Find Us On Social Media :

Studi: Debu di Rumah Bisa Picu Pertumbuhan Sel-sel Lemak, Kok Bisa Ya?

By Katharina Tatik, Rabu, 27 Maret 2019 | 20:30 WIB

Debu di rumah tangga bisa membuat sel-sel lemak.

Intisari-Online.com – Para peneliti telah menemukan bahwa debu di dalam rumah tangga kita mungkin mengandung banyak bahan kimia yang dapat mempercepat perkembangan sel-sel lemak, yang berpotensi berkontribusi pada obesitas.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, para peneliti dan pembuat kebijakan internasional telah menyatakan keprihatinan mereka tentang efek bahan kimia yang mengganggu endokrin, zat yang dapat mengganggu fungsi sistem endokrin atau hormon.

Zat semacam itu kadang-kadang ada dalam produk pembersih rumah tangga, dan bahkan pada benda yang kita gunakan setiap hari.

Baca Juga : Cek Dulu Sebelum Beli, Ini Spesifikasi Vivo V15 yang Dibekali Kamera Selfie 32 Mp

Banyak plastik, misalnya, mengandung ftalat, yang merupakan zat kimia pengganggu endokrin.

Para peneliti telah mengingatkan kita bahwa bahan kimia ini merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat, karena ini dikaitkan dengan masalah kesuburan, penyakit hati, kanker, dan obesitas pada anak-anak.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Christopher Kassotis, Ph.D., dari Sekolah Lingkungan Universitas Duke Nicholas, di Durham, NC, telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa debu rumah tangga dapat mendorong perkembangan sel-sel lemak.

Mengapa bisa demikian?

Karena debu ini bisa saja mengandung kimia yang mengganggu endokrin.

Kassotis mempresentasikan temuan ini kemarin di ENDO 2019, pertemuan tahunan Masyarakat Endokrin, yang diadakan di New Orleans, LA.

"Ini adalah beberapa penelitian pertama yang menyelidiki hubungan antara paparan campuran kimia yang ada di lingkungan dalam ruangan dan kesehatan metabolisme anak-anak yang tinggal di rumah-rumah itu," tegas Kassotis.

Baca Juga : 7 Fakta di Balik Kematian Saleem Iklim Penyanyi Suci Dalam Debu

 

Apakah bahan kimia tertentu berkontribusi terhadap obesitas?

Kassotis dan tim mengambil petunjuk dari penelitian yang ada yang menunjukkan hubungan antara paparan bahan kimia yang mengganggu endokrin dan regulasi lemak yang terganggu pada model hewan. Bukti ini ada hubungannya dengan penelitian lain, yang menunjukkan bahwa mekanisme tersebut dapat berkontribusi pada perkembangan obesitas pada manusia.

Untuk penelitian saat ini, Kassotis dan timnya mengumpulkan sampel debu rumah tangga dari 194 rumah di pusat North Carolina, dengan tujuan mempelajari pengaruh komponen kimia debu pada kesehatan metabolisme penduduk.

Untuk melakukan ini, para peneliti pertama-tama mengekstraksi bahan kimia dari sampel debu.

Kemudian, mereka menguji efek zat in vitro, secara khusus mencoba mencari tahu apakah campuran kimia akan mendorong perkembangan sel-sel lemak.

Baca Juga : Mengejutkan, Pulau Indah Misterius ini Muncul Seiring dengan Hilangnya Asap dan Debu Sebuah Letusan Gunung

 

Hasilnya, konsentrasi sangat rendah dari bahan kimia yang ada dalam sampel debu, memang, mendorong pertumbuhan sel-sel lemak prekursor (dari mana sel-sel lemak dewasa berkembang) dan, akibatnya, pertumbuhan sel lemak.

Penemuan ini sangat memprihatinkan karena, menurut perkiraan dari Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), anak-anak kemungkinan besar menelan antara 60 dan 100 miligram debu dan tanah per hari.

"Kami menemukan bahwa dua pertiga dari ekstrak debu mampu mempromosikan pengembangan sel lemak dan setengah dapat mendorong proliferasi sel lemak prekursor pada 100 mikrogram, atau sekitar 1.000 kali lebih rendah daripada yang dikonsumsi anak-anak setiap hari," kata Kassotis.

Secara total, para peneliti mengidentifikasi keberadaan lebih dari 100 bahan kimia yang berbeda dalam sampel debu rumah tangga, dan sekitar 70 zat ini menunjukkan peran dalam pertumbuhan sel-sel lemak.

Sekitar 40 bahan kimia berperan dalam pengembangan sel-sel lemak prekursor.

Selain itu, dikatakan bahwa beberapa bahan kimia yang mendorong pertumbuhan sel lemak hadir pada tingkat tinggi dalam sampel debu yang dikumpulkan dari rumah yang dihuni oleh anak-anak yang kelebihan berat badan alias obesitas.

Hingga saat ini, Kassotis dan tim sedang mencoba untuk melakukan penelitian awal lebih lanjtu dan menemukan informasi yang lebih spesifik tentang potensi hubungan antara bahan-bahan produk rumah tangga biasa dan perkembangan kondisi metabolisme.

Baca Juga : Waspadai Alergi Susu Sapi pada Anak Bisa Dipicu oleh Alergen Debu