Find Us On Social Media :

Dikenal Punya Energi Positif, Bisakah Olahraga Mengatasi Depresi?

By Intisari Online, Rabu, 20 Maret 2019 | 08:00 WIB

Selain itu, ada juga masalah dengan desain eksperimen. Demikian kata Chad Rethorst, peneliti di Southwestern Medical Center, Universitas Texas.

"Apa kondisi kontrol perbandingan? Pil plasebo mencegah orang mengetahui apakah mereka mendapatkan obat atau tidak, sehingga sulit untuk membuat mereka berolahraga," kata dia.

Kendati demikian, sejumlah ilmuwan telah menggabungkan hasil dari banyak studi kecil untuk melihat apakah efek keseluruhan.

Hasil dari penelitian tersebut, umumnya menemukan efek kecil hingga sedang dari olahraga, terhadap pengobatan depresi.

Lalu, bagaimana bukti itu diterjemahkan ke dunia nyata?

Tidak semua orang

“Penanganan untuk depresi bekerja untuk beberapa orang, tetapi tidak untuk semua orang," kata Blumenthal.

Hal yang sama pun berlaku untuk beragam pengobatan medis, terapi bicara, dan olahraga itu sendiri.

Pasien yang depresi -secara natural, tidak termotivasi, kata Rethorst. Kondisi itu mengakibatkan mereka menjadi Sulit untuk melakukan aktivitas baru yang menantang.

Praktisi kesehatan mental -selama ini, mungkin menyebutkan olahraga sebagai salah satu alternatif penyembuhan untuk pasien mereka.

Tetapi, toh tetap tidak dapat diukur berapa dari mereka yang benar-benar "meresepkan" olahraga sebagai pengobatan.

Antonia Baum, seorang psikiater swasta mengaku selalu menanyakan kebiasaan olahraga dari setiap pasiennya.

Selanjutnya, Baum mengaku berusaha menjaga kebiasaan olahraga dari si pasien, atau membantu mereka menemukan aktivitas yang bisa mereka nikmati.

“Kamu perlu menemukan pilihan yang paling berkelanjutan dalam urusan olahraga ini," kata dia.

Dalam sebuah survei yang dilakukan di tahun 2015, menunjukkan, mayoritas pasien depresi akan tertarik untuk mencoba program olahraga yang dirancang untuk memperbaiki meningkatkan suasana hati.

Rethorst lalu mempelajari studi itu untuk menyusun panduan bagi praktisi kesehatan mental tentang cara "meresepkan" olahraga.

Termasuk di dalamnya, jenis olahraga, frekuensi, intensitas, durasi, dan bagaimana membantu orang tetap mengikuti program tersebut.

Baca Juga : Kisah Iban, Pemuda Asal Buton yang Berkuliah di 3 Kampus Sekaligus di 3 Negara Berbeda, dan Dapat 3 Gelar Master