Find Us On Social Media :

3 Pria Perkosa Belasan Hewan Selama 5 Tahun: Kelainan Seksual Libatkan Hewan Terjadi Sejak Anak-anak, Waspadalah!

By Tatik Ariyani, Senin, 29 April 2019 | 11:30 WIB

Tiga orang dijatuhi penjara 41 tahun karena memerkosa belasan binatang selama 5 tahun

Intisari-Online.com - Senin, 22 April 2019, tiga pria dijatuhi 41 tahun penjara karena memerkosa belasan binatang selama 5 tahun.

Dikutip dari gantdaily.com, tiga pria yang berasal dari Pennsylvania, AS terbukti memerkosa sapi, anjing, kuda hingga kambing selama 5 tahun.

Sebelumnya, Terry James Wallace (41), Matthew Joseph Brubaker (33), dan Marc Thomas Measnikoff (35) didakwa hubungan seksual dengan hewan dan jumlah kekejaman terhadap hewan serta jumlah pelanggaran ringan membahayakan kesejahteraan anak dan korupsi anak di bawah umur pada Agustus 2018.

Pelaku mencabuli hewan-hewan tersebut di sebuah peternakan milik mereka di kawasan Munson.

Baca Juga : Coba Minum Campuran Lemon dan Biji Rami dan Rasakan 7 Manfaat Berikut

Berkenaan dengan kasus memerkosa hewan, rasa tertarik kepada hewan ketimbang manusia merupakan sebuah kelainan seksual.

Pengidapnya digambarkan punya perasaan atau perilaku seks yang menggebu-gebu terhadap hewan.

Bukan kali ini saja terjadi, pada Juli 2018 lalu, terdapat insiden tragis berupa seekor kambing hamil yang diperkosa beramai-ramai oleh 8 pria di Haryana Nuh, Mewat, India.

Para pelaku dituding telah melakukan pemerkosaan kepada kambing malang tersebut secara brutal.

Baca Juga : Lain dari Adat Kebiasaan, Pria Suku Dayak Ini Miliki Tato 'British Airways' di Dadanya

Kambing milik Aslu tersebut tewas dengan beberapa luka di tubuhnya.

Aslu yang tidak terima kambingnya dianiaya kemudian melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.

Aslu melaporkan bahwa kambingnya telah diperkosa hingga tewas oleh pria bernama Savakar, Haroon, Jaffar, dan lima orang pria yang belum diketahui identitasnya.

Pihak kepolisian telah mengategorikan kasus ini dalam kasus pelanggaran tak wajar dan kejahatan melukai atau membunuh ternak.

Baca Juga : Tak Punya Niat Jahat, Inilah Kisah Pemuda Tamatan SMP yang Berhasil Retas Situs KPU

Tahukah Anda, ternyata penyimpangan seksual terhadap hewan ada dua jenis, yaitu zoofilia dan beastiality.

Zoofilia merupakan penyimpangan berupa pelaku memiliki kepuasan usai melakukan aktivitas seksual dengan hewan.

Namun, hubungan pelaku dan hewan tersebut bukan hanya sebatas kontak fisik, tapi juga melibatkan emosi.

Artinya, pelaku memiliki rasa cinta atau ketertarikan secara emosi terhadap hewan tersebut.

Baca Juga : Diduga Gladiator, Korban Pembunuhan Zaman Kuno Punya Lubang Luka Melingkar Sempurna di Dada

Sedangkan beastiality merupakan penyimpangan seksual dengan ciri pelaku mendapat kepuasan seksual hanya ketika berhubungan badan dengan binatang.

Pelaku tidak melibatkan emosi atau rasa cinta, ia hanya menumpahkan hasrat seksualnya terhadap hewan.

Dikutip dari psychiatry.org, biasanya perilaku menyimpang seksual ini terbentuk sejak masa kanak-kanak.

Terbentuknya penyimpangan seksual ini kemungkinan karena adanya trauma atau kekerasan yang dialami semasa kecil.

Baca Juga : Uang Rp425 Juta Berhamburan di Jalan Setelah Pemilik Meninggalkan Kotak Uangnya di Bemper Truk

Selain itu, ada juga beberapa faktor lain yang dituding menjadi pemicu penyimpangan seksual, seperti faktor genetik, faktor lingkungan, serta masalah pengembangan diri.

Biasanya, pelaku penyimpangan seksual kepada hewan ini memiliki ciri berupa kesulitan membangun hubungan asmara dengan lawan jenis.

Alhasil, hasrat yang begitu besar tak bisa tersalurkan dan baru terpuaskan dengan cara menyetubuhi hewan.

Perlu Anda waspadai bahwa penyembuhan penyimpangan seksual ini tergolong sulit dan mahal.

Baca Juga : Perjalanan Waktu ke Masa Depan dan Masa Lalu, Mungkinkah Terjadi?

Selain itu, dari sejarah penanganan gangguan dan penyimpangan seksual, terapi yang dilakukan dapat dikatakan tidak manusiawi.

Banyak penderita penyimpangan seksual yang diterapi dengan disetrum.

Oleh karena itu, pendidikan seksual yang memadai dan jelas dari orangtua kepada anak-anaknya dapat membantu mencegah munculnya kelainan seksual di masa depan.

Baca Juga : Tidur Sore Berbahaya Bagi Kesehatan, Fakta atau Mitos? Ini Penjelasannya

Lakukan pengawasan secara tepat untuk anak agar ila ada indikasi penyimpangan seksual bisa segera dikonsultasikan kepada ahlinya sebelum terlambat.

Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati, kan?

(Kirana Riyantika)

Artikel ini sudah tayang di Nakita.ID dengan judul "Kambing Hamil Diperkosa 8 Pria Sampai Meninggal, Waspada Kelainan Seksual Melibatkan Hewan Terjadi Sejak Anak-anak!".