Find Us On Social Media :

Kasus Gadis yang Dibakar oleh Teman-teman Kelasnya, Sebelumnya Ia Jadi Korban Pelecehan Seksual yang Berusaha Mencari Keadilan

By Tatik Ariyani, Jumat, 19 April 2019 | 11:30 WIB

Nusrat Jahan Rafi, gadis yang dibakar karena menyuarakan pelecehan seksual yang dialaminya.

Dikutip dari BBC, menurut sebuah pernyataan yang diberikan oleh Nusrat, seorang murid perempuan membawanya ke atap sekolah dengan mengatakan bahwa salah satu teman Nusrat dipukuli.

Namun ketika Nusrat mencapai atap sekolah, ada empat atau lima orang mengenakan burqa yang langsung mengelilinginya.

Sekelompok orang itu meminta Nusrat untuk menarik kembali laporan yang ia buat terhadap kepala sekolah.

Ketika Nusrat menolak, mereka membakarnya.

Baca Juga : Hartanya Capai Rp161 Triliun, Pria Ini Hanya Habiskan Uang Rp200 Ribu dalam Sehari

Kepala Biro Investigasi Polisi Banaj Kumar Majumder mengatakan para pembunuh itu ingin "membuatnya terlihat seperti bunuh diri". 

Rencana mereka gagal ketika Nusrat diselamatkan setelah mereka melarikan diri dari tempat kejadian.

Dia bisa memberikan pernyataan sebelum dia meninggal.

"Salah satu pembunuh itu memegangi kepalanya dengan tangan, jadi minyak tanah tidak dituangkan di sana dan itu sebabnya kepalanya tidak terbakar," kata Majumder kepada BBC Bengali.

Baca Juga : Cinta Penelope Derita Kanker Stadium Tiga: ‘Saya Dulu Sering Minum Alkohol, Begadang, dan Merokok’

Tetapi ketika Nusrat dibawa ke rumah sakit setempat, dokter menemukan luka bakar yang menutupi 80% tubuhnya.

Tidak dapat mengobati luka bakar, mereka mengirimnya ke Rumah Sakit Medical College Dhaka. 

Di ambulans, Nusrat yang takut tidak akan selamat merekam suaranya tentang pernyataan di ponsel saudara laki-lakinya.

"Guru itu menyentuhku, aku akan memerangi kejahatan ini sampai napas terakhirku," demikian yang Nusrat katakan.

Gadis itu juga mengidentifikasi beberapa penyerangnya adalah murid sekolahnya.

Sejak itu, berita tentang Nusrat mendominasi media Bangladesh.

Pada 10 April, dia meninggal. Ribuan orang menghadiri pemakamannya di Feni, kota kelahirannya. 

Polisi sejak itu menangkap 15 orang, tujuh dari mereka diduga terlibat dalam pembunuhan itu.

Di antara mereka yang ditangkap adalah dua siswa laki-laki yang mengorganisir protes untuk mendukung kepala sekolah sementara kepala sekolah sendiri tetap ditahan.

Polisi yang merekam Nusrat saat gadis itu melakukan pengaduan pelecehan seksual telah dilepas dari jabatannya dan dipindahkan ke departemen lain.

Perdana Menteri Sheikh Hasina bertemu keluarga Nusrat di Dhaka dan berjanji bahwa setiap orang yang terlibat dalam pembunuhan akan diadili. 

Baca Juga : Banyak Caleg Stres Karena Gagal Terpilih, Benarkah Faktor Biaya Jadi Pemicunya?

"Tak satu pun dari pelakunya akan terhindar dari tindakan hukum," katanya.

Kematian Nusrat telah memicu protes dan ribuan orang mengekspresikan kemarahan mereka tentang kasusnya serta perlakuan terhadap korban kekerasan seksual di Bangladesh.

"Saya menginginkan seorang anak perempuan sepanjang hidup saya, tetapi sekarang saya takut.

Melahirkan seorang anak perempuan di negara ini berarti kehidupan yang penuh ketakutan dan kekhawatiran," tulis seorang pengguna Facebook.

Menurut kelompok hak asasi perempuan Bangladesh, ada 940 insiden pemerkosaan di Bangladesh pada 2018.

Tetapi para peneliti mengatakan mungkin jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi. (Nieko Octavi Septiana)

Artikel ini pernah tayang di Suar.id dengan judul "Fakta Dibalik Kasus Gadis SMA yang Dibakar Teman-temannya Hingga Tewas"