Find Us On Social Media :

Sering Bandingkan Penampilan Fisik Diri Sendiri dengan Orang Lain, Hati-hati, Bisa Jadi Gejala Gangguan Mental

By Nieko Octavi Septiana, Jumat, 3 Mei 2019 | 08:00 WIB

Sering Membandingkan Penampilan Fisik Diri Sendiri dengan Orang Lain Bisa Jadi Gejala Gangguan Mental

Intisari-Online.Com - Bagi beberapa orang, penampilan adalah hal yang sangat penting.

Bahkan tak jarang beberapa orang merasa tak puas dengan bentuk tubuhnya dan kerap membandingkannya dengan orang lain.

Namun ternyata bisa jadi itu adalah tanda-tanda gangguan kesehatan mental yang disebut body dysmorphic disorder (BDD).

Menurut NHS, BDD adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang menghabiskan banyak waktu untuk mengkhawatirkan 'cacat' dalam penampilan mereka.

Baca Juga : Dipercaya Dapat Usir Roh Jahat, Inilah Festival 'Buat Anak Menangis' Jepang yang Berusia 400 Tahun

Seringkali, kekurangan yang dirasakan ini tidak terlalu diperhatikan oleh orang lain.

'Cacat' yang dibayangkan hanya berupa ketidaksempurnaan minim, misalnya mata sipit, tubuh pendek, merasa gendut, atau bahkan tidak ada sama sekali (merasa jelek meski sebenarnya tidak/hanya perasaan), seperti dikutip dari Hello Sehat. 

BDD dapat secara serius memengaruhi kehidupan sehari-hari Anda, termasuk pekerjaan, kehidupan sosial, dan hubungan Anda.

BDD juga dapat menyebabkan depresi, melukai diri sendiri dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Baca Juga : Mengenal Pangeran Hisahito, Pangeran Berusia 12 Tahun yang Kelak Akan Menjadi Kaisar Jepang

Siapa yang dapat didiagnosis BDD?

Orang-orang dari segala usia dapat memiliki BDD, tetapi ini paling umum pada remaja dan dewasa muda. BDD juag terjadi pada pria dan wanita.

Gejala atau kebiasaan penderita BDD meliputi beberapa hal, seperti:

-Khawatir banyak tentang area spesifik tubuh mereka (terutama wajah)

-Habiskan banyak waktu untuk membandingkan penampilan mereka dengan orang lain

-Melihat diri di cermin berlama-lama atau justru menghindari cermin

-Melakukan banyak upaya untuk menyembunyikan kekurangan mereka, misalnya dengan menyisir, merias, atau memilih pakaian berlama-lama

-Diet dan olahraga berlebihan

-Mengusap/mengorek kulit mereka untuk membuatnya 'halus'

Baca Juga : 'Ayo Teruskan Saja Penghinaan Lahir dan Batin Itu!' Tulisan Garang Ki Hajar Dewantara untuk Pemerintah Kolonial Belanda

Bagaimana perawatan BDD?

Gejala ringan BDD dapat diobati dengan terapi bicara seperti terapi perilaku kognitif (CBT).

Pasien dengan gejala sedang juga dapat ditawarkan jenis obat antidepresan yang disebut selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

NHS juga merekomendasikan bergabung dengan kelompok pendukung setempat atau mencari saran dari organisasi kesehatan mental seperti Anxiety UK dan Mind.

Beberapa orang juga merasa terbantu dengan berkumpul bersama teman atau keluarga, atau mencoba melakukan sesuatu yang baru untuk meningkatkan kesejahteraan mental mereka.

Mungkin juga bermanfaat untuk mencoba beberapa latihan relaksasi dan pernapasan untuk menghilangkan stres dan kecemasan.