Dilansir SCMP, Tanaka dilaporkan hilang pada 1978, setelah berangkat dari Bandara Narita menuju Wina, Austria.
Menurut pengakuan seseorang yang diyakini sebagai mantan agen Korea Utara, Tanaka telah dipancing ke luar negeri untuk diculik dengan bantuan pemilik restoran ramen tempat Tanaka bekerja, yang ternyata juga seorang agen.
Baca Juga : Sering Merasa Kelaparan? Wah, Ini Bisa Menggagalkan Usaha Diet Anda!
Setahun berikutnya, giliran Kaneda yang dilaporkan menghilang setelah memberi tahu orang-orang terdekatnya bahwa dia akan pergi ke Tokyo untuk bertemu Tanaka.
Kaneda mengaku telah menerima surat atas nama Tanaka, yang mendorongnya untuk bergabung di Austria.
Tapi tidak ada catatan bahwa Kaneda telah meninggalkan Jepang.
Tapi dua warga Jepang yang kini dikabarkan tinggal di Pyongyang tersebut, baru pertama kali diakui oleh Korea Utara telah memasuki wilayah negaranya pada 2014.
Pengakuan itu disampaikan sebelum kedua negara, yang tidak pernah memiliki hubungan diplomatik, mencapai kesepakatan penting di Stockholm, Swedia, di bulan Mei pada tahun yang sama.
Di bawah kesepakatan 2014, Korea Utara berjanji untuk melakukan survei yang menyeluruh terhadap seluruh warga negara Jepang yang ada di wilayahnya.
Sementara Tokyo menjanjikan bakal mencabut sejumlah sanksi sepihak terhadap Pyongyang sebagai imbalan.
Namun penyelidikan yang dilakukan Korea Utara tidak membuahkan hasil dan hubungan kedua negara kembali memburuk.
Pada 2016, Korea Utara membubarkan komite khusus yang bertugas mencari warga negara Jepang yang hilang.
Bagi Jepang, isu penculikan warga negaranya itu telah menjadi ganjalan dalam hubungannya dengan Korea Utara selama bertahun-tahun. (Agni Vidya Perdana)Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Diculik Korea Utara Tahun 1970-an, Dua Pria Jepang Disebut Enggan Pulang"
Baca Juga : Ide Brilian Menyimpan Makanan dengan Membekukannya dalam Stoples Kaca, Ini Manfat dan Caranya!